Arti Hujan Bagi Lail
Nama : KHAIRIAH
Nim : 150240108
Jurusan : ILKOM (JURNALISTIK - V)
MK : PENULISAN ARTIKEL DAN OPINI
ARTI HUJAN BAGI LAIL
Data buku
Judul buku : HUJAN
Penulis : TERE LIYE
Penerbit : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
Tahun terbit : JANUARI 2016
Kota terbit : JAKARTA
Tebal : 320 HALAMAN
Cetakan : KETIGA JANUARI 2016
Harga : Rp68.000
ISBN : 978-602-03-2478-4
RESENSI ISI BUKU
Novel hujan menceritakan tentang kejadia peristiwa, perpisahan, hujan, persahabatan, melupakan, dan tentang perasaan atau rasa cinta. Awal pertemuan Lail dan Esok yaitu pada tanggal 21 Mei 2042, pukul 08: 15 terjadi bencana ledakan gunung purba yang membuat gempa bumi yang sangat dahsyat dan juga melumpuhkan semua sistem perkotaan termasuk sistem transportasi bawah tanah. Pada saat itu, usia Lail 13 tahun dan Esok 15 tahun yang harus berjuan mati-matian untuk keluar dari lorong kereta api bawah tanah menuju ke permukaan kota. Bencana besar itu membuat orang-orang yang disayangi Lail dan Esok untuk pergi selama-lamanya dari kehidupan mereka dan juga merenggut semua kebahagian dari mereka, Lail ditinggal oleh orang tuanya sedangkan Esok ditinggalkan keempat kakak laki-lakinya.
Leil dan Esok beberapa bulan tinggal di pengungsian yang difasilitasi oleh bapak wali kota. Mereka tidak bisa pulang kerumahnya akibat bencana gunung purba itu membuat tempat tinggal mereka menyatu degan tanah tidak ada barang yang dapat mereka selamatkan, akan tetapi Esok beruntung masih memiliki orang yang dia sayangi selamat dari bencana itu meskipun hanya tinggal 1 orang saja yaitu ibunya walaupun ibunya telah cacat akibat peristiwa gunung itu yang telah merengut kedua kaki ibu Esok. Esok tetap optimis dan bahagia untuk melanjutkan kehidupannya untuk kedepannya berbeda dengan Lail dia pada massa-massa yang kelam itu sering melamun memikirkan banyak hal yang dipertanyakan, difikirkan dan benaknya bagaimana nasip dia selanjutnya.
Ibu Esok 1 bulan setelah masuk ke rumah sakit akhirnya keluar dari rumah sakit yang pada saat itu dijemput oleh Lail dan Esok membawa ibunya itu ketempat pengungsian. 1 tahun sudah berlalu mereka hidup bersama setelah kejadia bencana gunung purba, saat itu juga bagunan kota-kota sudah mulai diperbaiki satu-persatu dan disaat itu pula mereka harus berpisah untuk yang pertamanya, karena Esok diadopsi oleh wali kota dan harus tinggal di rumah bapak wali kota beserta ibunya juga yang pada saat itu Esok harus memilih antara kesehatan ibunya apa perumahan panti sosial Esok memilih untuk diadopsi, karena dia ingin ibunya mendapatkan perawatan medis yang terbaik sedangkan Lail tinggal di perumahan panti sosial dan disitulah mereka berpisah untuk yang pertama kalinya. Perpisahan itu tidak menghalagi niat Esok untuk bertemu dengan Lail bahkan Esok hanya bisa bertemu dengan Lail satu bulan sekali, dikarenakan dia harus belajar giat untuk bisa masuk ke universitas yang elit di perkotaan yang telah dibayarkan oleh orang tua angkatnya letaknya tempat studinya itu begitu sangat jauh.
Lail adalah seorang gadis yang sangat menyukai yang namanya hujan. Hujan bagi Lail bagaikan memory yang bisa mengingatkan tentang peristawa apa saja yang selama ini telah dia rasakan susah, sedih, takut, tegang, senang, bahagia, dan juga belajar tentang makna kehidupan yang telah dia rasakan selama dikehidupan yang dulu dan yang sekarang. Pertemuan yang kedua, di saat umur Lail menginjak 16 tahun dia belum tau bagaimana perasaan yang sedang dirasakan saat itu apakah dia ingin lebih dianggap seorang adik ataupun lebih dari itu dan Esok saat itu sudah menginjak umur 18 tahun. Pertemuan mereka berdua begitu menyenangkan walaupuan bertemu sehari dalam satu bulan dan itu cuma 6 jam saja. Pertemuan 6 jam itu tidaklah lama karena Esok harus berangkat ke perkotaan untuk melanjutkan studinya, itu adalah perpisahan yang sangat menyakitkan bagi Lail dan Esok ditambah lagi tempatnya begitu sangat jauh sehingga mereka tidak bisa bertemu satu sama lainnya kalaupun bisa bertemu cuma pada saat libur panjang saja. Lail di panti sosial memiliki seorang teman yang bernama Mariyam, Mariam memiliki rambut kribo halus dia adalah seorang teman yang sangat ceria sehingga bisa menghibur Lail dikala sedang murung. Lail dan Mariyam memutuskan untuk memilih kegiatan di luar panti sosial yaitu disebuh organisasi Relawan dan mereka Relawan yang paling muda, mereka berdua juga mengukir prestasi sebuah penghargaan yang sangat luar biasa.
Lail dan Esok bertemu terakhir yaitu disaat Esok mau pergi ke ibu kota untuk melanjutkan studinya yang saat itu Cuma dapat bertemu selama 5 menit saja. Lail memberikan sebuah topi berwarna biru untuk Esok sebelum dia berangkat, beberapa saat kemudian suara pemberitahuan bahwasanya kereta api akan berangkat Esok berpamitan kepada ibu angkatnya dan juga adik tirinya Claudia disaat Esok masuk ke dalam kereta api dia melambaikan tanggannya kearah Lail yaitu lambaian tanggan terakhir untuk Lail yang memisahkan jarak mereka yang begitu sangat jauh. Kesibukan membuat Lail mampu mengalihkan rindunya terhadap Esok sang laki-laki yang menyelamatkan Lail pada umurnya 13 tahun yang lalu. Esok selalu datang mengunjungi Lail dengan membawakan sepeda merah yang dulu saat bencana selalu mereka gunakan untuk berpergian ke tempat kenangan terakhir orang-orang yang mereka cintai, bukan itu saja Esok juga menggunakan topi berwarna biru pemberian dari Lail disaat mereka berpisah di stadiun saat keberangkatan Esok ke ibu kita. Sayangnya Esok semakin lama semakin sibuk dengan proyek yang tengah dia kerjakan yaitu sebuah kapal luar angkasa yang akan membawa penduduk bumi ke luar angkasa untuk dapat meghindari bencana yang lebih besar dari gunung meletus, bencana tersebut ialah suhu bumi yang akan semakin lama-semakin panas karena kerusakan stratosfer yang diakibatkan oleh keegoisan penghuni bumi yaitu para manusia. Sejak bencana gunung meletus iklim di bumi tidak bisa dikendalikan lagi, para petinggi negara telah mengadakan KTT untuk memecahkan hal ini. Namun para petinggi negara sub tropis dan tropis berlomba-lomba mengirimkan pesawat ulang-aling untuk menyemprotkan gas anti sulfur dioksida di lapisan stratosfer, dalam jangka waktu yang sangat singkat hal itu membuat iklim berangsur pulih namun permasalah yang baru muncul.
Kejeniusan Esok membuat dia terlibat dalam proyek pembuatan kapal luar angkasa, akan tetapi penduduk yang dapat pergi meninggalkan bumi, mereka dipilih secara acak hanya orang-orang yang memiliki tiket pesawat saja yang dapat naik menuju angkasa. Esok mempunyai dua tiket saja dia harus memberikan kepada siapa apakah untuk ibunya atau untuk Lail. Suatu ketika wali kota datang pada Lail meminta Lail untuk tidak menerima tiket dari Esok akan tetapi tiket pesawat itu disuruh berikan kepada Cloudia anaknya wali kota jika Esok memberikan tiketnya ke Lail. Pada saat itu terjadi kesalah pahaman antara Lail dan Esok, Lail tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik dan dewasa Lail seperti mengerti perasaannya terhadap Esok. Suatu ketika sebelum pengumuman resmi dari pemerintah, Lail sama sekali belum mendapatkan kabar dari Esok, perasannya tercampur antara sedih, takut, dan kecewa. Ketika pada detik-detik menjelang penerbagan kapal Lail justru memutuskan untuk pergi ke ruang modifikasi ingatan, Lail ingin menghilangkan semua bebannya, menghapus Esok dari ingatannya dan juga termasuk yang sangat ingin Lail lupakan yaitu tentang hujan, karena hujan telah banyak memberikan dia kenagan senang dan sedih.
Esok pada saat itu ternyata tengah menjalankan proses pemindahan data hingga tidak sempat menghubungi Lail, Esok tidak dapat menghentikan proses operasi modifikasi ingatan yang tengah dilakukan oleh Lail, disaat itu meskipun teknologi canggih yang telah Esok buat tidak dapat mencegah Lail melakukan hal itu. Esok tidak ingin Lail melupakannya dan juga kenangan mereka selama ini yang telah menghiasi perjalanan hidup mereka. Namun pada akhirnya disaat detik-detik terakhir sebelum alat modifikasi ingatan itu berjalan. Esok pada beberapa jam kemudian tiba di pusat terapi saraf, dia memaksa masuk ke dalam tempat Lail berada. Akan tetapi beberapa saat setelah Esok berusaha keras untuk bisa masuk kedalam ruagan itu Lail keluar Mariyam lari sambil memangil nama Lail dan memeluknya, Esok ikut mendekati Lail dan meminta maaf kepada Lail, Lail hanya m, menatap Esok dengan tatapan kosong. Esok memegang lengan Lail dan berkata kepadanya “apakah kamu mengenaliky” Lail tetap menatap Esok dengan tatapan kosong. Akan tetapi tiba-tiba Lail terseyum kepada Esok dan berkata “topi biru itu aku yang memberikan kepadamu Esok”. Elijah menjelaskan kepada Esok dan Mariyam apa yang terjadi pada Lail di dalam, bahwa Lail memutuskan untuk memeluk erat semua kenangan-kenangan menyakitkannya. Benang merah yang menandakan kenangan menyakitkan tiba-tiba menjadi benang berwarna biru yaitu benang kebahagiaan. Lail tidak melupakan Esok, karena Lail hanya ingin melupakan hal-hal yang menyakitkan hal-hal yang menyenagkan masih diingat Lail dan itu termasuk kenangan yang menyenagkan dengan Esok.
Pada hari kejadian itu juga pemberitaan mengumumkan bahwa penerbangan kapal luar angkasa itu siap untuk diterbangkan, Esok tidak ikut dengan keluarga angkatnya untuk pergi ke luar angkasa, tapi Esok tetap di kota itu bersama ibunya dan juga Lail. Setelah 1 bulan berlalu Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari, Esok memegang erat jemari Lail dan berbisik kepada dia bahwasanya Esok tidak akan pernah meninggalkan Lail lagi, Lail menganguk wajahnya sangat bahagia. “Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima, barangsiapa yang bisa menerima maka dia akan bisa melupakan, dan hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima maka dia tidak akan pernah bisa melupakan”.
KELEBIHAN
Cerita di dalam novel hujan ini sangat bagus, bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami dan alur ceritanya bisa membuat pembacanya masuk ke dalam imajinasi ceritanya seakan-akan dia yang memerankan tokohnya. Di dalam novel ini juga bayak terdapat nilai-nilai moral, sosial, dan kemanusiaan yang dapat kita teladani salah satunya yaitu membantu sesama disaat sedang ada musibah alam dan juga mengesampingkan ego masing-masing dan saling membantu walaupun tengah berduka.
KEKURANGAN
Menurut pendapat saya, tokoh ayah Lail seharusnya lebih banyak diceritakan misalnya itu seperti dimana ayah Lail bekerja, apa pekerjaannya, sejak kapan ayahnya itu bekerja di luar negeri.
Tokoh ibu dari Esok seharusnya juga harus diceritakan dan juga saudara-saudara kakak laki-laki Esok lebih banyak diceritakan.
Sosok Lail dalam cerita ini kurang kuat, Lail adalah gadis lemah dan cengeng dan dia tidak mempunyai inisiatif apa-apa untuk kehidupannya. Dia harus diajak oleh temanya untuk bekerja padahal Lail ini adalah tokoh utama dalam cerita novel hujan ini ataupun melakukan hal-ha yang berguna bagi dirinya dan seharusnya Lail yang menginisiatifkan temannya untuk tetap optimis dalam menjalankan kehidupan bukan sebaliknya.