Haruskah Punah Romantisme Dimakan Usia

Romantisme yang pudar.
Iya pudar, bahkan hampir hilang, terkadang juga merasa risih dengan kata yang di atas. Seiring berjalannya waktu dan usia pernikahan, terkadang untuk memiliki waktu tok cuma berdua seakan harus dicuri dari jam dinding yang terus berdetak membuat malam berganti siang dan sianh berganti malam.

Kafe yang sederhana dan ku tawarkan dia apa yang sering ku minum ketika aku keluar dari rumah meninggalkannya bersama generasi kami, Sanger namanya racikan kopi dengan sedikit susu ditangan bar tender yang pas akan membuat rasa yang nikmat, "coba saja dulu" ucapku. Wanita itu bukan penikmat apalagi pecandu kopi, wajar saja jika keseringan dia lebih memilih jus atau minuman lain selain kopi.

Tak lama waktu yang berhasil kami curi dari jam dinding, tetap ketika pergi ada yang ditinggal yang membuat kami harus menghabiskan nikmatnya sanger dalam waktu yang tidak lama.

Sepertinya dia akan menjadi pecandu sanger setelah malam itu kami lewati dengan meneguk sepasang sanger.

Ketika romantisme itu akan memudar, maka ku coba memutar ulang agar itu tak lenyap dimakan kesibukan juga usia pernikahan.

Bukan masalah harga dan tempat tapi cara kita menikmati dan melewati malamlah yang membuat itu berputar ke masa lampau.

Salam romantis dari ku @jubagarang

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)