Ketika Kebohongan Menjadi Kebenaran, Salah Siapa...???
Mana kala kita hidup di sebuah Negeri yang penuh kebohongan di penuhi oleh para hamba penjilat dan pendusta dimana perkumpulan mereka sedang melakoni sebuah sandiwara yang sejauh harinya sudah di persiapkan dengan berbagai adengan cuplikan cerita manipulasi yang penuh kebohongan hingga berubah posisi menjadikan mereka sebagai para pahlawan kebenaran.
Mereka terus bergerilya di berbagai sudut lapangan untuk mendapatkan mandat kepercayaan, setidaknya cerita mereka harus segera di tetapkan sebagai nominasi terkuat agar mereka bisa tampil juara.
Dengan menggunakan metode lama dan secara terpisah mereka sengaja menampilkan cassing kedzaliman yang berlagak keributan agar tidak mudah terbaca oleh siapapun, terkadang mereka bercengkrama sambil tertawa padahal mereka sedang menikmati secangkir kopi di salah satu sudut kota tua.
Mereka saling berembuk sekaligus berdiskusi sambil mengarang sebuah nyanyian ujaran kebencian tanpa sebab dan alasan, sehingga mereka menjadikan bahasa fitnah sebagai benteng kerajaan.
Ketika kaum tersebut bangkit, maka secara berlahan mereka mulai berani memakai topeng kebenaran, sementara wujud mereka hanyalah berupa imitasi murahan, tanpa sedikitpun tersirat rasa malu, mereka terus bekerja demi menyusun sebuah strategi baru hingga menjadikan mereka berhasil dan mampu menguasai medan kerajaan.