Inflasi, Oh Inflasi...

Yah, ada masuk WA dari Buk Lilis tu. Kayaknya ayah disuruh pigi rapat lagi..! Pagi-pagi sekali, istriku sudah memberitahu bahwa ada pesan masuk dari kepala dinas yang belum sempat ku baca tadi karena setelah sholat subuh, aku sibuk di belakang rumah. Sementara handphone ku sedang di cas di kamar.

Walaupun istri tidak membaca isi WA kepala dinas kami, sepertinya dia sudah hafal maksud dari WA kepala dinas, terutama jika pesan tersebut di kirim pada malam Senin atau Senin pagi.

Benar saja bahwa ketika aku membaca pesan WA, ibu Kepala Dinas memintaku untuk ikut zoom meeting rapat koordinasi pengendalian inflasi mewakili beliau di ruang rapat Bupati Aceh Utara di Landing.

Sejujurnya, dalam beberapa tahun terakhir terutama sejak aku mengundurkan diri dari jabatan kepala bidang, aku kurang suka dengan acara-acara rapat seperti itu. Namun karena perintah atasan, aku memilih untuk mengikutinya, apalagi dengan aku ikut rapat di Landing, aku tidak perlu ikut apel pagi di kantor dinas di Lhokseumawe. Aji mumpung, gaes...!

Rapat koordinasi pengendalian inflasi ini diadakan oleh Kementrian Dalam Negri melalui aplikasi Zoom meeting yang diikuti oleh stakeholder terkait seperti Kementrian Pertanian, Kementerian Perdagangan serta Kementrian Kesehatan, karena rapat hari ini akan diselingi dengan pembahasan Kasus Polio yang sedang terjadi Outbreak di beberapa daerah di Indonesia.

Indonesia pernah bebas polio pada tahun 2014 lalu. Aku masih ingat dulu saat masih pemerintahan Orde Baru yang mengkampanyekan Indonesia Bebas Polio. Bahkan iklannya selalu ditayangkan di Televisi milik pemerintah (TVRI) yang merupakan saluran televisi satu-satunya yang ada saat itu.

Setelah perjuangan panjang dan program vaksinasi polio, Indonesia mencapai status bebas polio pada tahun 2014. Dan pada bulan Maret 2024, telah dilaporkan adanya 1 kasus lumpuh layuh akut (LGA) di Kabupaten Nduga, yang terjadi pada anak laki-laki berusia 6 tahun, dan telah terkonfirmasi positif polio tipe II melalui pemeriksaan laboratorium.

Kasus lainya juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 7 April. Selanjutnya juga di laporkan terjadi di Kabupaten Mimika, Papua Tengah dengan penderita anak-anak berumur 9 tahun sebanyak 8 orang anak.

Peningkatan jumlah kasus polio ini membuat stakeholder harus Gercep (gerak cepat) untuk melakukan langkah penanggulangan dengan menggalakkan kembali Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dalam dua tahap di 33 provinsi.

Selain materi tentang kasus polio, rapat pengendalian inflasi seperti biasa membahas perkembangan inflasi selama seminggu terakhir yang juga diikuti oleh pihak terkait seperti BPS, Bulog, Bapanas, TNI-Polri serta Aparat Penegak hukum lain yaitu Kejaksaan.

Tentu saja rapat ini juga dihadiri oleh pemerintah daerah seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Aceh Utara yang menghadirkan stakeholder (dinas tehnis) dalam Kabupaten Aceh Utara.

Beberapa komoditas yang mengalami inflasi adalah daging, bawah putih dan cabe serta telur ayam. Sangat disayangkan karena Indonesia seharusnya bisa memproduksi sendiri semua komoditi tersebut karena memiliki persyaratan tehnis yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya.

Lagi-lagi rapat ini cukup membosankan bagiku. Mengapa demikian? Bukan karena topik ini tidak penting. Namun, aksi nyata dan Good Will dari pemerintah terhadap masalah ini yang menurutku tidak cukup.

Jadi percuma saja rapat ke rapat, tetapi pelaksanaan di lapangan sangat minim, seperti yang diakui sendiri oleh Menteri Dalam Negeri bahwa selama ini pemerintah hanya berfungsi sebagai "Pemadam Kebakaran" tanpa bisa menyelesaikan akar permasalahannya.

Rapat pengendalian inflasi ini berlangsung sampai pukul 11 siang. Dan kemudian aku menjemput istri dan si kecil di rumah mertua untuk sama-sama pulang ke rumah.

Aku melakukan fingerprint sore di kantor camat Matangkuli saja dengan mengajak si kecil karena dia juga ingin jalan-jalan di sore ini. Dia sangat suka suasana di daerah kami sehingga dia sering memintaku melewati jalan yang berbeda ketika akan pulang ke rumah kami.

Sore ini kami juga menyiapkan sate Padang untuk menu makan malam kami. Kami membuatnya sendiri menggunakan daging ayam dan daging sapi sisa qurban kemarin. Dan lontongnya sudah dibuatkan istri sejak tadi siang.

Alhamdulillah ditengah kondisi inflasi pada beberapa komoditas termasuk daging sapi dan daging ayam, kami masih bisa menikmati sate Padang walaupun sebagiannya adalah sisa daging quran idul adha lalu. 🤭

Dan kami terpaksa menikmati lontong dan sate Padang malam ini ditengah susana gelap, karena daerah kami mengalami mati listrik sejak menjelang sholat magrib tadi.

Kalo merunut kejadian-kejadian dan fakta yang ada, sepertinya kami belum "merdeka" meskipun proklamasi kemerdekaan sudah dibacakan pada 79 tahun yang lalu.

Inilah ceritaku hari ini, gaes. Stay healthy and fun. Ciao..!

Regards

@alee75

ABOUT ME