Di sini aja, supaya nggak sendirian

Istri saya sering lupa waktu kalau sudah mulai *Steemitan* lagi. Tapi ada bagusnya, jadi mudah diajak jogging lagi (meski sudah seminggu ini nyari alasan terus) padahal... heheheh rahasia! Sejak 2 hari yang lalu ngajakin ke Barbershop, tapi setelah bangun tidur, agendanya lain lagi dan baru ingat ketika sudah sore. Biasanya yang cukurin rambut saya juga @cicisaja, namun dengan alasan alat cukurnya sudah ngga bagus dan belum beli alat baru makanya nawarin ke barbershop terus. Saya tunggu kapan dia ingat saja. Penasaran saya, kenapa dia sering banget begadang akhir-akhir ini. Padahal sering ngeluh tekanan darahnya rendah. Tadi pagi saat saya ajak jogging, dia langsung pasang alat ukur tekanan darah dan bilang "83/54, Cint... tidur lagi yaaa?". Mau gimana lagi? Jogging sendiri saja, ambil jarak dekat.

_{ini juga foto lama, minta ditemani survei lokasi untuk ngopi bareng teman SMP-nya}

---

Kenapa foto lama terus? Kan sudah lama tidak bikin postingan juga. Jadi olah saja foto lama jadi bahan postingan. Lagian, saya kan cuma muncul sekali-kali buat mantau saja. Cici sudah cerita siyh tentang perubahan di Steemit, tapi menurut saya sama saja. Dia masih sering ngakak sendiri padahal cuma baca atau balas komentar. Kalau sudah aktif di Steemit biasanya aktif juga main di hive dan splinterlands. Kalau tidak melihat sendiri apa yang dilakukannya di sini. Tidak akan mampu mengimbangi kecepatan obrolannya yang selalu melompat-lompat namun detail.

Seminggu terakhir saya perhatikan dia mulai mengeluarkan lensa tambahan, katanya siyh buat belajar macro photography. Saya tidak pernah melarang setiap kali dia menemukan keasyikan baru. Cuma harus bersiap dengan resiko bahwa kalau jogging, jarak 5 km yang biasanya ditempuh 40 menit, jadi molor 60 menit. Nggak bisa lihat bunga, pohon buah, binatang dan orang yang berjualan. Tidak mengapa juga, kan cuma foto ya? nggak minta dikantongin semua bawa pulang.

_{Ini adalah adegan yang jarang, dia meminta saya memotretnya saat tongsis dibawa-bawa! Alhamdulillah, tidak ada protes saat cici melihat hasilnya}

---

Sering saya tidak mau memikirkan apa yang menyebabkan perempuan sangat suka berswafoto, sedangkan istri saya sukanya memotret objek lain. Kalaupun dia melakukan swafoto, biasanya dikirim ke saya dulu baru dia bikin postingan, bikin status facebook atau WA. Tapi begitulah, saya tidak keberatan. Selama dia tidak menyesali apa yang dia lakukan dan bertanggung jawab penuh atas apa yang ditulisnya. Bukankah setiap kata yang disampaikan nantinya harus dipertanggungjawabkan juga?. Salah satu berkah punya istri cerdas adalah dia tahu kapan berhenti dan sangat paham akan kebebasannya yang terbatas sebagai manusia beradab.

Saya tidak bisa seaktif cici di steemit. Kunci akun ada ditangannya juga, maka bisa jadi suatu saat dia akan menggunakan akun saya untuk memuaskan alter-egonya. Selama tidak merusak reputasi dan harga diri, mengembangkan alter-ego sampai pada taraf tertentu tidak akan berbahaya. Saya paham betul bagaimana pasangan saya mengelola emosi, pikirannya dan menemukan solusi berani dan brilian ketika dia keluar dari zona nyamannya. Istri saya sebelum menikah adalah seseorang yang sangat mudah bergaul dan suka pada hal-hal berbau politik. Namun kami sering berbeda pandangan dalam beberapa isu. Apabila dia menarik diri dari perdebatan dengan alasan menghormati pendapat saya, maka berikutnya dia akan menulis semua yang dipikirkannya, melakukan analisa sendiri dan pada akhirnya akan membiarkan semuanya berlalu. Seiring waktu, setiap orang akan belajar untuk mengelola ego, toleran dan bersimpati tanpa harus kehilangan jati dirinya.

Bila Anda mendapat pasangan yang cerdas, tidak memaksa diri menjadi sempurna bagi pasangannya namun selalu mengupayakan yang terbaik dan itu juga berlaku sebaliknya, maka yang akan Anda terima adalah respek. Alhamdulillah, karena cici dan saya berlatar belakangan "reporter" radio, komunikasi bukanlah kendala. Tentu saja miskomunikasi tetap terjadi, namun penyelesaian masalah akan lebih mudah dan cepat ketika kami sama-sama berorientasi pada solusi. Saya tidak pernah berdiskusi tentang "couple goals" dengan istri. Kami secara alamiah menjalaninya karena begitulah konsep "jodoh" berlaku. Yang paling dasar dalam sebuah hubungan suami-istri adalah "percaya". Tidak sekedar kata, tapi terwujud dalam setiap langkah perbuatan. Kami berdua berusaha untuk teguh pada prinsip itu karena semua sudah diaturNya.

Walah jadi curcol ini, kaboooooooooooooooooooooooooorrrr!!!