Hamparan Pasir Putih yang Menghiasi Makam Pahlawan Mandor (By : Agus Setiadi)
Dibalik lokasi wisata makam pahlawan mandor ternyata di belakangnya terdapat kawasan cagar alam yang didalamnya terdapat berbagai flora dan fauna endemik yang ada di Kalimantan barat . Masyarakat setempat menyebutnya sebagai cagar alam mandor. Cagar alam mandor terletak di Kabupaten landak , cagar alam ini dikelola oleh BKSDA(Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kalimantan Barat. Adapun luasnya mencapai 3.080 hektare, cagar alam ini ditunjuk berdasarkan surat keputusan Het Zelfbestuur Van Het Landschap Pontianak, Nomor 8 tanggal 16 Maret 1936, yang disahkan oleh De Residen der Westafdeeling Van Borneo, tanggal 30 Maret 1936. Berdasarkan Ordonansi Perlindungan 1941 (Natuurbeschermings ordonantie 1941), Cagar Alam Mandor ini ditunjuk untuk melindungi jenis tumbuhan asli Kalimantan Barat. Selanjutnya kawasan ini ditunjuk sebagai Cagar Alam berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts/Um/10/1982 tanggal 12 Oktober 1982. Cagar Alam Mandor secara geografis terletak antara 00°15’ – 00°20’ LU dan 109°18’ – 109°23’ BT dan secara administrasi masuk Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Potensi flora yang ada adalah vegetasi yang disusun oleh hutan rawa gambut, hutan kerangas, dan hutan hujan dataran rendah tersebut, yang dominasi oleh beberapa jenis pohon seperti : Meranti, Rengas, Jelutung dan Tengkawang. Selain jenis yang mendominasi tersebut dalam kawasan ini juga banyak terdapat jenis komersil lainnya seperti Merbung/Mabang, Agatis, Kebaca, Keladan, Ramin dan beberapa jenis tumbuhan lain. Selain jenis pohon pada kawasan ini juga terdapat 15 jenis anggrek dan 8 jenis Nephentes yang antara lain yaitu : Angrek Hitam Angrek Kuping Gajah dan sebagainya. Untuk jenis fauna, berdasarkan hasil orientasi singkat diketahui bahwa kawasan ini juga banyak terdapat jenis-jenis yang dilindungi, seperti untuk jenis mammalianya adalah Beruang Madu, Kelempiau, Kancil, Rusa Sambar, Binturong, dan beberapa jenis musang serta Landak , untuk jenis burung seperti Burung Enggang, Burung Ruai, Elang Bondol dan lain sebagainya. Sungguh Ironis!! Ketika kekayaan alam yang telah dimiliki tersebut dirusak oleh adanya penebangan liar(illegal logging), pembakaran hutan dengan sengaja dan juga PETI atau biasanya kita sebut dengan penambangan illegal oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Cagar alam mandor sudah tidak virgin lagi sejak tahun 1998, disaat itu mulai marak terjadinya penambangan dan penebangan liar. Untuk membuka lahan, para penambang biasanya membakar hutan terlebih dahulu. Saat ini hampir separuh dari luas cagar alam telah rusak. Hal ini menyebabkan dampak yang sangat besar bagi ekosistem yang ada di cagar alam mandor. Dimana flora dan fauna yang ada terancam punah. Hewan hewan yang biasanya dapat dijumpai dengan mudah kini sudah susah untuk dilihat, keindahan cagar alam yang fungsi seharusnya sebagai paru paru dunia kini yang tersisa hanyalah hamparan pasir yang gersang. Lokasi yang amat bersejarah karena berdekatan dengan makam pahlawan sehingga oleh Perda No 5 Tahun 2007 status Makam Juang Mandor telah berubah menjadi Monumen Daerah kini semakin panas akibat pepohonan yang rimbun kian musnah ditebang. Tanahnya digerus untuk mencari emas lewat aktivitas penambangan. Telah banyak cara yang ditempuh untuk mengatasi masalah ini, namun penambangan emas dan penebangan illegal sampai sekarang masih saja kerap terjadi . Sudah sangat sering polisi diturunkan dan telah menangkap sebagian kelompok penambang tetapi tetap saja oknum oknum yang terlibat tidak merasakan efek jera. Padahal yang dipidana adalah para petinggi kelompok tersebut, namun masih saja mereka melakukan aktivitas penambangan dan penebangan liar. Masyarakat awam tersebut tidak mengetahui akan bahaya yang mengintai di daerah mereka. Logam berat merkuri jika masuk ke tubuh manusia akan berdampak buruk kepada manusia itu sendiri bahkan bisa menyebabkan kematian. Pemerintah harusnya dapat mengatasi hal ini sampai tuntas, karena ini sudah jelas merupakan pelanggaran yang sangat berat karena dapat mengakibatkan dampak yang sangat amat besar, hewan dan tumbuhan endemik yang ada bisa punah dan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut bisa terkena wabah penyakit yang mengerikan bahkan bisa mengakibatkan kematian jika terkena merkuri setiap hari. Tidak hanya pemerintah dan polisi, kita juga harus turut andil dalam masalah tersebut karena jika ini terus dibiarkan lama kelamaan cagar alam mandor yang tersisa hanyalah pasir putih dan kenangan. Tanah bekas penambangan yang mengandung merkuri sangat sulit untuk ditanami pohon. Jangan sampai anak cucu kita nanti tidak pernah mengenal bahkan tidak tau akan indahnya cagar alam mandor karena yang tersisa hanyalah puing pepohonan bekas kebakaran hutan dan hamparan pasir putih yang menghiasi makam pahlawan mandor.Save Mandor, Save Indonesia!!~
Karya : Agus Setiadi