Kotak
Salam teman-teman Steemian,
Ketika menulis ini, saya sedang berada di dalam kotak beratap dan berpintu, di atas kotak empuk berseprei, memangku kotak bertombol banyak yang setengah bagiannya merupakan layar, sambil sesekali berkutat dengan kotak elektronik tak bertombol.
Meski katanya hidup itu seperti roda, namun kenyataannya, dunia ini lebih banyak dipenuhi oleh kotak. Mulai dari tempat kita tinggal, perkakas di dalamnya, kendaraan roda empat yang kita naiki, sampai bungkus makanan dan minuman yang kita konsumsi pun berbentuk kotak.
Dan terkadang, semua yang kita pedulikan adalah bagaimana mendapatkan kotak-kotak yang lebih baik, lebih bagus, lebih besar, bahkan lebih mahal. Bagaimana mendapatkan rumah yang lebih besar dan lebih megah. Bagaimana mengganti kendaraan “kuno” kita dengan kendaraan yang lebih baru, lebih bagus, dan lebih mahal. Bagaimana membelikan gadget canggih untuk anak-anak kita. Bagaimana untuk bisa makan di kotak-kotak yang lebih mahal.
Meski begitu, kita masih saja mengeluh tentang pohon-pohon yang ditebangi, padahal lahan di mana akar pohon-pohon itu tertanam, digunakan untuk membangun kotak “nyaman” yang akan kita tinggali. Kita masih saja mengeluh tentang polusi udara dan global warming, padahal kotak-kotak roda empat yang kita miliki beserta kendaraan bermotor lainnya merupakan salah satu penyumbang terbesar polusi udara tersebut. Kita masih saja mengeluh tentang anak-anak kita yang kecanduan kotak elektronik bernama gadget, yang menjadikan mereka menjadi generasi “nunduk”, padahal kita sendirilah yang memberikannya dan membiarkan mereka larut di dalamnya. Beberapa dari kita juga masih saja mengeluh tentang obesitas karena makanan dari kotak-kotak mahal berlabel junkfood.
Padahal jika kita mau melihat lebih dekat, ada kotak penting yang perlu kita pedulikan dan khawatirkan. Yaitu kotak yang akan membawa jasad kita ke dalam kotak lainnya atau kendaraan beroda manusia yang akan “mengantar” kita menghadap-Nya, kotak bernama peti yang akan membawa kita meninggalkan semua kotak yang selalu kita pedulikan di dunia ini.
JGEEEERRR!
Sekian dan terima kasih sudah membaca
Terima kasih juga kepada kurator Indonesia @aiqabrago, @levycore, dan @mariska.lubis serta teman-teman Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.
Salam
Note: Tulisan ini terinspirasi dari slide presentasi ethos3
Upvote yah..
Terima kasih @puncakbukit
Self reminder, thanks @aidasania tulisan yang mampu menyadarkan manusia jika ada hal hal yang lebih penting dari persoalan duniawi.
Self reminder untuk diriku juga mbak hehe
Mantep mbk @aidasania tulisannya
Terima kasih @doyanphotography :)