Data Journalism vs. Enforcement of Ethics

in STEEM FOR BETTERLIFE2 months ago

Duta Humas_01.jpg
Menjadi pemateri tentang jurnalistik.


As one of the press experts of the Indonesian Press Council, I often get questions about various journalistic issues. However, this is the first time there has been a fairly in-depth discussion about data journalism and ethical enforcement.

I answered the question without looking at references and theories. So, all the answers are based on my knowledge alone, mixed with my experience as a journalist since 1997. My career as a journalist alternates with being an election organizer. This means that from 1997 to 2024 I have not always worked as a journalist. When I was an organizer, I was not active as a journalist.

In my opinion, journalistic ethics are everything that is appropriate and inappropriate to do in carrying out all stages of journalism according to the ethical standards that have been set out in the Journalistic Code of Ethics.

Ethics in data journalism

The enforcement of traditional journalistic ethics is carried out with strict limitations in accordance with the references to the Journalistic Code of Ethics. Meanwhile, in data journalism ethics, there are things that must be compromised, especially when obtaining data related to the public interest.

The methods of obtaining the data in practice are highly debatable. For certain groups, stealing data is not justified. But for the greater good and in dealing with corrupt parties, for example, data theft can be justified in quotation marks.

The main challenge is how to obtain data and test the truth of the data. The parties always try to hide data to cover up their fraud. When the data is obtained, journalists must test its accuracy and completeness before publishing it.

⁠Before publishing it, journalists must test and analyze the data in relation to the case being raised or not. Individual privacy data related to certain crimes, to a certain degree, is not excluded data. However, individual data that is not relevant to the case at hand, must still be protected.

In principle, journalists must obtain it from clear and reliable sources. However, whoever the source of the data is, its accuracy must be tested. Can the data be trusted in whole or in part? If there is data that is still doubtful, the data should not be used. The main principle of journalism is the discipline of verification.

The code of ethics becomes a lantern when journalists work with data in the dark journey. The Code of Ethics guides journalists to remain in the sacred duty of data journalism work.

Often, the enforcement of journalistic ethics is faced with cases that cannot be seen in black and white. Every media should have more detailed standard standards when data journalism practices face ethics.

Accuracy and ethical values ​​in the use of data are related to public trust, related to media integrity. Data that violates ethics and is not relevant to the news being presented must be avoided. Ethical issues must always intersect with data. Journalists also need to see the parties who will consume the data.

Weak ethics, declining public trust

In addition to eroding public trust, media integrity is also weak in the eyes of the public when journalists ignore ethics. Ethical issues can also seep into the risk of lawsuits.

Ethics are a luxury that distinguishes journalism from social media. Technological advances and the development of data journalism are not reasons to ignore ethics in journalistic work. However, media competition and data accuracy make ethical issues face tough challenges.

Ethics remain a beacon in the development of data journalism. The mass media continues to apply high ethical standards in the implementation of data journalism. Both are equally needed in journalism. Without ethics, data journalism becomes a set of soulless instruments.[]


4b54404d-1751-4d99-b3b6-3b861d5ed9b9.jpeg
Membagikan hadiah.


Duta Humas_02.jpg
Mewawancarai jurnalis muda.


Jurnalisme Data vs Penegakan Etika

Sebagai salah satu ahli pers Dewan Pers Indonesia, aku sering mendapatkan pertanyaan tentang berbagai masalah jurnalistik. Namun, baru kali ini ada pembahasan yang lumayan mendalam tentang jurnalisme data dan pegakan etika.

Aku melayani pertanyaan itu tanpa melihat referensi dan teori. Jadi, seluruh jawaban berdasarkan sependek pengetahuanku saja, dicampur dengan pengalaman menjadi jurnalis sejak 1997 silam. Karier sebagai jurnalis silih berganti sebagai penyelenggara pemilu. Artinya, sejak 1997 sampai 2024 aku tidak selamanya bekerja sebagai jurnalis. Ketika menjadi penyelenggara, aku tidak aktif sebagai jurnalis.

Menurutku, etika jurnalistik adalah segala hal yang pantas dan tidak pantas dilakukan dalam melaksanakan seluruh tahapan jurnalisme menurut standar-standar etika yang sudah ditetapkan dalam Kode Etik Jurnalistik.

Etika dalam jurnalisme data

Penegakan etika jurnalisme tradisional dilakukan dengan batasan yang tegas sesuai dengan rujukan Kode Etik Jurnalistik. Sedangkan dalam etika jurnalisme data, ada hal-hal yang harus dikompromikan terutama ketika mendapatkan data yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Cara-cara mendapatkan data tersebut dalam praktiknya sangat debatable. Bagi kalangan tertentu, mencuri data tidak dibenarkan. Tapi untuk kepentingan yang lebih besar dan dalam menghadapi pihak yang korup, misalnya, pencurian data dapat dibenarkan dalam tanda petik.

Tantangan utamanya adalah cara mendapatkan data dan menguji kebenaran data tersebut. Para pihak selalu berusaha menyembunyikan data untuk menutupi kecurangannya. Ketika data tersebut diperoleh, jurnalis harus menguji akurasi dan kelengkapannya sebelum dipublikasikan.

⁠Sebelum mempublikasikannya, jurnalis harus menguji dan menganalisis data tersebut berkaitan dengan kasus yang sedang diangkat atau tidak. Data privasi individu yang berkaitan dengan kejahatan tertentu, dalam derajat tertentu tidak menjadi data yang dikecualikan. Namun, data individu yang tidak relevan dengan kasus yang sedang terjadi, harus tetap dilindungi.

Prinsipnya, jurnalis harus mendapatkan dari sumber yang jelas dan dapat dipercaya. Namun, dari siapa pun sumber data tersebut, harus diuji akurasinya. Apakah data tersebut bisa dipercaya seluruhnya atau sebagian. Kalau ada data yang masih meragukan, sebaiknya data tersebut tidak digunakan. Prinsip utama jurnalistik adalah disiplin verifikasi.

Kode etik menjadi lentera ketika jurnalis bekerja dengan data dalam gelapnya perjalanan. Kode Etik menuntun jurnalis untuk tetap berada dalam tugas suci kerja-kerja jurnalisme data.

Seringkali, penegakan etika jurnalistik berhadapan dengan kasus-kasus yang tidak bisa dilihat secara hitam-putih. Setiap media harusnya memiliki standar baku yang lebih detail ketika praktik jurnalisme data berhadapan dengan etika.

Akurasi dan nilai etis dalam penggunaan data berkaitan dengan kepercayaan publik, berkaitan dengan integritas media. Data yang melanggar etika dan tidak relevan dengan berita yang sedang disajikan, harus dihindari. Persoalan etika harus selalu beririsan dengan data. Perlu juga jurnalis melihat pihak yang akan mengonsumsi data tersebut.

Etika lemah, kepercayaan publik menurun

Selain menggerus kepercayaan publik, integritas media juga lemah di mata publik ketika jurnalis mengabaikan etika. Persoalan etika juga bisa merembes kepada risiko tuntutan hukum.

Etika adalah barang mewah yang membedakan jurnalisme dengan media sosial. Kemajuan teknologi dan perkembangan jurnalisme data, bukan alasan untuk mengabaikan etika dalam kerja-kerja jurnalisme. Namun, persaingan media dan akurasi data membuat masalah etika menghadapi tantangan yang berat.

Etika tetap menjadi lentera dalam perkembangan jurnalisme data. Media massa tetap menerapkan standar etika tinggi dalam implementasi jurnalisme data. Keduanya sama-sama dibutuhkan dalam jurnalisme. Tanpa etika, jurnalisme data menjadi seperangkat instrumen tak berjiwa.[]


Sarapan dengan awak AJI.jpg
Bersama jurnalis profesional.

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.20
JST 0.034
BTC 90827.60
ETH 3116.50
USDT 1.00
SBD 2.97