Pantai Ulee Madon Terancam Hilang, Karena Abrasi

Sudah hampir 100 meter pantai Ulee Madon mengalami abrasi seperti ini. Karena perbuatan kita inilah yang menyebabkan dia ini abrasi.

Sepertiga wilayah pantai Ulee Madon mengalami abrasi, atau 230 km, dari 633 km total panjang garis pantai Ulee Madon. Sudah lebih 5 tahun saya sudah berada di pantai sehari-hari, saya sudah lihat sekali perubahan-perubahan yang terjadi.

Dahulu disini ada kegiatan sehari-hari, tapi sekarang sepi dari lautan manusia. Sebelumnya pasir disini tinggi sekali, ada pohon-pohan bangka, pohon lontar, tapi sekarang semua tersapu ombak ganas.

Kemarin pada saat bulan purnama, ada gelombang pasang, pasang baling namanya. Airnya sampai ke kawasan bangunan proyek udang, dan meluluhlantak sebagian bangunan proyek.

Gelombang pasang ini terjadi pada10 Juli 2021. Penimbunan pasir, hingga pembangunan tanggul dilakukan untuk atasi abrasi. Namun, itu semua hanya solusi sementara.

Jelas, bahwa pasir yang ada sekarang kita lihat ini bukan original pasir ini. Pasir yang ada itu berbeda daya rekatnya, karena pasir yang asli dengan yang pendatang. Jadi harus diingat bahwa ketika air yang masuk itu teresap dia. Nah, ketika diresap membawa daya turun, kalau tidak terkuat dengan ada ikatannya, lari dia. Pelan-pelan lari, nanti yang menyebabkan salah satu sisi pasti akan menjadi dangkal. Disatu sisi akan jadi tertimbun.

Rekam jejak abrasi di Kecamatan Muara Batu, terjadi sepanjang pantai Ulee Madon, hingga Cot Trueng. Pantai Ulee Madon, secara geografis terlindung gelombang tinggi dari arah Selatan. Karena terdapat tonjolan di bagian bawah pulau yang menahan gelombang tinggi masuk ke pantai Ulee Madon.

Abrasi yang terjadi tidak sepenuhnya karena faktor alam. Data menunjukkan tren abrasi di sepanjang Kecamatan Muara Batu dari 1962-2021, terjadi pengikisan pantai sebesar 36 cm per tahun.

Dibeberapa titik terparah, abrasi bisa mencapai sekitar 65 meter dalam 56 tahun terakhir.

By @midiagam

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)