Cerita Pengungsi Rohingya Olah Ikan Asin Berkualitas | Rohingya Refugee Stories Make Quality Salty Fish

in SteemFoods3 years ago (edited)

Ikan asin Rohingya 4.jpg

Hai Steemian, aku ingin berbagi cerita Rohingya yang ingin mandiri di kamp pengungsian, pada Minggu kemarin aku kunjungi mereka disana. Yuk simak ceritanya..

Ikan asin Rohingya 11.jpg

Pengungsi Rohingya telah 10 bulan menghuni Kamp sementara di bekas Balai Latihan , Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.

Disana kini hanya ada 56 pengungsi , sebagian besar dari mereka telah dipindahkan ke Padang Bulan, Medan- Sumatera Utara pada tanggal 25 Maret 2021 lalu oleh pihak IOM.

ikan asin rohingya 7.jpg

Tapi aktifitas di kamp masih seperti biasa. Beberapa lembaga dan NGO lokal masih menjalankan berbagai program kegiatan.

Kelas edukasi dilaksanakan Yayasan Geutanyoe, distribusi makanan dan buah oleh JRS, distribusi air oleh Human Initiative dan kegiatan lainnya dikelolal PMI dan ACT.

Saat ini ada kegiatan baru di kamp, yang diinisiasi oleh pengungsi . Lapangan voli dan takraw berubah jadi tempat menjemur ikan.

Ikan Asin rohingya 3.jpg

Beberapa remaja Rohingya menjelaskan, mereka sangat menyukai ikan laut karena di tempat asalnya mereka selalu konsumsi ikan laut yang sudah diolah, seperti ikan asin.

Laibullah seorang remaja Rohingya mengaku banyak membeli ikan di pasar Kota Lhokseumawe untuk diolah menjadi ikan asin.

Hasil olahan itu sebagian dikonsumsi sendiri, sebagian lagi dikirim ke medan untuk saudara mereka yang telah pindah kesana.

ikan asin rohingya 6.jpg

“Di sini kami mudah mendapatkan ikan segar dari nelayan ataupun tempat penampungan ikan. Berbeda dengan di Medan, teman-teman disana sulit mendapatkan ikan segar dan harganya lebih mahal. Mereka meminta kami untuk membuat dan mengirimkan ikan asin kesana. Sebentar lagi puasa Ramadan. Ikan asin ini kami siapkan untuk lauk berbuka puasa,” kata Laibullah.

Katanya olahan ikan asin mereka beda dengan ikan asin yang dijual dipasar Aceh.

Ikan segar yang sudah dibersihkan langsung dijemur hingga kering. Setelah itu baru direndam dengan air garam selama empat hari.

Ikan asin Rohingya 1.jpg

Menurut mereka, teknik menjemur ikan seperti itu sangat baik agar ikan tidak hancur dan bau busuk.

Jenis ikan yang diolah adalah Ikan tali pinggang, ikan teri, ikan tembang, ikan bilih, dan beberapa jenis ikan lainnya.

Remaja yang mengungsi dari Myanmar tahun 2017 itu mengaku ingin mandiri secara ekonomi, salah satu caranya dengan memproduksi ikan asin berkualitas.

Ikan Asin Rohingya 9.jpg

“Kami tidak ingin terus begini, hanya bisa menerima bantuan dari donatur, kami harus mandiri,” katanya semangat.


Hi Steemian, I want to share the story of rohingya who want to be independent in a refugee camp, on last Sunday I visited them there. Let's see the story.

Rohingya refugees have been living in a temporary camp for 10 months in the former Training Center, Muara Dua District, Lhokseumawe City.

Ikan asin Rohingya 8.jpg

There are now only 56 refugees, most of them have been transferred to Padang Bulan, Medan- North Sumatra on March 25, 2021 by the IOM.

But the activities in the camp are still as usual. Some local institutions and NGOs still run various programs of activities.

The education class was conducted by Geutanyoe Foundation, food and fruit distribution by JRS, water distribution by Human Initiative and other activities managed by PMI and ACT.

Ikan asin rohingya 5.jpg

There are currently new activities in the camp, initiated by refugees. The volleyball and takraw courts turned into a place to dry fish.

Some Rohingya teenagers explained that they love sea fish because in their place of origin they always consume processed sea fish, such as salted fish.

Ikan asin rohingya 10.jpg

Laibullah, a Rohingya teenager, claimed to buy a lot of fish at lhokseumawe market to be processed into salted fish.

The processed produce is partly consumed by itself, some are sent to the field for their relatives who have moved there.

"Here we easily get fresh fish from fishermen or fish shelters. Unlike in Medan, friends there are difficult to get fresh fish and the price is more expensive. They asked us to make and deliver salted fish there. Ramadan fasting is coming soon. We prepare this salted fish for iftar side dishes," said Laibullah.

He said their processed salted fish is different from the salted fish sold in aceh market.

Fresh fish that has been cleaned directly dried to dry. After that it is soaked with brine for four days.

According to them, such a technique of drying fish is very good so that the fish does not disintegrate and smells bad.

Types of fish that are processed are waist rope fish, anchovies, tembang fish, bilih fish, and several other types of fish.

The teenager, who fled Myanmar in 2017, said she wanted to be economically independent, one way to produce quality salted fish.

"We don't want to continue like this, we can only receive help from donors, we have to be independent," he said.

Ikan asin Rohinya 2.jpg

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
SBD 2.30