MENJEJAKKAN KAKI DI KILOMETER NOL INDONESIA
Adalah surprise dapat menjejakkan kaki di wilayah paling barat Indonesia, yang terletak di ujung barat Pulau Weh, Sabang, Aceh Darussalam. Kejutan yang menyenangkan itu saya rasakan ketika dapat menjejakkan kaki dan berfoto di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Jumat pekan lalu.
Kami, para juri Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2018, bersama Panitia (pusat dan daerah), menyempatkan untuk mengunjungi wilayah paling barat Indonesia itu setelah selesai rapat koordinasi dan melakukan peninjauan bakal tempat pelaksanaan tangkai-tangkai lomba FLS2N. FLS2N diselenggarakan oleh Ditjen Dikdasmen Kemdikbud RI tiap tahun. Tahun ini FLS2N akan dilaksanakan di dua tempat, yakni Bangka Belitung untuk PKLK, SD, dan SMP, serta di Aceh untuk SMK dan SMA, pada 26 Agustus hingga 1 September 2018.
Pagi itu kami menyeberang ke Sabang dari Pelabuhan Uleelheu, Aceh Besar, pukul 08.00 wib, dengan kapal cepat Express, dengan harga tiket Rp 80.000 untuk sekali jalan -- tentu saja saya gratis, karena dibayari oleh Panitia FLS2N Aceh. Dalam waktu sekitar satu setengah jam kami sudah sampai di Pelabuhan Balohan, Sabang. Kebetulan, cuaca sangat bagus, dan laut cukup tenang dengan ombak kecil, seperti hamparan karpet biru, sehingga perjalanan ke Sabang terasa nyaman.
Sampai di Pelabuhan Balohan, Sabang, kami masih harus naik mobil melintasi gunung cukup terjal dengan jalan naik-turun berliku-liku selama sekitar satu jam untuk sampai di Tugu Kilometer 0. Kota Sabang ini terletak di Pulau Weh, pulau paling barat wilayah Indonesia. Topografi Pulau Weh memang didominasi oleh pebukitan, karena pulau ini merupakan pulau vulkanik kecil yang terletak di barat laut Pulau Sumatra.
Menurut sejarahnya, Pulau Weh pernah terhubung dengan Pulau Sumatra, namun kemudian terpisah oleh laut setelah meletusnya gunung berapi terakhir pada zaman Pleistosen. Pulau ini terletak di Laut Andaman. Kota terbesar di Pulau Weh, Sabang, adalah kota paling barat wilayah Indonesia.
Pulau Weh adalah bagian dari Provinsi Aceh, provinsi paling barat Indonesia. Pulau seluas 156,3 km² ini dihuni sekitar 24.700 jiwa. Mayoritas populasi tersebut adalah suku Aceh. Sisanya berasal dari Minangkabau, Jawa, Batak, dan Tionghoa. Mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun, ada juga beberapa warga yang beragama Kristen dan Budha, yakni warga pendatang dari luar Aceh.
Sangat indah
Banyak panorama indah di Pulau Weh, sehingga pulau ini menjadi salah satu destinasi wisata yang penting di Indonesia. Ketika kami mengunjungi Sabang, pada hari Jumat, banyak rombongan wisatawan yang juga berkunjung ke pulau ini. Bukan hanya wisatawan domestik, tapi juga wisatawan mancanegara. “Pada hari Sabtu dan Ahad, biasanya, pengunjung lebih banyak lagi,” kata seorang pemilik warung es kelapa muda.
Di kawasan Tugu Kilometer Nol Indonesia, pengunjung tidak hanya dapat berfoto dengan latar tugu raksasa, tapi juga dapat naik ke atas tugu untuk menikmati pemandangan indah di sekelilingnya, termasuk hamparan laut yang kebiruan. Di kanan-kiri jalan masuk ke tugu juga berderet penjual makanan dan minuman serta berbagai souvenir khas Sabang. Salah satu makanan ringan yang sayang dilewatkan adalah rujak khas Sabang yang legit dan segar.
Selain Tugu Kilometer Nol Indonesia, setidaknya masih ada belasan lagi objek wisata di Pulau Weh yang pantas dikunjungi, yang sebagian besar berupa pantai, antara lain Pantai Iboih, Pantai Kasih, Pantai Tapak Gajah, Pantai Sumur Tiga, Pantai Anoi Itam, Pantai Ujung Kareung, Pantai Paradiso, Pantai Pasir Putih, Pulau Rubiah, Pulau Klah, dan Bukit Sabang-Merauke.
Pantai-pantai itu umumnya masih sangat bersih dengan air laut yang sangat bening, sehingga tampak jelas dasar laut yang didominasi terumbu karang. Di antara pantai-pantai itu, Pantai Iboih dapat dianggap paling menarik, karena memiliki fasilitas wisata dan olah raga air yang paling lengkap. Ada sangat banyak tempat persewaan alat selam, snorkeling, pelampung, dan perahu. Juga sangat banyak penjual aneka makanan dan minuman serta souvenir.
Mengingat eksotisme dan keindahan Pulau Weh itu, ketika kita berkunjung ke Aceh, sangat sayang untuk melewatkan Sabang. Jika waktu kita sempit, cukup sisihkan waktu sehari untuk menikmati kota paling barat Indonesia itu. Jika hendak menikmati semua objek wisata yang ada, tentu harus menginap di Sabang. Ada beberapa hotel yang siap dijadikan tempat bermalam di sana. @ ahmadun yh
Pak @ahmadunyh kenapa tidak hadir pas acara tadi malam? Padahal ditungggu loh pak.
Ya Pilo, maaf gak jadi datang.... Dead line kurasi puisi 2 acara: festival sastra Banyuwangi dan festival sastra Asia Tenggara di Padang Panjang.... Sejak Jumat kedua panitia 2 acara itu "menyandera" saya sehingga saya tak berkutik dan tak dapat pergi ke mana-mana.... Semoga di lain waktu bisa datang..... Tks
Dan tertulislah tentang aceh, dimulai dari pulau Weh mas @ahmadunyh
Terima kasih, Mas Zulfikar. I love Aceh....
Hahaha Insya Allah ada umur panjang dan ada langkah kita berjumpa di Padangpanjang (Mei) dan Banda Aceh (Agustus) hehee
Aamiin YRA
Serasa aku ikut di perjalanan Pak AHY, menikmati keindahan pulau "Titik Nol". Suatu saat aku harus benar-benar mengunjunginya.
Ya, kayaknya aku lihat Emong Soewandi deh. Di kapal yang sama ke Sabang.... he he he
Perjalanan yang menyenangkan....
Ya Iman. Carinya yang senang-senang ajjah.... Yang sedih-sedih dibuah ke Ciliwung.....
Mau kesana, oh ya, abang selama di aceh ketemu sama kurator atau ambassador steemit engga? Asyiknya kalau bisa ketemu.
Ayo ke sana.... Duh gak bisa ketemu kurator steemit. Acara saya padat sekali.....
Mashaallah indah banget lautnya. Seperti laut maladewa yg cantik itu. Kilometer 0 emang terkenal banget. Jadi pengin melancong ke sana.
Ayo ke sana, Mbak Vivie. Tugu Kilometer 0 menunggumu....
Wah, mas @ahmadunyh sudah lama tidak terlihat. Tampaknya lagi sibuk sekali ya mas
Ya Mustafa. Alhamdulillah.... Usai penjurian buku Islamic Book Awards (IBA) 2018, menyusul kurasi puisi Banyuwangi dan Padang Panjang.... dan ini juga menyusul lagi kurasi untuk buku kumpulan esai Anti Skandal Sastra.... Diselingi rapat-rapat di Puskurbuk, Kemdikbud, dan pergi ke daerah.... Semuanya untuk ikut mendorong peningkatan literasi bangsa.... Doakan agar sehat dan kuat. Tks....
Sabang nol kilometer, daerah yang aman saat tsunami melanda Aceh dan tempat rumah sakit terapung milik AS tiba
Indahnya pantai-pantai di sana ya bg. Lebih baik berwisata di negeri sendiri, lebih indah dari pada wisata di luar negeri
Indahnya pantai-pantai di sana ya bg. Lebih baik berwisata di negeri sendiri, lebih indah dari pada wisata di luar negeri