Untukmu dan Steemit [bilingual]

Time is never alpha, while I love to remember the wounds, caring for the carcass, framing the memories that have destroyed the woman I'm proud of all along.

Waktu tak pernah alfa, sedangkan aku senang mengenang luka, merawat bangkai, membingkai kenangan yang telah dihancurkan perempuan yang ku banggakan selama ini.

"Be aware, which pain you should fight for.
All this time all you care about is the crusher then. "

“Sadarlah, kesakitan mana yang patut kau perjuangkan.
Selama ini yang kau rawat hanyalah mesin penghancur kemudian hari”.

I feel so far down, remembering the happiness we once formed. Knitting just for you to stop, creating memories just to disturb my way of thinking.

Aku merasa telah jauh terpuruk, mengingat bahagia yang pernah kita bentuk. Merajut asa hanya untuk kau tiadakan, menciptakan kenangan hanya untuk menganggu cara pikirku.

I've won your feelings, but lost in your life.
I once made you comfortable, but the comfort zone destroyed me.
I've been missed, but missed killing me.
I once meant it, then the sincerity of the blue at sea.
Everything will ever just turn me off without knowing the time.

Aku pernah memenangkan perasaanmu, namun kalah dalam kehidupanmu.
Aku pernah membuatmu nyaman, namun zona nyaman menghancurkanku.
Aku pernah dirindukan, tapi rindu mematikanku.
Aku pernah bersungguh-sungguh, lalu kesungguhan sirna dilaut biru.
Segala pernah hanya akan mematikanku tanpa mengenal waktu.

You make me forget his way of life, because the air I breathe is no longer infiltrated into your heart.
You make me forget how to walk, because my steps are no longer in tandem. Even I forget how to think, until I write you in writing.

Kau membuatku lupa caranya hidup, sebab udara yang ku hirup tak lagi menyusup kedalam hatimu.
Kau membuat ku lupa caranya berjalan, karna langkahku sudah tak lagi beriringan. Bahkan aku lupa caranya berpikir, hingga aku menulismu dalam tulisan.

Before, I did not like writing, let alone about you; All I can feel real. However, ever since I fell in love with you and all my soul I gave to you. Then, my life you messed up. Forcing my brain to give birth to the pissed word I poured into the Steemit platform.

Sebelumnya, aku tidak suka menulis, apalagi tentangmu; Semua bisa kurasakan secara nyata. Namun, sejak aku jatuh cinta padamu dan seluruh jiwaku kuberikan untukmu. Lalu, hidupku kau buat kacau. Memaksa otakku melahirkan kata galau yang kucurahkan dalam platform Steemit.

Fortunately I was not wrong to put a place to share, complain, spill everything I want to spill.
The only platform that is always faithful more than women I've ever loved, again. Thank you for you, Steemit.

Untung saja aku tidak salah manaruh tempat untuk berbagi, berkeluh kesah, menumpahkan segalanya yang ingin kutumpahkan.
Satu-satunya platform yang selalu setia lebih dari wanita yang pernah kucinta, sekali lagi. Terima kasih untukmu, Steemit.

At first I was hesitant about this platform. Until a friend tapped me on the shoulder and said: Bro, you just write your story here let alone you write lyrics, it's easy for you to write him" , thanks to you I found a friend of his successor.

Awalnya aku ragu menggauli platform ini. Sampai seorang teman menepuk pundak ku sambil berkata: “Bro, kau tuliskan saja ceritamu disini apalagi kau pernah menulis lirik, mudah sekali untuk kau tulis si dia bukan” yah, ini dia orang pertama yang mengenalkan aku dengan Steemit @arifmunandar72, Terima kasih untukmu bro, berkatmu aku menemukan teman penggantinya.

Then, day by day I lived it by myself before finally met with bang @albertjester, bimbingan also began to be given by pak albert. His full support for me can survive on the Steemit platform. Thanks also for you sir.

Lalu, hari demi hari aku menjalaninya seorang diri sebelum akhirnya dipertemukan dengan bang @albertjester, bimbingan pun mulai di berikan oleh pak albert. Dukungan sepenuhnya untuk aku bisa bertahan di platform Steemit. Terima kasih juga untuk mu Pak.

And now I'm starting to get into this world. Working on a wounded basis, killing him no longer with ink, but a handwriting that never numb to write, and a "Steemit" backstop of course.

Dan sekarang aku mulai merambah ke dunia ini. Berkarya atas dasar luka, membunuhnya bukan lagi dengan tinta, tapi tulisan tangan yang tak pernah kebas untuk menulis, dan tempat sandaran “Steemit” tentunya.

Dear? From now on I will forget you slowly, and love you Steem slowly, until finally my soul will be completely for you and I will make you the deepest.

Sayang? Mulai sekarang aku akan melupakanmu pelan-pelan, dan mencintaimu Steem dengan pelan-pelan, sampai akhirnya nanti jiwaku sepenuhnya untukmu dan kau akan ku jadikan yang terdalam.

Thank you love, Thank you Steemit.

Terima kasih cinta, Terima kasih Steemit.