You are viewing a single comment's thread from:
RE: Teaching about Literary Journalism in the AI Era: Jurnalisme Sastrawi |
Soal ulang tahun kayaknya iya, ikut, cuma semua jadi blank, hehe
Memang saat itu acehkita jadi magnet bagi banyak penulis, untuk rekrutan kedua setelah kami, memang ada banyak ragam pola masuknya. Ada rekom, ada yang langsung ditawari dan lainnya.
Setelah periode konflik Sasmita vs Todung memang agak laen jadinya, hehe. Soal kode saya masih ingat, AK-2....
Betul sekali, era Sasmita dan Todung sudah tak seindah lagi seperti sebelumnya. Sangat disayangkan kemudian acehkita.com menemui ajalnya secara menyedihkan.
Betul sekali, cukup tragis. Terlepas dari konflik mereka, kita hanya tahu produksi karya yang baik dan menjadi referensi. Bahkan ada tulisan di acehkita dijadikan bahan kajian untuk sejumlah buku jurnalistik...
Memori acehkita memang sulit dilupa, saya sedang mencari lagi data-data lama, tapi belum punya....
Saya masih ingat, belum bicara dengan Dandhy secara langsung ketika itu. Dan tiba-tiba, dia berbuat janji ketemu di Banda Aceh. Saya ditawarin menjadi pemred acehkita.com. Dia kasih saya waktu sepekan untuk memikirkan.
Sayangnya, saya belum bisa hidup di Jakarta dengan anak-anak yang sedang tumbuh dan sekolah. Biaya hidup di Jakarta juga sangat tinggi. Kalau saya memilih untuk mengambil tawaran itu dan acehkita.com mati, padamlah masa depan anak-anak....