Satu tahun terakhir ini mungkin saya telah membuat banyak kesalahan dalam setiap keputusan yang saya pilih, saya tidak pernah berfikir akan dampak buruk yang akan terjadi dari setiap pilihan itu. Tidak ada satu orang pun menginginkan kesalahan dalam hidupnya, tapi kesalahan itu mungkin tercipta secara alamiah sehingga kita tidak dapat menyalahkan siapapun atas pilihan yang kita ambil.

Saya terpuruk... Ya, saya harus mengakuinya bahwa saya telah jatuh dalam lobang besar sehingga sulit untuk bisa kembali bangkit kepermukaan.

Saya seperti orang asing di dalam lingkungan ku sendiri, tidak mudah meyakinkan orang atas pilihan sulit yang kita ambil, bahkan tidak ada yang peduli terhadap itu semua, meskipun kita dalam kondisi terendah sekalipun. Saya menyadari bahwa hal itu lumrah keran pada akhirnya "bahkan bayangan kita sendiri juga akan meninggalkan kita".

Awal April saya mulai membenahi diri dan kembali untuk berusaha bangkit, memang tidak mudah untuk menghadapi dilema semacam itu, dikucilkan menjadi konsekuensi yang harus saya terima, karena hakekat hidup adalah berdiri dengan kaki sendiri.

Persepsi demi persepsi mulai menghantui pikiran jernih, sehingga mengakibatkan rasa pesimis terhadap semua kemungkinan yang akan kita perjuangkan, mungkin inilah yang disebut dengan titik terendah dalam kehidupan.

Di Penghujung bulan April saya telah memutuskan untuk fokus pada tujuan besar, mengabaikan praduga yang tidak berdasar dan selalu berprasangka baik atas setiap takdir yang Tuhan berikan, kini saya kembali menjadi diri sendiri dangan satu-satunya tujuan bertekad untuk menjadi lebih baik.

---

---