Mengajar Anak-anak di Madrasah
Pendidikan adalah pintu di mana karakteristik anak akan dibentuk sejak dini, menuju pada perbaikan akhlak serta kecerdasan intelektual. Banyak cara untuk mendapatkan pendidikan baik secara formal maupun non formal. Yang menjadi patokan adalah tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Pada kehidupan yang dijalani oleh manusia, kualitas serta karakter itu akan dibentuk berapa besarnya pendidikan itu diserap. Dari situ manusia akan diarahkan, dibimbing menuju kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.
Di Madrasah ini contoh nya, saya menjadi seorang tenaga pengajar bagi anak-anak di kampung saya. Anak-anak hadir di madrasah selepas pulang dari sekolah. Dalam mengajar kita harus terlatih untuk bersabar, tidak mudah berinteraksi dengan anak-anak. Anak pada umumnya mempunyai perilaku yang cenderung nyeleneh, bandel dan rasa ingin tahu yang besar.
Selain mengajarkan anak-anak mengaji di Madrasah, aku juga bertugas sebagai Tata Usaha di Sekolah Dasar Negeri 5 Lhokseumawe. Sebagai tenaga bakti aku memang tidak mempunyai penghasilan yang cukup, tapi setidaknnya aku punya pekerjaan yang bisa kuabdikan untuk dunia pendidikan.
Dari situ aku harus pandai membagi waktu. Baik mengajar di sekolah maupun mengajar di madrasah. Madrasah non formal di kampung memang tidak terikat khusus akan tetapi rasa empati dan tanggung jawab yang menjadi hal utama dalam kita mengabdi sebagai tenaga pengajar di sini.
Banyak hal yang harus kita pertimbangkan, tidak hanya jerih semata akan tetapi jauh dari itu.
Biasanya saya naik mengajar anak-anak jam 2 siang. Sesudah salat zuhur saya berangkat untuk mengajar anak-anak mengaji. Kebetulan rumah saya dengan madrasah ini tidak jauh, bisa ditempuh dengan jalan kaki. Kurang lebih 50 meter dari rumah.
Berada di antara anak-anak menjadi hal yang menyenangkan di satu sisi tapi kadang kita juga dihadapkan pada sisi lain nya, seperti kejenuhan menghadapi dunia anak-anak yang super merepotkan. Dari situ saya katakan dalam mengajar anak-anak kita harus terlatih untuk bersabar.
Tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya terjerumus dalam kebodohan, keterpurukan dan banyak lagi yang bersifat negatif. Setiap anak punya banyak kelebihan dan kekurangan, kita tinggal membuat, mengarah kan serta mengajari akhlak yang baik, santun dan cerdas. Kerena cerdas saja tidak cukup tanpa budi perkerti yang baik.
