The Diary Game (19 Mei 2024)- Lahap Satu Buku

in STEEM FOR BETTERLIFE6 months ago (edited)

6BB5B6A8-93FD-4D3A-9A7C-6C02876B8EFF.jpeg

Bermula dari suara alarm yang kencang, mengangkat saya dari tempat tidur untuk mengakhiri mimpi dan memaksa untuk menjalani kenyataan yang tidak seindah impian. Itu artinya kehidupan dunia yang fana ini kembali saya jalani setelah membuka mata pada waktu subuh sekitar pukul 06:00.

Aktivitas yang dijalani-pun gak hebat-hebat amat. Tahulah, ya, gimana. Mungkin pada beberapa waktu, sama dengan kebiasaan tak ubahnya dengan beberapa minggu terakhir. Setelah salat subuh selesai, waktu saya memfaatkan untuk santai di dalamkamar sambil membaca beberapa postingan bernilai di platform steemit. Selain itu beberepa kali saya juga memperhatikan teknik penulisan pentadang baru diplaform ini.

Jika terdapat kejanggalan dan kekeliruan yang fatal, saya ikut memberikan saran. Siapa tahu mereka akan memperbaikinya lantas menjadi penulis yang lebih profesional di sini. Itu hanya harapan yang saya impikan. Saya rasa ini tidak salah, bahkan pahalahnya bukan main jika jika dengan niat keikhlasan itu diajarkan.

Siang harinya, setelah selesai menjalani episode istirahat di dalam kamar, saya menujuke wakrop fuaddi coffe. Lagi-lagi, saya harus menggunakan kalimat “sebagaimana biasanya” untuk aktivitas ini. Ya, mau ginama lagi, kan. Mungkin aku gak seperti kalian yang aktivitasnya "top-top".

EF64C3A9-A2F3-4949-8DF3-A634B8318B5D.jpeg

di Fuaddi Coffee

Sekitar dua jam berada di fuaddi coffee, saya pulang ke rumah mengingat ada bererapa kegiatan yang harus aku selesaikan.

B626C364-4FB1-4FF8-B5C7-5F2AAAF036DF.jpeg

setelah menyiram pohon durian musang king di halaman rumah

Sore harinya saya kembali ke pesantren dan menghabiskan waktu di kantor Lanjah Basthul Masail (LBM) atau bisa juga dikataan sebagai pustaka pesantren yang sekalgus berfungsi sebagai lembaga resmi penelitian hukum agama. Di kantor LBM, saya mencoba melahap sata buku sampai tuntas.”Terra Australis”, begitu nama bukunya.

Buku ini secara umum berwarna biru pekat. Cover depannya terbagi dua bagian, atas menampilkan gambar Opera House sedang di bawah dibubuhi semacam sketsa suku Aborigin. Dua pilihan gambar pada cover ini, sejatinya sudah memberikan kisi terang benderang buku apa yang saya pinjam. Ya, Australia.

Di antara Opera House dan ilustrasi suku Aborigin, tertulis Terra Australis dengan tata letak dua; atas-bawah. Di atas, font Terra memilih warna berani, merah. Setelah itu dipertegas semacam sub judul, Biografi Singkat Australia: Tetangga Penting dan Benua Terdekat Indonesia. Plus nama penulisnya; Agus Wandi.

FEAA03D5-E5B7-4913-8366-9209289AFFB2.jpeg

lahap buku di kantor LBM

Tak berlebihan rasanya jika saya menyebutkan bahwa buku Terra Australis merupakan sebaik-baiknya biografi singkat tentang sebuah negara. Penulisnya, Agus Wandi adalah putra Aceh. CV bekerja di PBB banyak membantunya menulis dengan sungguh apik. Pengalaman juga relasi yang ia miliki turut memperkaya karya tersebut.

Kekuatan terbesar buku ini ada pada daya saling melengkapinya. Semuanya diramu pada takaran pas untuk karya yang diikhtiarkan sebagai pengenalan. Agus memulai dengan pendekatan sejarah, tapi sama sekali tidak kaku. Kemudian refleksi, dan ditutup dengan proyeksi masa depan, namun tidak ngelantur.

Ia memandang Australia (AUS) merupakan tetangga dekat yang amat penting. Sebagai tetangga, Indonesia (INA)-Australia sejatinya -oleh warganya- belum bisa dikata saling mengenal. Literatur tentang keduanya terbilang tidak begitu banyak. Karenanya, kehadiran buku ini diharapkan bisa menebalkan apa yang masih tipis itu.

Dari dulu, sesungguhnya ada hubungan erat AUS-INA. 1000 SM orang Sulawesi, istimewa Makassar disebut-sebut sudah menginjakkan kakinya di AUS. Di lain pihak, beberapa tahun terakhir, AUS-INA juga memainkan peran penting dikancah global. Secara ekonomi, anggota G-20 dan terus bangkit. Di ranah politik, anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Di masa depan, keduanya akan terus menjadi pemain utama di kancah dunia (vii). Di bawah bendera PBB, AUS menjadi negara pertama yang mengirim pasukan penjaga perdamaian di INA tahun 1947 (hal 74).

Yang paling mengesankan, setidaknya bagi saya, Agus menulis dengan narasi yang sangat amat enak dibaca! Tidak bertele-tele. Sederhana tapi rasa dan sisi keilmuannya dapat. Barangkali, bacaan yang banyak, juga menyukai karya sastra membuat buku ini mengalir tanpa kebosanan.

Bisa jadi, sentuhan penulis buku Kura-kura Berjanggut Azhari Aiyub sebagai penyunting dan Putra Hidayatullah sangat membantu menguatkan rasa, sehingga segala realitas yang direfleksikan penulis mengenai AUS-INA nadinya begitu hidup. Detaknya seakan terdengar.

Salah satu elemen tak kalah penting saat penulis membahas soal kemajemukan. AUS terus terbuka dengan pendatang dari ragam negara, sedangkan INA memiliki kebhinekaan suku. Catatan pentingnya, tidak ada satu negara di dunia ini yang bertumbuh dan survive jika yang diandalkan adalah identitas tunggal. Maka Agus, menyayangkan sekaligus memandang miris, bila suatu negara dengan politisinya masih doyan bermain politik identitas. Intiya, satu kata kata untuk buku ini "aikh".

B0AD043A-1E9E-4B5A-B3E9-D4995163B9CA.jpeg

kondisi dalam kamar

Membaca selesai hingga sekitar jam 23:00. Selanjutnya, sang kembali ke kemar. Saya meminjam sebentar dua buku yang ditulis oleh Pepih Nugraha, seorang matan wartawan kompas ternama. Dua buku yang saya pinjam membahas tentang teknik serta metode kreatif menulis opini dan berita.

📷 PicturePhotography
ModeliPhone 7 plus
iOs15it
Camera usedHandphone
Photographer@joel0
LocationAceh
EditlnCollage

20210602_110118.png

Best Regard @joel0

20210602_110143.png

Sort:  

Bisa di sebut kutu buku ya kan,senang membaca pasti pengetahuannya banyak, sukses selalu orang hebat👍👍

 6 months ago 

Semoga. Amiin.
Sebenarnya gak terlalu suka membaca, cuma karena sempit pengetahuan itu benar-benar membunuh. Jadi hanya karena keadaan yang memaksa membuatku sering duduk di kursi pustaka dayah.

 6 months ago 

Luar biasa ini, bacaannya berkelas, Agus Wandi memang aktivis keren pendukung referendum Aceh pada masa itu. Semoga kariernya makin bagus di UN, kita doakan suatu saat dia bisa mengikuti jejak endatunya...

 6 months ago (edited)

Semoga pak. Amiin.
Saya juga ingin bisa hebat seperti seperti Agus Wandi, gak cuma seperti endatunya. Hehe, setidaknya bisa menulis sepertinya saja udah sangat amat bersyukur. 🤲

Terimakasih telah berkunjung dan membaca.

Loading...

TEAM 3
Congratulations! This post has been upvoted through Curation Team#3. We support quality posts, good comments anywhere and any tags.


E2B8942F-2C4D-4C68-B6DD-56A383CD87E3-1.png

Curated by : @wilmer1988

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.20
JST 0.033
BTC 93256.79
ETH 3124.97
USDT 1.00
SBD 3.05