The Diary Game [17th June 2024]: Eid al-Adha in a Quiet Town, Celebrating Faith Amidst Solitude
Assalamu'alaikum, teman-teman 🙌🏻
Selamat merayakan hari lebaran Idul Adha semuanya, mohon maaf lahir dan batin 🙏🏻
Bagaimana suasana lebaran di kota kalian? Btw, kalian pada mudik lagi atau ga? Kebetulan aku ga mudik, bahkan bisa dibilang jarang mudik sih. Ya, mau gimana lagi? setidaknya aku bisa menemaniku ibuku menyambangi rumah orang tuanya di Kampung Laksana, meskipun hanya tersisa adiknya ibu dan keponakannya saja.
Lebaran di ibukota provinsi rasanya cukup membosankan bagi segelintir orang yang mungkin tidak terbiasa. Namun bagiku, kondisi sepi di Banda Aceh ketika lebaran itu cukup menenangkan. Seperti yang kita tahu kalau Banda Aceh cukup padat untuk sekelas ibukota provinsi. Ada banyak perantau yang bekerja di Banda Aceh.
Pagi itu takbir terdengar bersahut-sahutan dari berbagai penjuru. Tentu saja aku bangun lebih awal untuk bersiap berangkat ke masjid terdekat. Salah satu kebahagiaan ketika lebaran tiba yakni melihat umat muslim saling bersalaman seusai sholat Ied. MasyaAllah. Ah, rasanya ingin kuabadikan, tapi sayangnya aku tidak membawa ponsel di waktu itu.
Pulang dari sholat Ied, aku dan ibu mengabadikan momen dengan berfoto. Lalu setelahnya, kami makan bersama ditemani segelas kopi. Tidak ada kegiatan lainnya karena kami buru-buru bersiap menuju rumah mendiang abusyik dan misyik. Adik dan ponakan dari ibuku sudah menunggu kedatangan kami.
Perjalalan kami terasa begitu lama karena harus cari kendaraan lebih dulu. Awalnya ibu berniat naik ojek online, tapi rata-rata permintaan tidak diterima. Wajar saja karena ini hari pertama lebaran, semua orang sedang kumpul keluarga. Kami berjalan santai sambil menikmati jalanan kota yang sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang lalu lalang, mungkin mau silaturrahmi ke rumah keluarganya. Udara pagi ini juga terasa lebih segar melengkapi sepinya kota tanpa hiruk pikuk seperti biasa.
Akhirnya kami menemukan becak tepat di depan Mesjid Raya Baiturrahman. Naik becak itu seru, lho. Apalagi pengemudi becaknya cukup ramah meskipun sudah renta. Semoga rezeki lancar dan senantiasa sehat. Sepanjang perjalanan pun aku bersenandung "becak-becak, jalan hati-hati". Kalian pernah naik becak atau tidak?
Jarak rumah mendiang abusyik dan misyik tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Kami disuguhkan lontong sayur yang diolah langsung oleh ponakan ibu, alias sepupuku. Cita rasanya persis seperti masakan almarhumah misyik. Jujur saja, lontong sayur inilah salah satu alasan aku merindukan lebaran di tengah sepinya pusat kota Banda Aceh.
Seperti itulah caraku merayakan lebaran di Banda Aceh, pusat ibukota provinsi yang sunyi saat lebaran tiba. Terima kasih sudah membaca, memberikan komentar, dan memberikan vote. Sekali lagi, selamat hari raya Idul Adha. Semoga pengorbanan dan keikhlasan kita diterima menjadi berkah oleh Allah.
Wassalamu'alaikum, teman-teman 🙌🏻
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Tautan Mudah untuk delegasi ke @steem4indonesia