Acara tiga puluh hari kematian siswa
Hari Selasa yang lalu saya bersama dengan seluruh siswa saya yang saya asuh sebagai wali kelasnya pergi mengunjungi rumah almarhum mantan siswa saya yang telah meninggal dunia kira-kira sebulan yang lalu. Hari itu adalah hari perayaan ke tiga puluh dari meninggalnya almarhum M. Razi.
Malam sebelumnya saya mendapatkan pesan WhatsApp dari orang tua almarhum yang meminta saya agar sudi kiranya untuk berkunjung ke rumah almarhum. Beliau juga meminta kehadiran teman-teman almarhum satu lokal agar juga menghadiri acara tersebut.
Setelah mendapatkan undangan saya segera menghubungi bendahara kelas agar mengumpulkan uang sumbangan yang akan dibawa nanti. Bendahara kelas segera mengiyakan suruhan saya dan dia mengatakan bahwa masing masing anak mengumpulkan seharga lima ribu rupiah saja. Namun menurut jumlah tersebut terlalu sedikit sehingga para siswa berinisiatif mengambil uang kas kelas sebagian agar uang yang diisi ke dalam amplop lebih banyak. Apalagi di rumah kediaman almarhum nanti kami akan dikasih makan siang.
Sebelum berangkat kami harus mencari siswa laki-laki yang bisa memimpin membaca doa samadiah untuk almarhum nantinya. Sayangnya di lokal mereka tidak ada siswa laki-laki yang bisa memimpin pembacaan doa tahlilan padahal ada beberapa orang siswa laki-laki yang malam harinya mengaji di pesantren di kampung mereka.
Akhirnya saya segera meminta bantuan seorang siswa dari kelas lain yang pandai membaca dan memimpin pembacaan doa tahlilan. Setelah itu kami menunggu sekolah usai agar bisa segera menuju ke tempat acara.
Sampai di rumah almarhum suasana terlihat lebih ceria daripada saat almarhum bagi saja meninggal. Terlihat ayah dan ibu almarhum sudah bisa tertawa dan tidak terlihat wajah yang penuh dengan kesedihan lagi. Mungkin waktu yang telah menyembuhkan luka hati mereka atas kehilangan putra mereka.
Ayah almarhum segera menyambut rombongan kami dan mempersilakan kami masuk ke dalam rumah yang telah dibentangkan ambal pada lantainya. Kami segera duduk bersila dan mulai membaca doa tahlilan untuk almarhum dengan dipimpin oleh seorang siswa laki laki.
Selesai acara pembacaan doa tahlilan kami segera dihidangkan oleh tuan rumah berupa air es mentimun yang segar. Apalagi cuaca pada hari itu sangat panas dan terik sehingga sangat nikmat rasanya meneguk air es mentimun.
Setelah itu kami segera dipersilakan untuk menikmati hidangan makan siang yang disajikan secara prasmanan. Para siswa siswi terlihat sangat ceria dan mereka menikmati menu makan siang dengan bercanda canda sesama teman. Sungguh mereka sangat merasakan kekompakan sesama teman apalagi sebagai siswa kelas XII mereka tidak lama lagi berada di sekolah mengingat beberapa bulan lagi mereka akan menamatkan sekolah menengah atas mereka. Sekian.
Happy New Year!
Appeal to community members:
0.01 SBD,
0.01 STEEM,
0.04 SP
Thank you, Sir
Hola amigo, es muy lamentable la noticio de un fallecimiento, pero por lo visto usted es tanto un buen maestro como una persona de de corazon puro, puesto a que fue a visitar la familia de este niño, al igual que los demas estudiantes hacen un bien en apoyar a la familia de su compañero.
0.01 SBD,
0.01 STEEM,
0.04 SP
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Hello @elianaelisma! 👋
I really enjoyed your post and I have voted for it.
This comment was generated by my bot for the completion of my task. 🚀
App: mohammadfaisal/1.0
Thank you, Sir.