Anak Indonesia Sudah Terbiasa Berperang di Usia dini

Pada perayaan lebaran Idul Fitr sudah menjadi tradisi bagi dunianya anak-anak membeli beragam permainan, tak terkecuali bagi anak-anak dikampung Kumbung Lunang Utara Pesisir Selatan ini. Beragam macam mainan yang mereka beli. Boneka Barbie, pistol Air, dan pistol peluru, entah apalah namanya nama mainan ini dikampung teman-teman Steemian.

ponakan
Foto di atas adalah ponakan saya. Saya dokumentasikan sehabis berbincang dengan nya. beberapa pernyataan terucap dari mulut polosnya salah satunya, dia mengatakan bahwa dia kelelahan habis berperang (main tembak-tembakan) dengan teman-teman lainnya. lalu saya tambahkan dengan pertanyaan mau gak dikirim ke Palestina?
ada yang bisa di ajak perang juga di sana Om? dijawab dengan sangat polos. dijawab sambil meminum minuman yang bercampur es, seperti yang nampak difoto.
Karna saya orangnya agak malas basa-basi dengan anak-anak maka saya tak melanjutkan percakapan itu.

Kembali dengan judul di atas "Anak Indonesia Sudah Terlatih Berperang di Usia Dini". Saya selaku pemuda indonesia melihat dengan kaca mata yang saya miliki. betapa banyak nya anak- anak indonesia yang sudah berperang di usia dini. Dan mereka juga butuh diperjuangkan. Baik itu dari segi Pendidikannya, Akhlaknya, dan yang tak penting Agamanya. Saya tidak akan memaparkan data ataupun statistik dari tiga poin di atas yang saya tebal kan dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Tapi yang saya perhatikan betapa minimnya Value anak - anak Indonesia dari tiga point di atas.

Memang, dunianya anak-anak adalah bermain. karna sejatinya mereka belum paham tentang pentingnya menjadi orang baik. dan mungkin dunia kecilnya juga belum paham tentang dilarangnya menjadi orang tak baik. Kenapa mereka sudah berperang diusia dini? karna, mereka harus bisa menghadapi kuatnya godaan Game online, mereka harus bertahan betapa banyaknya konten visual yang tak mampu mereka filter sebagai anak-anak. Baik itu porno grafi, aksi, maupun kekerasan, yang hari ini mereka bebas berselancar mendapatkan itu dengan sepetak gadget. Tak ada yang melarang. Sebagian orang tua mengatakan "sudah zama nya". Maka dari itu mereka harus berperang diusia dini memfilter, balance, terhadap pikiran polosnya. Syukur-syukur menang dan besar jadi orang yang baik, kalau kalah ya udah, kalah perang dah!!

Hari ini kita selaku pemuda, yang pernah jadi anak-anak dimasanya perlu cepat sadar bahwa, anak-anak kita butuh dibantu dalam perperangan nya. Hal yang cepat mempengaruhinya bukan hanya mainan saja, tapi Hanphone, dan lingkungan mereka sangatlah berpengaruh. Kita mungkin tidak bisa langsuang memisahkan mereka dari Handphone dan hal lain secara instan. Tapi kita bisa menyeimbangi mereka dengan panduan kita selaku orang yang paham tentang bagaimana memandu mereka, setidaknya itu akan mengurangi walau pun tidak secara keseluruhan. Setidaknya kita perlu menyematkan dalam hati masing-masing semboyan ini "
"memcoba lebih baik dari pada tak mencoba sama sekali". entah siapa yang punya semboyan itu, seingat saya sih seperti itu kalimatanya. Kalau salah mohon dimaklumi aja, hehhehehe.

Tulisan ini hanyalah opini si penulis, ber opini sesuai dengan kaca mata pandang si penulis, yang mungkin banyak kekurangannya. mungkin opini penulis banyak kekeliruan apa lagi kesalahan, itu penanda si penulis hanyalah manusia biasa. Semoga opini penulis mampu menggiring si pembaca kearah yang lebih baik.