YANG TERSISA HANYA HARAPAN
Tiap terjadi pergantian pemimpin, orang selalu menaruh harapan pada pemipin baru yg menggantikan pemimpin lama.
Baik ditingkat pemimpin paling rendah, mulai dari pemimpin Desa (Keuchik, Mukim) kalau di Aceh. Camat, Bupati/Walikota, hingga Gubernur, sampai Presiden.
Semua orang pasti mengantungkan harapan baru, pada pemimpin baru.Harapan baru pada pemimpin baru itu adalah naluriah setiap manusia, yg bernama masyaraka atau rakyat yg bakal dipimpinnya.
Walau pun kadang harapan baru yg digangkan orang pada pemimpin baru, ternyata "leubeh tuha Adoe nibak aduen". Artinya, apa yg diharapkan orang pada pemimpin yg baru itu, hanya tinggal harapan.
Dan kalau cuma tinggal harapan, itu masih mending.Ketimbang dari pada "Tuha Adoe Nibak Aduen".Kehadiran pepimpin baru, kadang lebih buruk kadaannya, dari pemimpin lama yg digantikannya.
Orang Aceh, mentamsilkan keadaan itu "tuha adoe nibak aduen". Tamsilan itu muncul, karena apa yg diharapkan utk lebih baik dgn kehadiran pemimpin baru tidak terjadi.
Bahkan dlm beberapa hal kadang orang menganggap, buruk-buruk pemimpin lama tdk separah dari harapan yg digantungkan pada pemimpin baru.
Akan tetapi, siapa pun kita, setiap kehadiran pemimpin baru, pasti ada harapan baru di situ, yg kita gantungkan utk lebih baik dari yg sudah baik.