Pledoi, adalah hal yang jarang sekali saya dapatkan di dunia nyata. Hanya pasangan dan teman-teman dekat saya yang menghadiahkannya di saat-saat terpuruk. Kebanyakan dari keterpurukan itu datang dari dalam diri. Saya tak bisa menyalahkan siapapun, karena kini semua pilihan (dan konsekuensi dari pilihan-pilihan tersebut) lahir dari saya, sehingga satu-satunya orang yang bisa saya salahkan kini adalah diri sendiri.

Pertemuan-pertemuan kecil seperti kemarin (meski pak Muna menganggapnya hanya dialog biasa), namun bagi saya sangat membantu membangkitkan banyak hal yang selama ini terkubur. Sebagian kecil tenggelam sedalam Ocean Gate—kalau SJW baca ini pasti saya sudah diomeli habis-habisan)—sementara sebagiannya lagi tertimbun tak begitu dalam.

Mungkin saya akan membalas pledoi ini dalam postingan saya. Ditunggu, ya!