Waruga, Ancient Tomb of the Minahasa Tribe (Bilingual)
The Minahasa community in North Sulawesi province has a unique way of burying their loved ones. Usually, every person who has died is always buried in a lying position. But not in the middle of this one society. Instead they chose to seize the corpse while clasping her knees. Unique, isn’t it?
This time I want to share a story about what is called waruga, one of the traditions that occurred in Indonesian society in antiquity. Waruga is a building made of stone, where the corpse is seated. The position of the dead body inside the waruga all the same, ie the heel of the foot attached to the buttocks. While the face kissed the knee.
In addition, all these waruga are facing north. According to some stories, it is intended to show that the Minahasa tribe is from the north. The funeral process in this waruga has reportedly been the ancestors of the Minahasa tribe since the 9th century. But now there is no waruga. Burial in this waruga banned since the Dutch colonial era or around 1860 year.
Waruga in local language means home body or place of corpse residing. Because waru interpreted as home and ruga as the body. But not everyone in the Minahasa tribe is buried in waruga. Waruga is reserved only for those who have social status or respected persons.
Waruga forms are also diverse. There is a triangular top, there is also a round and there are octagonal. So also with the relief on the walls of each waruga. This sculptured image depicts the profession of each corpse buried. If there is a picture of an animal in the wall, for example, it shows that the inner body is a hunter in his life.
If Stemians friends want to see this Minahasa Tribe, please schedule your visit to Waruga Sawangan Archaeological Park, in North Sulawesi. The site is quite well maintained and has become one of the tourist destinations in the province. There are as many as 142 waruga that we can meet in the park complex.
*INDONESIA*
Waruga, Makam Kuno dari Suku Minahasa
Masyarakat Minahasa di Provinsi Sulawesi Utara, memiliki cara unik dalam menguburkan orang-orang yang mereka cintai. Biasanya, setiap orang yang telah meninggal selalu dimakamkan dalam posisi terbaring. Namun tidak di tengah masyarakat yang satu ini. Mereka justru memilih mendudukan mayat sembari mendekap lututnya. Unik, bukan?
Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang apa yang disebut waruga, salah satu tradisi yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia pada jaman dahulu. Waruga adalah sebuah bangunan yang terbuat dari batu, tempat mayat didudukkan. Posisi duduk mayat di dalam waruga semuanya sama, yaitu tumit kaki menempel ke bagian pantat. Sedangkan wajah mencium bagian lutut.
Selain itu, semua waruga ini menghadap ke utara. Menurut beberapa cerita, hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Suku Minahasa berasal dari utara. Proses pemakaman dalam waruga ini kabarnya sudah dilakukan nenek moyang Suku Minahasa sejak abad ke-9. Namun kini tidak ada lagi waruga. Pemakaman dalam waruga ini dilarang sejak jaman penjajahan Belanda atau sekitar tahun 1860.
Waruga dalam bahasa setempat bermakna rumah badan atau tempat jasad bersemayam. Karena waru dimaknai sebagai rumah dan ruga sebagai badan. Namun tidak semua orang dalam Suku Minahasa ini dimakamkan dalam waruga. Waruga hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki status sosial atau orang-orang yang terpandang.
Bentuk waruga juga beragam. Ada yang bagian atasnya berbentuk segitiga, ada juga yang bulat dan ada yang bersegi delapan. Begitu juga dengan relief pada dinding masing-masing waruga. Gambar pahatan ini disebutkan menggambarkan profesi masing-masing jasad yang dimakamkan. Bila pada dindingnya terdapat gambar binatang, misalnya, hal itu menunjukkan bahwa jasad di dalamnya adalah seorang pemburu ketika hidupnya.
Bila sahabat Stemians ingin menyaksikan peninggalan Suku Minahasa ini, silakan jadwalkan kunjungan Anda ke Taman Purbakala Waruga Sawangan, di Sulawesi Utara. Situs ini cukup terawat dan telah menjadi salah satu destinasi wisata di provinsi ini. Ada sebanyak 142 waruga yang bisa kita temui dalam kompleks taman tersebut.
Adat yang berbeda-beda, kita juga memiliki adat sendiri yang patut untuk dipertahankan.
Ini sesuatu informasi baru bagi saya bang @aiqabrago mengenai tentang kebudayaan dan adat istiadat
Bahkan saya belum membacanya di waktu sebelumnya, ini unik dan penuh teka-teki sejarah masa lalu. Pasti ada alsan dan asal usul sejarahnya.
Sangat unik dan saya baru saja mengetahuinya, yang bahwa pemakaman waruga dari suku minahasa kuno sangat nyentrik, terima kasih bang @aiqabrago dengan postingan ini wawasan saya menjadi sangat luas.
Adat istiadat dan ragam budaya cuma ada di indonesia, kana lom info ttg sulawesi. bereh aduen...
Kiriman yang hebat, negri ini memang memiliki begitu banyak budaya yang unik dan beragam. Salam hangat dari ketinggian 1300 meter.
Uraian yang mengandung ilmu pengetahuan. Ini sangat bagus .
Interesting and very complete post about the community of Minahasa. As in all societies, status also determines the place and the way to rest in peace. It would be interesting to go for a walk to the Waruga Sawangan Archaeological Park. Thank you!
Very nice post. this place is always beat for travel. thank you for sharing this awesome place with us.
Peninggalan sejarah yang sangat menakjubkan, batu batu nisan yang tersusun rapi menjadi keadaan tersebut sangat menarik, semoga tetap terjaga sejarah tersebut bg @aiqabrago.
budaya yg unik. bukti ke bhinnekaan negara kita. banyak suku dan budaya yg beragam