Selama aku menjadi guru aku berfikir, aku selalu berpikir dan berusaha agar menjadi seorang guru legenda. Tapi aku tidak terfikirkan sekalipun sebelumnya olehku untuk menjadi seorang wali kelas. Sungguh sangat merepotkan sepertinya! Kemudian yang tidak terpikirkan pun terjadi, 4 hari yang lalu tiba-tiba aku ditunjuk menjadi wali kelas, menggantikan wali kelas sebelumnya yang mengundurkan diri. Ya, W-A-L-I K-E-L-A-S.

Aku Menjadi berpikir keras apa sebenarnya yang seorang wali kelas harus lakukan? Belum sempat aku menemukan jawabannya, pada saat rapat, aku sudah kena tegur wali kelas lainnya karena tingkah siswa-siswa di kelasku. Menyebalkan, padahal baru dua hari jadi wali kelas, masuk kelas saja belum pernah.

Pada hari itu juga aku langsung masuk ke kelas, menanyakan struktur organisasi kelas yang sudah terbentuk dan uang kas. Aku pikir sebuah kelas harus punya program yang baik untuk siswanya, maka aku putuskan:

Menggaji Ketua kelas, wakil ketua kelas, Sekretaris, Bendahara dan seksi-seksinya Rp 2.000/bulan. Aku merasakan pekerjaan mereka perlu bayaran, dan mereka harus belajar profesional. Aku juga memecat dan mengganti seksi kebersihan karena dia nampak tidak bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Mewajibkan siswa menabung dan memberikan buku tabungan gratis untuk siswa yang tidak mempunyai buku tabungan. Program ini efektif sekali menurutku. Terutama pada bagian gratis.

Mewajibkan mereka untuk membawa botol air minum dari rumah. Ini semua demi penghematan, demi kesehatan siswa juga karena mereka sering membeli minuman kemasan instan, dan mengurangi produksi sampah plastik. Denda Rp 1.000 bagi yang tidak membawa botol minum dari rumah.

Program shalat zuhut berjamaah.Denda Rp 500 bagi yang tidak shalat.

Program kunjungan rumah, yaitu program mengunjungi rumah orang tua siswa seminggu sekali.

Sepertinya aku akan mencoba program di atas untuk beberapa minggu, dan mulai menerapkan program kelas lainnya. Semuanya perlu waktu. Nanti akan kuceritakan lagi bagaimana kisahku menjadi wali kelas.