TEUMA - Aceh Documentary Competition (ADC) 2018
TEUMA sebuah kata dalam bahasa Aceh yang sering lahir dari ucapan sehari-hari masyarakat Aceh; Pat Teuma Nyan?, Kiban Teuma?. Teuma bila diartikan dalam Bahasa Indonesia, secara arti kata adalah Kembali, yang bagi kami tersirat makna keinginan untuk dibuktikan dan juga sikap penerimaan yang berdamai dengan hal yang belum mampu dibuktikan.
Bila ditafsir secara psikologis. Bagi kami TEUMA merupakan sebuah proses dalam diri manusia yang ingin berdamai dari persoalan yang sedang dihadapi dari ketidak mampuan mereka dalam menemukan jalan keluar dan penerimaan itu juga sebuah sikap untuk membangun kembali apa yang sudah diterima masyarakat dalam membangun realitas hidup yang dicita-citakan/ diinginkan.
Melalui tema TEUMA, ADC tahun ini mencoba untuk kembali mempertanyakan kondisi pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, lingkungan yang terjadi hari ini di Aceh. Seiring pula dengan program pemerintah kali ini yang dalam kampanyenya menggagas beberapa program unggulan seperti Aceh Carong, Aceh Seujahtera, Aceh Meugoe, Aceh Green, Aceh Meuadab, dan 10 program lain yang jejaknya dengan mudah bisa kita akses di internet. Melalui medium film dokumenter, kami mengajak para pemuda/I Aceh, calon-calon sineas muda untuk berkarya mengkritisi serta berkonstribusi positif untuk Aceh. Sejauh mana pencapaian terealisasi atau tidaknya program-program tersebut hari ini.
Namun demikian, bukan berarti tema; TEUMA yang diangkat ADC tahun ini, tidak fokus menyorot Aceh melalui program-program pemerintah. Namun banyak hal lainnya yang bisa menjadi ide cerita film dokumenter, sehingga bisa menjadi salah satu alat advokasi guna menstimulun perubahan yang lebih baik bagi Aceh.
Maka dari itu, Aceh Documentary sebagai lembaga edukasi film dokumenter pertama di Aceh, yang dimulai sejak tahun 2013 dan bernaung di bawah Yayasan Aceh Dokumenter. Alhamdulillah masih tetap terus berkomitmen untuk mengadakan program Aceh Documentary Competition (ADC) yang kali ini memasuki tahun ke-6. Sebagai program edukasi dan kompetisi film dokumenter untuk kalangan muda-mudi Aceh, ADC tahun ini melalui tema; TEUMA. Para calon peserta bisa juga dengan leluasa menafsirkan makna TEUMA menurut pemikiran dan potensi ide ceirta yang akan dikirimkan nantinya. Akan tetapi ide ceirtanya, tetap menentukan batasan-batasan ruang dengan menitik beratkan pada kekuatan sebuah ide yang mengandung fakta juga memuat subjektivitas si pembuatnya. Artinya apapun cerita dan realita yang berhasil direkam nantinya, memang berdasarkan fakta yang ada, dan dalam penyajiannya terdapat pemikiran, ide dan sudut pandang pemikiran si pembuat film tersebut.
Film sebagai karya seni, merupakan hasil dari proses kreatif berbagai unsur diantaranya seni musik, seni rupa, seni suara, teater serta teknologi dengan kekuatan gambar sebagai bentuk visualisasinya. Perkembangan film bukan hanya sebatas ruang pengaplikasian bakat dan kreativitas, tetapi film juga mampu menceritakan kisah-kisah yang lebih kompleks tentang kondisi psikologis manusia. Dokumenter sebagai salah satu jenis film, memberikan sudut pandang tersendiri yang unik terhadap sebuah fakta peristiwa atas sebuah realita (fakta) dandisampaikan dengan cara kreatif. Bahkan film dokumenter yang baik harus mampu meyakinkan penontonnya agar setuju atau setidaknya berpikir terhadap sebuah fakta yang ditampilkan.
Maka untuk mendapatkan ide film dokumenter, dibutuhkan kepekaan terhadap lingkungan, disertai rasa ingin tahu yang besar dengan membaca, berkomunikasi antar manusia dalam pergaulan yang merupakan sumber inspirasi yang tak akan habis. Ide cerita untuk film dokumenter di dapat dari apa yang dilihat dan didengar, bukan berdasarkan suatu hayalan yang sifatnya imajinatif. Karena itu kepekaan si pembuat film dokumenter untuk merespon keresahan dari sebuah realita baik itu fenomena atau peristiwa di sekitarnya, akan menentukan nilai dari sebuah karya filmnya.
Melalui ADC tahun ini yang mengangkat tema “TEUMA”, Aceh Documentary kembali mengajak semua anak muda-mudi Aceh untuk terus merespon dari semua realitas fenomena di Aceh hari ini lewat medium film dokumenter. Harapannya film-film yang lahir dari sineas aceh tahun ini, tidakhanya kemudian menjadi karya yang cukup diapresiasi oleh masyarakat Aceh, akan tetapi juga bisa terus menginspirasi, menggugah emosi serta mengubah perspektif.
informasi lebih lanjut silahkan kunjungi website: www.acehdocumentary.com
Salam Sinema!!!