The Diary Game || Jumat, 16 Juli 2024 || Visit, dan beli lele kampung di pinggir jalan

Hai sahabat steemians semuanya, bagaimana kabar anda hari ini, semoga senantiasa dalam keadaaan sehat. Baik anda maupun kerabat dan keluarga anda. Saya berharap demikian. Sebab tak ada arti hidup jika tubuh tidak sehat. Maka sebelum itu terjadi, alangkah baikny kita menjaga kesehatan dengan menjaga pola tidur, pola makan, rajin berolahraga sebagainya. Demi menciptakan Kesehatan pada tubuh Anda

Hari ini saya menulis tentang aktivitas saya pada jumat 16 juli 2024. Dimana hari ini sebenarnya cukup di sibukkan dengan aktivitas pekerjaan yang notabennya di lapangan dari jam 11 siang hingga sore hari. Namun ada hal yang menarik disini. Kebetulan saya lewat jalan Reubee-Garot, kab Pidie dan saya menemukan beberapa ekor lele kampung yang di jual disana. Sudah lama saya tidak pernah menjumpai, jenis lele ini. Kalau lele jumbo mungkin cukup banyak di jual di pasaran

Tepat jam 9.00 pagi, saya bergegas bergerak dari rumah ke kantor. Cuaca sangat extrem hari ini. Sudah beberapa hari tampaknya kondisi cuaca lebih panas dari biasanya. Tapi meski demikian kita tetap harus bekerja. Sebagai kepala keluarga yang baik dan karyawan yang taat dengan tanggung jawab, meski bagaimanapun harus tetap kita jalani. Karena itu bukan hanya tanggung jawab sesaat di dunia, tapi juga harus di pertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Dua jam di kantor, saya langsung bergerak kelapangan. Hari ini saya menyasar daerah Grong-Grong, Garot, Reubei hingga tembus ke pusat kede Lamlo. Tujuannya sama, untuk mengevaluasi dan mencari tau insinght market saat ini seperti apa. Produk masih di mininati atau tidak. Diantra sekian banyak produk mana yang lebih di mininati user, dan sebagainya.

Singkat cerita, setelah mutar beberapa jam di daerah yang saya maksudkan tadi. Say melihat didekat jembatan Reubeu tersebut ada beberapa orang yang jual ikan air tawar. Waktu itu saya berniat mencari Sidat air tawar. Ada emamang tapi ukurannya sangat kecil, mungkin seukurang jempol orang dewasa, dan harga juga sangat fantastis. Per ekor 70 ribuan. Behhh, dalam hati saya, entah ngasal entah beneran. Saya tawar tapi menurut bapak penjual itu tidak cocok ya sudah, tidak jadi saya beli.

Kemudian bapak sebelahnya memanggil, dia menawarkan, ikan gabus yang masih segar, dan beberapa lele kampung yang juga lumayan besar, namun harga masih masuk akal. Dia menawarkan 3 ekor 50ribu rupiah. Perekor berukuran botol aqua sedang. Menurut saya harga dengan ukuran masih logis. Dan deal akhirnya lele kampung itu saya masukkan plastic dan saya bawa pulang.

Adik saya yang cowok, sangat suka dengan jenis ikan air tawar ini, gabus misaln ya, lele, “keureuling” dan sebagainya. Sangat sering saya beli kalua saya lewat ke daerah ini. Tapi janrang sekali saya temukan ada lele kampung yang di jual. Makanya ini rejeki saya, sudah sangat lama saya tidak mencicipinya lagi. Lele kampung dingingnya sangat khas. Dioa agak lebih empouk dari lele jumbo. Lele jumbo adalah jenis lele yang cukup banyak di budidaya. Dagingya lebih lebih lembek dari lele kampung jenis ini. Apalagi yang warn agak ke orange, behhh itu cukup enak jika di masak dengan bumbu khas “engkot paya” Aceh.

Sebelum pulang, saya menyempatkan diri singgah di pasar garot, untuk membeli sayur batang kala, yang annti akan di masukkan kedalam kuah lele ini saat di masak. Dengan aroma kala, tentu membuat santapan lele ini lebih khas dan lengkap. Harganya juga sudah cukup mahal. Seingat saya sekitar bulan April saya beli 5 batang, hanya berkisar 6-7 ribuan. Lha ini, sekarang 3 batang saja sudah 10 ribu. Akhirnya saya beli dan langsung tancap gas kerumah. Sampai rumah, saya langsung bersihkan dan saya minta ibu saya untuk menyiapkan bumbu kuah “eunkot paya” khas aceh. Setelah masak kami langsung santap, behhhhhh sangat lezat sekali.