Rahasiamu Bukan Rahasiaku

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bagaimana kabarnya kawan-kawan Steemian semua? Semoga sehat dan bahagia selalu.

Siang itu di sebuah cafetaria, aku sedang menunggu kawanku Dina untuk makan siang bersama. Dari kejauhan aku memandangi Dina yang sedang berlari kecil ke arahku. Ketika sudah sampai di depanku, sambil tersengal-sengal Dina langsung saja mengucapkan kata-kata.

Segera kuhentikan sambil berkata, "Jangan ngomong, tarik nafas dulu supaya tidak pingsan" candaku. Dina tertawa dan segera setelah itu kawanku ini pun mengikuti arahanku.

"Sebelum kamu bicara, gimana kalau kita pesan makanan dulu?, soalnya perutku keroncongan dari pagi belum diisi" kataku. Dina pun menyetujuinya.

Setelah memesan, sambilan menunggu pesanan kami datang. Dina mulai bercerita. Kalimat pembukanya adalah "Ini Rahasia". Karena penasaran, ku izinkan Dina untuk lanjut bercerita.

Dina mulai bercerita, "Tadi siang, saat akan keluar dari kantor, aku melihat Udin sedang menangis di pojokan kamar mandi. Tanpa mikir panjang, langsung ku dekati dia dan bertanya, "Kamu kenapa Udin?"". Udin yang bekerja sebagai cleaning service di kantor kami pun menjawab sambil menangis, "Saya difitnah mencuri uang Pak Bagas. Saya berani bersumpah demi Allah, saya tidak mencuri. Saya hanya membersihkan ruangan beliau, saya tidak menyentuh barang-barang beliau."

"Memangnya barang apa yang hilang?" tanya Dina.

Udin menjawab, "Dompet Pak Bagas".

Setelah diam sejenak, kemudian Udin berkata lagi "Bu Dina, tolong rahasiakan kejadian ini ya. Saya tidak mau semua orang di kantor tahu, saya malu Bu".

Ku iyakan permintaannya sambil berkata, "Sekarang kamu pulang, ini sudah waktunya pulang. Kalau kamu memang jujur, saya yakin Allah SWT akan membantu kamu".

Pesanan kami sampai pas setelah Dina selesai bercerita. Kami menikmati makanan dan melanjutkan pembicaraan kami.

"Udin sudah bekerja selama 3 tahun di kantor kita, dan selama itu juga tidak ada kasus kehilangan atau pun pencurian. Dan selama ini Udin juga jujur jika kita menitipkan amanah kepadanya", ujarku. Dina pun menjawab, "Iya benar. Bagaimana jika kita membantunya?".

Aku menjawab, "Boleh, kita akan mencari dompet itu nanti setelah makan".

Selesai makan, kami kembali ke kantor dan mencari di seluruh penjuru kantor dan tidak kami temukan jejak dompet Pak Bagas. Setelah kelelahan mencari, kami pulang ke rumah masing-masing.

Malam harinya, Dina memberitahuku bahwa dompet Pak Bagas sudah ketemu. Dia mengatakan Udin menelfonnya dan menceritakan bahwa dompet Pak Bagas itu ditemukan di rumahnya, ternyata Pak Bagas lupa membawa dompetnya saat ke kantor. Aku dan Dina sama-sama mengucap syukur Alhamdulilah, masalah selesai tanpa diketahui oleh semua orang di kantor.

Hmmmm... dahiku berkerut, pikiranku menerawang, apakah ini masih disebut rahasia?. Dina yang diminta oleh Udin untuk merahasiakan masalah dompet malah menceritakannya kepadaku. Ya walaupun rahasia itu berakhir di aku dan kubagikan pada postingan ini. Aku terus memikirkan hal itu sampai tertidur.

Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Nyonya @wakeupkitty dan Bapak @aneukpineung78 yang sudah mengadakan kontes ini.

Sampai di sini dulu tulisan saya pada kesempatan kali ini. Mohon maaf jika tulisan saya masih jauh dari sempurna. Sampai jumpa di lain kesempatan.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

^{We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available. Click Here}