[#Bisikan Insomnia] Sudut Pandang Vs Kenyataan
source
Satu cerita pada sebuah masa disalah satu halte sebuah kota. Seorang perempuan muda sedang asik bermain dengan gadgetnya. Dari wajahnya terpancar senyuman seperti orang yang sedang senang karena suatu hal. Saking asiknya dia bahkan lupa dan tidak menghiraukan keadaan sekitarnya. Mungkin dia sedang sangat asik chating, atau browsing cerita koplak dan hal-hal lain yang bisa dilakukan dengan smartphone.
Diseberang jalan terdapat sebuah halte juga karena memang jalan tersebut terdiri dari dua jalur. Pada halte tersebut ada seorang lelaki yang sedang awas menunggu tumpangan bus. Perawakannya seperti bapak-bapak yang sedang khawatir tentang anaknya. Sesaat dia menoleh kearah kanan untuk memastikan bus sudah dekat untuk ditumpanginya.
Ketika wanita muda sedang asik membuat sebuah video sendiri (self vlog). Tiba-tiba tepat didepannya seorang nenek yang sedang berjalan jatuh dari trotoar ke badan jalan. Pada saat yang bersamaan dari arah berlawanan, seorang lelaki muda melihat kejadian tersebut dan segera membantu. Kemudian diikuti oleh bapak-bapak yang ada di halte seberang jalan.
Seketika wanita muda tersebut terusik dari keasikannya dan mendapati seorang nenek yang telah dibantu oleh dua orang lelaki. Dia menyesali dirinya yang tidak sempat membantu nenek itu padahal peristiwa itu hanya 3 meter dari tempat duduknya. Dia merasa malu kepada nenek serta salah tingkah terhadap gelagat kedua lelaki itu. Akhirnya cerita ini sudahi saat nenek mengucapkan terima kasih kepada dua laki-laki itu, dan mereka berlalu dengan tatapan geram ke arah perempuan muda tersebut.
source
Penilaian Ketiga Tokoh itu Terhadap Wanita Muda;
1. Sudut Pandang 1 (Versi Nenek)
Sangat disayangi mental wanita muda sekarang. Tiada lagi menghormati orang tua. Memilih diam ketimbang membantu dirinya saat butuh pertolongan. Nenek juga membayangkan apa yang sering dilakukan wanita itu terhadap kedua orangtuanya. Pikiran negatifnya dikait-kaitkan dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Sampai membuatnya berburuk sangka terhadap perilaku perempuan muda itu kepada orang tuanya.
2. Sudut Pandang 2 (Versi Bapak-Bapak)
Dia memiliki penilaian yang lebih sadis terhadap perempuan muda itu. Dia merasa betapa bobroknya sikap generasi muda sekarang. Saat orang lain membutuhkan bantuan segera, tetapi dia malah merekamnya. Sudah separah itukah generasi bangsa? Berbagai asumsi buruk lain terbesit dalam hatinya. Dia sangat yakin bahwa wanita muda itu telah merekam sebuah kejadian itu. Kemudian berlalu dengan wajah sinis sambil geleng-geleng kepala.
3. Sudut Pandang 3 (Versi Anak Muda)
Sedikit berbeda dengan sudut pandang versi 1 dan 2. Penilaian lebih ringan dari kedua versi di atas. Dia menilai wanita itu kurang simpatik atau mungkin terlalu asik sendiri hingga terabaikan kejadian didepannya. Bahwa ada seorang nenek yang membutuhkan bantuannya. Walaupun penilaiannya yang sedikit keliru, dia juga mengintrospeksi diri bahwa inilah akibat jika terlalu asik bermain dengan gadget sehingga perhatian kita akan berkurang terhadap lingkungan sekitar kita.
source
Kenyataan (Versi Wanita Muda)
Dia menyesali segala kelalaiannya. Rasa malu dan bersalah telah memenuhi perasaannya. Ingin mengucapkan maaf tetapi tertahan di bibirnya. Dia menyadari betul apa yang telah ia lewatkan. Seharusnya dialah orang yang pertama menolong nenek tersebut. Penyesalannya menjadi lengkap tanpa bisa menjelaskan kepada ketiga tokoh itu bahwa dia benar-benar tidak tahu tentang kejadian yang baru saja terjadi didepannya. Mereka tidak menanyakan sepatah katapun kepada perempuan itu. Hanya memberi pandangan tidak senang karena asumsi yang ia ciptakan sendiri tanpa mengetahui kenyataan sebenarnya yang dialami wanita muda tersebut.
Begitulah hidup, kadang kala kebenaran 100% menurut pengetahuan kita dalam menyikapi masalah ternyata belum sejalan dengan realita. Meskipun kita berada dalam peristiwa yang sama. Apalagi kita hanya melihat sisi kurangnya saja. Atau memastikan siapa yang paling benar tanpa mendalaminya dari semua sisi. Dugaan berdasarkan apa yang dilihat serta dorongan perasaan yang kuat belum tentu membuahkan hasil yang akurat. Perlu memastikan semua sisi dan tokoh yang terlibat saat kita menerjemahkan sesuatu menjadi sebuah kesimpulan. Bagaimanapun, tidak lantas menjadikan itu sebagai kesimpulan number wahid. Itu adalah kesimpulan menurut sudut pandang dan pengetahuan kita. Terima kasih telah membacanya. Silahkan isi sudut pandang anda pada kolom komentar untuk melengkapi tulisan ini. Terima kasih unyu-unyu!
Baca Juga Bisikan Insomnia Lainnya;
Random Writing
Menulis Itu Jualan, Tawarkan Produkmu Sendiri
Stop Membohongi! Mengendalikan Amarah itu Keliru
Masih Mimpi Mengejar Berlian Nenekmu?
Give Your Support! Vote For Steem
Pengalamanku! Sadis, Belajar Supaya Bodoh!
Wanna join on discord channel? Learning for better writing!
SevenFingers | https://discord.gg/2BPrkf6 |
ArTeem | https://discord.gg/a4ZN9EP |
Steempress | https://discord.gg/yyGTDAW |
eSteem | https://discord.gg/pHztdgW |
Oracle-D | https://discord.gg/NsCcxS4 |
SteemCommunity | https://discord.gg/7YsYS3c |
Thanks to my friends who has helped me in writing. Thanks to all the creative communities for your support. Thanks to all of you for stopping by
Thank You
Posted from my blog with SteemPress : https://pupu93.000webhostapp.com/2018/10/bisikan-insomnia-sudut-pandang-vs-kenyataan
You got voted by @curationkiwi thanks to pupu93! This bot is managed by Kiwibot and run by Rishi556, you can check both of them out there. To receive maximum rewards, you must be a member of KiwiBot. To receive free upvotes for yourself (even if you are not a member) you can join the KiwiBot Discord linked here and use the command !upvote (post name) in #curationkiwi.