Mari Atur Bolanya!
Sepak Bola, Raja Olahraga Indonesia
Siapa yang tidak suka sepak bola di Indonesia? mungkin ketika kita tanya orang-orang di jalan secara acak, maka kebanyakandari mereka akan menjawab suka dengan sepak bola, atau paling tidakmengikuti dan pernah nonton pertandingan sepak bola, meskipun bukan sebagai pemain bola.
Bahkan ketika ada pertandingan internasional bagi tim Nasional Indonesia, maka bisa dipastikan antriannya bakal panjang untuk masuk stadion, bahkan stadion akan selalu dipenuhi supporter fanatik.
bahkan ga jarang loh, terjadi keributan karena membludaknya supporter yang ingin nonton tapi ga kebagian tiket. Alhasil ribut-tibut dan rusuh kadang ga bisa dihindarkan.
(semoga saja rusuh bukan bagian dari budaya kita)
Ternyata, Ia hanyalah Raja yang Penuh Borok
Dengan demikian banyaknya supporter dan jumlah penduduk indonesia, maka harusnya kita sudah punya prestasi yang bagus di kancah internasional, tapi nyatanya prestasinya cuman mentok segitu-segitu saja, bahkan rasanya seperti adanya penurunan.
Dan hebohnya lagi adalah ketika, para pelaku olahraga ini mulai bernyanyi tentang adanya pengaturan skor dan juga banyak borok lainnya di tubuh PSSI (badan tertinggi yang mengatur sepakbola indonesia). Para pelaku mulai bernyani bagaimana pengaturan skor sudah dilakukanbahkan jauh sebelum kompetisi bergulir.
setelah banyak penyangkalan dari PSSI, tentang adanya borok ini, tapi sedikti demi sedikit muali terlihat jalan terang.
Kemarin Joko Driono, salah satu dedengkot yang sudah lama mempunyai kedudukan di PSSI diperiksa polisi. Dan bahkan ditetapkan sebagai tersangka. Meskipun info terakhir ia dijadikan tersangka perusakan bukti pengaturan skor. Jadi makin terang saja, kalau bersih kenapa harus merusak? Kalau bersih kenapa harus risih?
Stop Kekerasan dalam sepak bola
Dengan makin kentaranya kasus ini, maka kita semua supporter sepak bola Indonesia haruis kemabli sadar unutk mulai melupakan budaya fanatisme dan budaya kekerasan antar kelompok suporter kub bola indonesia. Cukup Haringga Sirila saja yang menjadi korban terakhir dari fanatisme dengan klub bola.
Buat apa kita mengorbankan nyawa, hanya untuk sebuah pertandingan yang etrnyata sudah diatur skornya? bahkan harusnya beli tiketpun kita sudah merasa rugi.
Mungkin lebih baik dijadikan sedekah saja, dari pada masuk ke kantong mereka, para tikus yang menguasai raja olahraga kita.