Achievement I: My Introduction by @dhiyanmz Membangun Cinta dengan Steemit
Wajah semringah saya bisa mengawali tulisan pertama di Steemit.
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Salam kenal, Steemian.
Semoga hari ini kita sedang bahagia sekaligus mampu membahagiakan orang sekitar. Awal-awal ini agak formal kayaknya nih, maklum masih jaim karena pendatang baru.
Saya Mardhiyan Novita MZ, biasa dipanggil Dhiyan. Perempuan bersuku Minang (Tanjung) yang November 2021 nanti akan genap berusia 28 tahun. Tentu saja dalam upaya memaknai usia yang terus beringsut menuju kepala tiga, banyak sekali yang harus saya benahi dalam diri, tidak hanya soal keimanan, pengalaman, prestasi, kesibukan, tetapi juga termasuk mengusahakan ketenangan dalam kesenangan. Sederhananya, bahagia lahir-batin. Semoga.
Bagi saya, usia bukan sebatas muda atau tua. Lebih dari itu, pergantian usia adalah perenungan panjang tentang sejauh mana saya bermakna bagi kehidupan yang suatu hari akan saya tinggalkan ini dan kelak bermanfaat untuk kehidupan saya selanjutnya di alam yang berbeda. Bila diingat kembali, pada Sabtu, 20 November 1993 saat saya dilahirkan, ada tiga orang bidan yang harus terlibat. Sebelum tangisan saya pecah saat keluar dari rahim mama, mereka sudah membisikkan kalimat pesimis pada papa. Katanya hanya salah satu di antara saya dan mama yang bisa selamat. Bilapun saya berhasil selamat juga, maka kemungkinan besar saya tumbuh menjadi anak idiot. Hiks. Jahaddd.
Hati orang tua mana yang tidak tersayat mendengar pernyataan semacam itu? Sebab, saya anak pertama yang sangat dinantikan orang tua setelah setahun sebelumnya mama mengalami keguguran. Butuh sekitar tiga tahun mama papa menunggu kehadiran saya, lantas ketika belum lahir pun para bidan seolah telah mengklaim hari esok saya sebagai anak yang akan tumbuh berbeda dari anak lainnya?
Ah, untunglah pernyataan pahit yang menambah guncangan mental mama itu terpatahkan oleh takdir indah Allah. Setelah dilahirkan di rumah bidan seberang rumah, saya memang pada akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan serius akibat telah terlilit tali pusar dan terminum air ketuban. Sekujur tubuh membiru. Namun, Allah masih sayang saya, juga sayang mama papa yang sangat menantikan kehadiran buah hati pertama mereka.
Pada dasarnya, sejak lahir saya sudah melawan aneka ketidakmungkinan. Mungkin karena itu juga, saya tumbuh menjadi anak yang tangguh—demikian kata kebanyakan orang, hehehe. Tentu ketangguhan itu juga tidak terlepas dari kenyataan bahwa saya anak pertama dan memiliki tiga orang adik laki-laki. Waduh, pokoknya kapan-kapan saya ceritakan karena ini bakal menjadi sebuah cerita yang cukup panjang.
Kita lanjut dulu ke alamat saya. Apakah Sahabat pernah mengunjungi Sumatra Barat atau malah berdomisili di provinsi yang sama dengan saya ini? Nah, benar. Saya tinggal di Kota Pariaman yang berjarak sekitar satu setengah jam dari Kota Padang sebagai pusat pemerintahan Sumatra Barat. Tepatnya, saya beralamat di Perumahan Villa Fakhrisindo Blok E2, Desa Kampung Kandang, Kecamatan Pariaman Timur. Kalau dilihat dalam peta negara saya yaitu Indonesia, akan rumit sekali menemukan titik desa saya ini.
Ya, saya anak desa di sebuah kota kecil tepian pesisir pantai. Walaupun begitu, saya tidak bosan dan tetap menjadikan pantai adalah tempat favorit saat saya butuh merenung dengan alam. Apalagi mengunjungi pantai setelah Subuh atau saat matahari begitu romantis tenggelam. Sahabat harus berkunjung ke pantai di kota saya. Senjanya menawan, deburan ombaknya nyaring wibawa, dan beberapa pulau kecil terlihat menambah keelokannya.
Lalu, tinggal di kota kecil ini apa yang bisa saya lakukan sih? Apa profesi saya?
Dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP), pekerjaan saya tertulis seniman. Fokus bidang keahlian saya adalah seni sastra, terutama kepenulisan. Saya membina sanggar sastra di dua sekolah di Pariaman yaitu SMAN 1 Pariaman (SSSI Stupa) dan SMAN 2 Pariaman (Pelita Dwipa). Saya juga pernah menjadi salah satu seniman yang diamanahkan dalam program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2017 silam. Saya aktif menulis sejak masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD) yaitu berupa menulis catatan harian. Saat berusia 12 tahun untuk pertama kalinya tulisan saya dimuat di surat kabar berupa puisi dan seterusnya setiap pergantian tahun bertambah menjadi cerita pendek maupun cerita bersambung. Pada tahun 2011, saat itu usia saya masih 17 tahun, novel pertama saya terbit. Sejak itulah, saya semakin fokus menulis sehingga buku-buku seterusnya terbit.
Saya bersama beberapa adik binaan yang belajar sastra.
Semua tidak terlepas dari status saya yang pernah menjadi mahasiswi Strata 1 di jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Strata 2 di jurusan Ilmu Susastra Universitas Indonesia (UI). Bila dilirik lagi ke belakang, saya juga pernah belajar sastra di Sanggar Sastra Siswa Indonesia (SSSI) Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aie Angek, Tanah Datar. Sebuah keberuntungan menjadi anggota angkatan pertama yang mendapat binaan langsung dari sang penyair nasional tersebut.
Tidak hanya menulis, saya juga aktif dalam kegiatan literasi lainnya. Sejak tahun 2018 saya dikukuhkan Gubernur Sumatra Barat sebagai Duta Baca Daerah. Inilah duta yang berbeda dari sekian banyak jenis duta lainnya. Hanya satu orang tiap provinsi. Sejak menjadi Duta Baca, saya semakin aktif terlibat di tengah masyarakat untuk mengkampanyekan kegemaran membaca.
Potret saya sebagai Duta Baca Sumatra Barat di lantai 24 Perpusnas RI di Jakarta
Hal itu juga didukung oleh Sanggar Bahasa dan Sastra (Klub Sahara) yang terlebih dulu saya rintis yaitu pada tahun 2015. Jadi, kalau membahas profesi, saya lebih senang menyebut diri saya sebagai penggiat literasi yang di dalamnya mencakup sebagai penulis, motivator, editor, juri, atau pembicara yang sering diundang ke berbagai daerah bahkan luar negeri.
Saya bersama Klub Sahara
Pada tahun 2019, saya bersama beberapa teman sempat merintis sebuah usaha biro tour & travel bernama Minangakabawa. Sudah ada beberapa perjalanan yang kami tempuh, tetapi semangat jalan-jalan sambil berbisnis itu terpaksa dijeda sejenak karena pandemi covid-19 melanda banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Saya bersama dua rekan (sebutlah) founder Minangakabawa Tour & Tavel
Sejak pandemi covid-19 turut mengusik kampung halaman saya, aktivitas saya menjadi terbatas. Saya tidak pernah menduga setamat kuliah akan berlama-lama di kampung seperti sekarang. Pertengahan tahun 2020 lalu, sebuah yayasan di Kota Pariaman meminta saya menjadi kepala sekolah sementara di sebuah Sekolah Dasar Islam Terpadu. Saya sebut sementara karena memang ini tidak termasuk dalam sesuatu yang saya targetkan dan saya jadikan tujuan.
Ah iya, hampir terlupa. Baru-baru ini, saya juga mendapat amanah sebagai Trainer Balai Pustaka untuk bidang kepenulisan. Lagi-lagi tidak lepas dari literasi. Jadi, di balik amanah sebagai kepala sekolah yang menuntut saya masih perlu banyak belajar ini, aktivitas saya justru lebih sering dihabiskan untuk kegiatan lain yang berhubungan dengan hobi saya dalam bidang literasi. Saya sebut sebagai hobi yang dibayar.
Saya sebagai trainer Balai Pustaka yang mendapat amanah selama seminggu memberi pelatihan menulis bagi siswa-siswi SD di Tebo, Jambi.
Walaupun saya sudah hobi menulis sejak lama, saya merasa ketinggalan zaman sekali ketika baru mendapatkan info tentang Steemit. Padahal, hal begini termasuk bentuk Literasi Digital, lantas saya baru mencoba di tahun 2021? Ketinggalan sekali, bukan? Tetiba saya merasa gagal menjadi generasi milenial. Dengan kata lain, secara tidak langsung saya sudah mengakui bahwa ini pengalaman pertama saya dengan crypto. Bahkan, sampai tulisan ini dipublikasikan, saya tetap saja merasa bodoh memahaminya. Akan tetapi, saya tidak akan menyerah. Kadang, pengalaman baru justru mampu membuat diri kita semangat berkali lipat, bukan?
Selain menulis, saya juga hobi bercerita lewat podcast “Dhy Ceri(t)a” yang bisa Sahabat dengarkan di Spotify. Baca puisi juga telah menjadi hobi saya yang bernilai karena sering diundang membaca puisi dan mendapatkan bayaran. Terjauh, September 2019 silam saya pernah diundang baca puisi oleh Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul, Turki. Intinya, saya suka hal-hal menarik, kreatif, dan bisa membuat saya selalu merasa ini gue banget.
Baca puisi di Turki bersama Sumbar Talenta.
Dengan bergabung dalam Steemit ini, saya berharap banyak hal baru yang bisa saya baca, baik berkaitan dengan hobi saya maupun lainnya. Saya menyukai tulisan sastra (fiksi) maupun genre umum seperti tulisan yang membahas seputar budaya, alam, psikologi, sosial, bahkan juga dakwah. Apapun bagi saya menarik untuk dibaca sebab setiap tulisan pasti memiliki sisi uniknya. Harapan saya, semoga melalui Steemit ini saya bisa mengembangkan sayap-sayap ukhuwah lebih luas. Atau barangkali ketemu jodoh di Steemit? Eh? Hahaha. Canda.
Tidak hanya membaca tulisan orang lain, saya insyaAllah berkomitmen juga akan menulis di Steemit. Sepertinya saya akan lebih banyak menulis karya sastra berupa prosa dan berbagi pengalaman, sudut pandang, atau topik hangat yang enak didiskusikan.
Jadi, terima kasih banyak buat dua adik saleh dan keren yang telah meluangkan waktu mengajak dan mengajarkan saya dan adik-adik Klub Sahara menggunakan Steemit ini dari dasar. Merekalah yang membuat saya tahu dan malah sudah jatuh cinta dengan Steemit. Lirik mereka dulu ah @naufal dan @goresanpenaanfal. Keduanya pernah bergabung dalam komunitas dakwah yang sama dengan saya. Lalu, kini keduanya pula menjadi orang yang sangat berperan dalam proses saya mendalami Steemit. Semoga keberadaan Steemit ini mampu melatih kedisiplinan saya menulis setiap harinya dan besar harapan saya semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat bagi Pembaca.
Kumpul pertama kali bersama Naufal dan Andri untuk membahas Steemit.
Oh iya, di antara buku tunggal saya yang sudah terbit berjudul Penyair Merah Putih, Mahar Cinta Gandoriah, Sajak dari Bumi Melayu, dan Luka. Masih ada puluhan buku lainnya yang ditulis keroyokan alias berupa antologi bersama. Kapan-kapan, semoga buku karya-karya saya ada dalam genggaman Sahabat. Seandainya tidak pun, semoga Sahabat berkenan menjadi pembaca setia tulisan-tulisan saya di Steemit ke depannya. Aamiin. Salam konsisten menulis. Salam Literasi.
Maaf perkenalan saya ini menyita waktu Sahabat sekalian. Cukup panjang rupanya, hehehe. Ayo kita membangun cinta dengan Steemit. Entah itu cinta pada aktivitas membaca, menulis, maupun sebatas upaya memanfaatkan waktu luang dengan karya nyata.
Dadah. Sampai jumpa dalam tulisan saya berikutnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat bergabung kak
Haii, Dek. Terima kasih 🙌 @hdy.arini
Waaah baca sampe habis lohh, jadi baca cerita jadinyaa haha
Semoga ini menjadi media baru ya buk kepsek yang bisa mewadahi hobi dan segudang amanahnya yang berkaitan dengan literasi. Saya ga nyesal ngajak Klub Sahara ke Steemit 😅 karna memang ini adalah langkah awal untuk kalian show up ke dunia internasional.
Luar biasa prestasi2 dan amanahnya. Bg @ayijufridar neutulong cut kak ini yaa, kalian pasti sangat keren jika berduet karna satu frekuensi 😄
Kenapa baru sekarang sih ngajaknya? Wkwkwk. Malah nyalahin ya. Terima kasih banyak loh, Dek. Semoga semakin candu baca dan nulis lewat Steemit ini 😊
Nanad bacanya sampai habis lho karena menikmati syekalii tulisan Kakak^^ ♡
Hey kamu mana postnya, ayo bikin!
Asyik. Terima kasih. Ditunggu juga tulisan Nanad ^^
Yeeaaayyy... selamat bergabung di steemit kakak @dhiyanmz. Selamat bersenang-senang.. 😁 sangat senang membaca tulisan kak @dhiyanmz mengalir kayak air dari hulu ke hilir 😌
Berkat @goresanpenaanfal juga nih yang sudah bersabar memberi pembinaan sejak awal. Yeayyyy🤩
Selamat datang kak dhy. Baca sampai habis Anggi Lo kak @dhiyanmz
Wahhhh siappp. Makasi, Nggi... Udah Kak Dhy follow yak ^^ Sukses juga buat @tintalama ^^
Selamat datang di steemit @dhiyanmz, semoga di platform ini bisa menebar kebaikan. Jangan lupa follow My akun @maknaliterasi
Aamiin. Terima kasih, Ustadz @maknaliterasi 🙏 Sudah aku follback.
jangan lupa mampir juga di @fajrihasan12 ..hehehe
selamat bergabung kakak, semoga betah di steemit yaaa, di tunggu postingan inspirasinya ☺️
Waaah mohon bimbingannya juga ya @intansariritonga 🙌😊
Luar biasa @dhiyanmz
Terima kasih 😊😊 Ayo sama-sama bersenang-senang di Steemit ya @catatansenja