Melawan Lupa Bencana Tsunami Yang menimpa Aceh 26 Desember 2004
Melawan lupa di tahun 2004 air laut naik kedaratan sehingga mehempas rumah rumah yang berada di desa hingga perkotaan yang di berinama Tsunami, sebelum Tsunami terjadi gempa menguncang Naggroe Aceh Darusallam berkekuatan Guncangan gempa tersebut berskala 9,1–9,3 guncangan yang amat dahsyat terjadi, semua penduduk ketakutan orang berhamburan keluar rumah ibu mencari anak nya rumah yang berdiri kokoh roboh hingga rata dengan tanah itulah yang terjadi di hari Minggu 26 Desember 2004 sebelum air laut naik kedaratan.
Sekitar 20 menit setelah gempa air laut menjadi kering ikan ikan bergeletakan itu terjadi lebih kurang 5 menit sebelum suara letusan dalam laut terjadi, pada saat itu pula gelombang besar menuju daratan terjadi, nelayan yang melihat gelombang air laut begitu tinggi sehingga Meraka tidak bisa melihat lagi daratan dengan mata mereka, saat gelombang (Ombak) menghantam daratan hingga melaju dengan cepat ke perdesaan orang yang melihat hantaman ombak yang berada di pinggir laut lari dengan kencang nya ketakutan yang luar biasa suara yang keluar di mulut nya "Lari air laut naik" masyarakat yang mendengar berita itu pun lari, saat haru hara itu terjadi ada masyarakat yang lupa akan harta nya ada pula yang mencari anak nya semua lari ketakutan seakan akan kiamat sudah terjadi, semua berlari menyelamatkan diri dengan mencari ketinggian.
26 Desember 2004 adalah mimpi buruk masyarakat Aceh, Dengan kecepatan gelombang hampir 360 kilometer per jam, tinggi tsunami Aceh diperkirakan mencapai 30 meter dan jumlah korban di perkirakan 167.000 orang yang meninggal dan hilang ini menurut data yang di keluarkan, saat itu pula banyak yang kehilangan kerabat, keluarga, tetangga, dan teman dekat, suasana yang sangat memilukan dengan kesedihan yang sangat mendalam bagi kami masyarakat Aceh.
Orang yang selamat dalam bencana Tsunami di kumpulkan di suatu tempat pengungsian di daerah masing masing, rumah yang dulu menjadi tempat tinggal mereka roboh karena guncangan gempa terseret arus oleh air laut hingga rata dengan tanah dan tak tersisa, mereka bertahan hidup dengan bantuan yang datang dari segala pelosok, dari mulai makanan tempat tinggal dan pakaian, mereka hanya bisa berdoa dengan bencana yang menimpa mereka, hari demi hari mereka lalui di tenda pengungsian makan dan tidur tanpa ada kejelasan dimana mereka akan menjalani hidup yang layak kembali, tidak lama kemudian bantuan yang datang dari berbagai negara dengan memberikan rumah tempat tinggal hingga peralatan untuk mereka hidup sehari hari, luka yang sangat mendalam masih tersimpan dalam pikiran seakan akan itu adalah sebuah mimpi yang nyata, mari kita doa kan kepada korban bencana yang meninggal supaya mereka di berikan tempat yang terbaik di sisinya.
11 tahun sudah bencana yang sangat dahsyat itu terjadi dan masih tersimpan di memori kami masyarakat aceh, semoga tidak ada lagi bencana yang menimpa kita dan sekarang laut telah indah kembali nelayan mencari ikan seperti dulu lagi dan hidup dengan aman dan tentram bersama keluarga kita masing masing.