Memulai Lagi, Berat Mungkin. Tapi Harus Dijalani.
Salam Merdeka!!!
3 Tahun berlalu, tak pernah sekalipun bisa menyempatkan waktu untuk menjenguk ke platform ini. Selain urusan kehidupan yang entah bagaimana menahan diri dan jari untuk berbagi cerita disini. Alhamdulillah, semua pengetahuan, semua catatan otot tentang membuat postingan yang baik, hilang ditelan waktu. Konon hendak membuat postingan dengan tata letak yang bagus atau pilihan kata yang bombastis, masih bisa ngetik benar atau menyematkan foto yang tepat saja sudah "meumada" lumayan untuk saat ini. Don't laugh!!
Kalau saja tidak ada kejadian yang menohok perasaan dan membuat jiwa meronta, tidak tahu entah kapan akun ini bisa "menyala" lagi. Setelah melewati tahun-tahun yang berat dengan gaya hidup yang kacau balau, akhirnya keputusan diambil. Mungkin dengan kembali menulis, curcol di steemit bisa bikin metabolisme lancar, jadwal jadi kembali normal seperti manusia pada umumnya. Yup, 4 tahun terakhir hidup jadi tidak sesuai sunnah, malam begadang, siang tidur berkepanjangan. Rezeki macet, lingkaran persahabatan berubah bahkan nyaris hilang.
Betapa sangat kebetulan, foto yang muncul diatas diambil tepat setahun yang lalu ketika mendapat kehormatan diajak oleh seorang sahabat rasa saudari menemani beliau bekerja di Bali. Saat foto itu diambil, keinginan untuk berenang sangat tinggi, tetapi masalahnya anak muda ngga bisa berenang!! itu foto kolam renang di lantai teratas Hotel Mercure, Kuta, Bali. Setahun berlalu, bila sekarang pergi kesana lagi, otomatis anak mudanya akan terjun untuk berenang dengan gembira. Yeaahh... baru beberapa hari yang lalu, setelah belajar berenang dengan maslakoe, akhirnya bisa ngambang telentang di atas air (tapi nggak ada fotonya).
Setelah hampir 50 tahun bangga sekaligus malu mengaku tak bisa berenang, akhirnya setelah 6 kali main dalam kolam renang khusus untuk perempuan yang berada di rumah salah seorang temannya tetangga, sekarang sudah berani bilang bahwa aku "agak bisa berenang". Lalu apa hubungannya informasi ini dengan Judul postingan ini?. Kalau dipaksakan tentu saja ada hubungannya. Namun secara khusus bisa dikatakan bahwa, segala sesuatu tidak akan terlihat hasilnya bial kita tak pernah memulainya. Tidak akan bisa berenang bila tak pernah mulai mengatasi rasa takut pada air. Tidak akan pernah bisa kembali ke komunitas di Steemit bila tidak mulai menulis lagi, belajar lagi cara membuat postingan yang baik. Seperti biasa, kalau kita ingin mencapai sesuatu, tentu saja dibutuhkan ekstra keinginan untuk meraihnya. Sudah berlalu kurasa masa-masa dimana aku dimanjakan dengan segala fasilitas dan kemudahan.
Dengan postingan yang tak seberapa mana ini, aku sedang memaksa diri untuk memulai kembali berkecimpung di steemit. Berat mungkin untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan komunitas seteemit sekarang, tetapi apa yang kadang kita anggap berat, bisa jadi bukan hal yang perlu dicemaskan. Seperti aku dipaksa melompat ke dalam air untuk mengatasi ketakutanku, maka sama halnya dengan aku harus mulai mengunjungi teman-teman lama di steemit ini. Belajar lagi bagaimana menyesuaikan diri. yaa, itu prosesnya yang harus dijalani.
Dengan kepribadianku yang terbuka, konyol dan tidak enggan belajar, kurasa hari-hari disini tidak akan menyebalkan atau membosankan sama sekali. one step at a time kata kawanku yang sudah almarhum. satu langkah pada satu waktu, tidak ada yang perlu diburu. Koleksi foto lama banyak, bahan cerita meski tidak update banget, masih ada. Tidak untuk memenangkan penghargaan, minimal menyimpan kenangan. Nah sudah cukup. Sebagai postingan hari ini untuk memotivasi diri agar besok bisa posting lagi, saatnya aku berkeliling melihat situasi.
Sampai Nanti!!
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
thanks
thank you!!
Saya bingung mau shock atas fakta yang mana: Bu Cici gak bisa berenang—sepertinya yang saya tangkap, baru-baru ini bisa—atau ibu yang usianya sudah nyaris lewat 5 dekade. Dunia berputar begitu cepat, ya.
Saya bercita-cita untuk bisa se-enerjik ini di usia 40 atau 50-an nantinya.
Saya sudah 50 tahun menurut KTP, 49 menurut catatan Alm. Bapak. Tapi bagaimanapun saya selalu berusia 15 tahun dengan 35 tahun pengalaman hidup. Jadi, ambil saja yg mana tepatnya 😂🤣
Saya memang tak bisa berenang sama sekali, takut air, tidak pernah berusaha belajar sebelumnya sampai akhirnya pada bulan oktober lalu saya memutuskan untuk belajar berenang, demi tidak membiarkan tubuh saya aus keseringan rebahan🫣
Terima kasih @firyfaiz, seiring waktu kamu akan menemukan banyak alasan untuk tetap enerjik tanpa mengorbankan tubuh dan kebebasan pikirmu🙌 kamu bisa kalau kamu bilang bisa💪
Awalnya saya kira semua pentolan Leuser pasti bisa renang. Mengejutkan lagi ternyata di balik sosok tangguh, Bu Cici aquaphobic juga yaa ternyata.
Saya juga pernah takut air, selalu ngeri kalau lihat air dalam jumlah banyak (thalassophobic). Baru-baru ini saja berani turun ke air kalau main ke pantai.
Senang melihat sosok ibu yang lifelong learner. Semoga makin bertambahnya umur, entah itu 49 atau 50, makin banyak juga pengalaman dan kebijaksanaan yang didapat.
hahahaha... saya kurang tahu ada berapa anak Leuser yang tidak bisa berenang, tapi saya memang salah satu yang paling jarang maen aer kalau ada acara. Sukanya nongkrong dekat dapur, nonton orang masak atau gangguin yang masak.
Saya pikir saya tidak menderita aquaphobic atau thalassophobic, sebab saya kan besarnya di pantai juga. cuma ya gitu, pernah kelelep waktu latihan rafting di krueng raba, tapi pada dasarnya saya adalah pecinta sungai dan air mengalir, jadi yang namanya mandi hujan, having fun saat banjir, asal ngga masuk air ke hidung... aman.
Nah, kenapa saya bilang saya takut air? maslakoe yang bilang saat dia melihat saya pertama kali masuk dalam kolam renang. saya selalu berusaha keras mengangkat kepala saya ke atas permukan air supaya tidak kemasukan air dalam hidung, saya tidak berani mengambang padahal syarat bisa mengambang adalah isi paru-paru dengan udara, lalu pastikan kepalamu sejajar dengan bawah permukaan air. makanya selama 2 jam dia mendorong saya untuk "seunom ulee lam ie" berulang kali, dan tidak perlu takut sebab dia ada disana untuk menyelematkan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
dan benar saja, setelah itu saya jadi memberanikan diri untuk lebih sering berada dalam air selama kegiatan berenang. cukup 2 kali setelah itu, saya jadi terbiasa dan belajar sendiri dengan mengandalkan intuisi dan beberapa teknik berenang yang saya nonton di youtube.
Rasa takut itu tidak ada apa-apanya dibandingkan keinginan besar untuk bisa berenang dan menikmati perasaan melayang dan salto-salto dalam air. you know, saya tidak bisa salto-salto di darat, takut keseleo atau terbanting, dalam air semua itu bukan masalah lagi.
mumpung masih muda, lakukanlah apa yang kamu suka, jangan batasi diri dengan ketakutan yang hampir sebagian besar ternyata itu hanyalah hambatan psikologis atau bentuk pertahanan diri bawah sadar yang tidak penting.
By the way… saya sebetulnya sampai detik ini belum bisa berenang. Eheheh. Menonton orang yang nyebur di kolam >2 meter saja sudah ngeri untuk melihatnya.
Okaay, saya catat syaratnya. Akan dicoba nanti. Terima kasih, bu;)
Jangan belajar berenang sendiri, harus ada yg jagain meskipun itu di kolam renang