The Diary Game (Kamis, 18 Mei 2023) : Pulang ke Sawang Kreung Mane

Halo Steemians...

Bagaimana kabarnya malam ini...? Mudah-mudahan sehat selalu

Pagi ini saya bersama keluarga kecil pulang ke kampung istri, yaitu ke Cot Kawat, Sawang, Aceh Utara. Biasanya kami pulang kampung setiap awal bulan. Karena Idul Fitri kemarin kami di sana, maka baru sekarang kami bisa pulang lagi ke sana. Saya bersama keluarga kecil berangkat dari rumah sekitar jam 8 pagi menggunakan sepeda motor. Cuaca hari ini yang mendukung sepanjang hari, membuat saya waswas akan hujan dalam perjalanan. Selain cuaca yang mendukung, hari ini ternyata hari libur. Sehingga sepanjang jalan terasa sepi. Karena tidak terdengar suara anak-anak sekolah saat kami melewati sekolah-sekolah yang ada di sepanjang jalan.

Di lain sisi, cuaca yang mendukung memberikan manfaat tersendiri bagi kami. Saya bisa mengendarai sepeda motor dengan santai, tanpa harus mengawatirkan panasnya matahari. Dalam perjalanan saya dan ummi Dek Shanum hanyut dalam obrolan ringan. Si kecil yang tidak rewel selama dalam perjalanan, membuat kami lupa sudah berapa jauh kami berangkat. Kami baru menyadarinya saat kami sampai di jalan elak yang ambruk sebelum simpang Nisam.

Begitu sampai di simpang KKA, kami singgah sejenak untuk membeli martabak manis dan kue pancong. Karena hari ini merupakan hari Kamis, maka di sini diadakan hari pekan. Kami sempat mutar-mutar untuk mencari pedagang martabak yang berjualan di hari pekan ini. Rata-rata pedagang di sini baru memasang tenda tempat mereka berjualan. Mungkin ini masih terlalu pagi bagi mereka. Akhirnya kami menemukan pedagang martabak manis tepat di simpang 4 tersebut. Saya melihat di rak kuenya, hanya ada beberapa potong saja martabak yang sudah siap di jual. Saya membeli martabak manis seharga Rp. 10.000 untuk 3 porsi. Karena di sini hanya terdapat 3 jenis rasa, saya membeli ke tiga-tiganya. Kemudian saya membeli kue pancong 5.000 rupiah sebagai cemilan saat dalam perjalanan.

Saat melanjutkan perjalanan, kami mulai menikmati kue pancong tersebut. Kue yang masih hangat, sangat nikmat di santap. Tanpa terasa 5.000 yang kami beli habis begitu saja. Tidak hanya kami yang merasa tidak cukup, si kecil pun mau lagi. Sehingga saat sampai di Kreung Haji, kami kembali singgah di pasar pekan di sana untuk membeli kue pancong lagi. Di sini kue pancongnya benar-benar masih panas. Karena baru diangkat dari tungkunya. Namun rasanya tidak seenak seperti yang di simpang KKA tadi. Menurut saya kue pancongnya terlalu manis. Sehingga kami tidak sanggup memakan lagi.

Saat mau sampai ke rumah nenek Dek Shanum, ummi Dek Shanum menyebutkan nama kak Ica (anak sepupu ummi Dek Shanum) saat berbicara dengan si kecil, sehingga begitu sampai di rumah nenek Dek Shanum, Dek Shanum tidak henti-hentinya menanyakan Kak ica. Padahal kak Ica-nya sedang tidak ada di rumah. Hal ini membuat si kecil jadi rewel dan merajuk. Suasana di rumah neneknya yang sepi, membuat di bertambah rewel. Sehingga saya harus menggendongnya dan membawanya main-main di pekarangan rumah sambil memetik beberapa lengkeng yang ada di pohonnya. Tidak lama kemudian, anak-anak tetangga mulai berdatangan ke rumah nenek Dek Shanum untuk melihat putri kecil kami. Karena sudah ada kawan bermain, saya bisa istirahat di kamar hingga siang hari.

---

Sekian cerita saya hari ini, semoga bermanfaatnya bagi Steemians yang membacanya. Terima kasih kepada seluruh admin, moderator dan tim Komunitas Battlelife

---

Salam
@sabarman
Myself
Facebook
Instagram