Kunang Kunang Diatas Tilam Tua
Senja itu berlalu tanpa menoleh, dan remang pun semakin syahdu. Suara azan dari langgar pemukiman setempat, nyaris tak terdengar. Lantaran suara bising Kereta api megacaukan segala fokus suara. Pedagang nasi goreng "tek-tek" pun mulai mengelilingi pemukimanku. Setiba didepan kosant, aku memanggilnya. "Mas mas beli dong", ujarku. Lalu si mas nasi goreng menepikan gerobaknya persis disamping got. Sebelum memasak nasgor pesananku, simas nasgor menyalakan lampu petromak sebagai penerangannya. Tiba-tiba hujan datang bersamaan dengan angin. si mas nasgor pun memasang tenda atap gerobaknya, lalu meracik nasgor pesananku. Sewaktu cabe dan bumbu-bumbu lainnya menyatu dalam kuali, angin sepoi-sepoi pun saling berdansa dari arah tak menentu di antara gerobak dan kuali, sehingga mampu membersinkan siapapun yang menghendus nya. Pesanan ku disajikan, akupun menyantapnya dengan lahap, acar dan kerupuk pun habis kusantap, tidak ada yang tersisa. Selesai aku makan, hujannya semakin deras, dan angin pun berhembus begitu kencang. Jam menunjukkan pukul 11 malam, sementara hujan tidak mereda, aku coba mengentip keluar melalui jendela, ternyata gerobak nasgor masih ditempat tadi sewaktu aku memesannya, si mas nya tidak kelihatan, akupun bersegera untuk tidur. Baru aku hendak memejamkan mata ini, terdengar suara teriakan beberapa perempuan minta tolong, lalu aku coba untuk mengintip lagi lewat jendela, ternyata suara minta tolong persis didepan kostan aku, saat aku membuka pintu, ternyata cuma candaan perempuan-perempuan malam yang coba usilin tukang nasgor ''sue'' . aku coba kembali ke tilamku, suara hujan mulai berangsur hilang, sementara suara canda tawa perempuan malam sangat mengusik tidurku. Mereka terus ter bahak-bahak, tanpa sadar kalo mereka telah mengganggu kenyamanan akamsi. Tidak lama ada beberapa akamsi coba menegur perempuan-perempuan tersebut, dan aku cuma mengintip lewat jendela. Salah satu dari perempuan itu menjawab dengan santai! Sorry bang kita ga tau mau ngapain lagi, tadi pas mau ke tempat pangkalan kami eh keburu hujan, pelanggan ga dapat, kami malah terjebak disini, dari pada pusing mikirin duit mending makan nasi goreng sambil ngerumpi bang. Kalo begitu siap makan pada bubar semua kata akamsi! Siap kata perempuan-perempuan malam dengan serontak! Suasana menjadi tenang dan damai.
Aku kembali ketilam untuk melanjutkan tidurku, hampir dua jam ditilam aku masih belum bisa memejamkan mataku, lalu aku bangun coba ke warung indomie yang letaknya di sebelah Masjid Pela Mampang. Tidak ada satupun manusia yang terlihat di gang, hanya tikus yang belalu lalang sambil megorek dari tong sampah ke tong sampah yang lain, setiba di warung indomie aku coba memesan indomie rasa soto plus telor. Lalu kang wawan menyajikan indomie pesananku dengan santai, selesai memasak lasung menuangkan ke magkok saji persis didepanku, selesai menyantap indomie aku pulang ke kost lewat gang semula aku pergi, sesampai di tengah perjalanan tiba-tiba Listrik padam, dan malam menjadi sangat gelap. Terlihat kedap-kedip cahaya dari ujung gang, firasatku itu kunang-kunang, aku mencoba mendekatinya, semakin aku mendekat, maka semakin menjauhlah kunang-kunang nya. Aku terus mengejarnya, sehingga aku tidak tau seberapa jauh sudah aku mengejar kunang-kunang nya. Malam terasa begitu nyata!! Gelap begitu indah saat kunang-kunang mengepak sayap nya, aku pun turut menikmati!! Aku tidak tau dari arah mana datang, tiba-tiba segerombolan kunang-kunang lain mendatanginku. Pikiranku kosong, aku bagaikan di atas panggung yang di hujani mercury mercury, mata ku silau tidak bisa melihat apa-apa, tiba-tiba terdengar suara seperti ada yang mengetuk pintu, akupun terjaga. Dan ternyata ini cuma mimpi...
Keren, kak mam @santolix
Terimakasih idrus @paskadom. Dan juga terimakasih kepada syech @fooart yg telah membimbing saya salama beberapa hari di kutaraja
Hanya saja tulisan perlu paragraf yang benar. Biar gak ngosngosan terbaca.
Tq bro @paskadom