You are viewing a single comment's thread from:
RE: Again... Mother at her Son's Bed
Lagi-lagi seperi sebuah kebetulan yang terlalu bagus, baru beberapa jam lalu saya melihat video pendek di YOuTube tentang seorang public figure Indonesia yang merasa menyesal telah melahirkan seorang anak, tetapi dalam keadaan yang berbeda dengan penyesalan si Ibu dalam tulisan ini. Ini penyesalan dalam tulisan ini karena cinta, sementara yang kulihat tadi karena kekecewaan.
Aku rasa, cinta dan kekecewaan memang dua dari hal-hal besar dalam hidup. Puisi tak akan pernah kekurangan kata-kata untuk mengungkapkan dua hal ini.
Bagaimana jika kelelahan? Hal ini dapat disebabkan oleh keduanya. Kekecewaan berawal dari harapan. Saya ingin tahu apa ekspektasi itu dan untuk siapa. Anak atau orang tua?
Bagi saya, cukup adil untuk berakhir sebagai orang cacat tidak seperti yang diperkirakan oleh banyak ibu atau siapa pun yang memberi tahu seorang gadis. Kami menutupi semua bagian negatif dan bersorak saat melahirkan. Apakah anak selalu dicintai? Saya berani mengatakan (ibu asuh) rata-rata anak tidak. Cinta dengan mudah tampaknya memudar jika harapan tidak terpenuhi dan kesehatan yang buruk terlihat. Ini adalah tugas yang sangat berat untuk mengatakan pada diri Anda sendiri selama 24 jam sehari, dengan waktu tidur yang sangat sedikit, sementara Anda kehilangan rambut dan tes karena kekurangan nutrisi, menjadi orang tua adalah hal terbesar yang dapat dicapai.
Banyak wanita yang tidak pernah menginginkan seorang anak, tetapi mereka tidak diizinkan untuk mengatakannya karena itu adalah 'hadiah'. Benarkah? Kita lebih banyak khawatir daripada menikmati.
Semua yang Anda tulis di atas itu menarik. Tapi yang paling mendominasi pikiran saya adalah tiga kalimat terakhir ini.
Sadar atau tidak, kita sering kali memenjara diri dalam pendapat orang lain (mungkin karena tidak ingin tidak disukai dan/atau keinginan yang kuat untuk dicintai / disukai), juga walaupun punya kesempatan untuk memilih, seringkali pilihan kita telah dibuat oleh orang lain (orang tua, sistem kepercayaan dan budaya dalam masyarakat) dan kita harus menerimanya.