Pandemi Corona Yang Melelahkan Umat Manusia
Wabah Corona Covid-19 terus saja menebar horor ke seluruh penjuru muka bumi. Tak hanya mengancam kesehatan dan jiwa manusia, perekonomian pun semakin terpuruk.
Di Indonesia rupiah bonyok seperti seorang petinju yang terkena hook keras lawan, hingga terkapar di angka Rp. 16.000 per dollar AS--terburuk sejak 1998. Belum lagi Pemerintah memberlakukan kebijakan lockdown. Bisa dibayangkan jika keputusan berat itu diambil oleh Penguasa Kebijakan, dapat dipastikan perekonomian Indonesia akan tumbang, amblas ke tanah.
Dalam dua minggu ini, lapak jualan buku saya pun sepi, tidak ada pembeli. Hingga kerinduan untuk bungkus-bungkus buku jualan membuncah. Biasanya sehari ada minimal, dua, hingga lima paket buku yang harus saya kirim melalui pos. Tapi belakangan ini buku-buku itu hanya bisa saya tatap lirih, dengan debu-debu yang menempel pada sampulnya.
Dapat dimengerti, mereka sedang mengalokasikan uang mereka untuk belanja kebutuhan pokok, atau sekedar berjaga-jaga segala kemungkinan yang terburuk bisa saja datang tiba-tiba.
Anak-anak saya, sejak sekolah mereka diliburkan Pemerintah lima hari lalu, katanya mereka rindu ingin sekolah. Rindu belajar di sekolah, rindu bersua dengan guru dan teman-temannya. Saya hanya bisa menghibur sebisanya, bersabar, doakan semoga keadaan lekas membaik. Kalian akan segera kembali ke sekolah.
Semoga "badai" Corona segera berlalu, orang-orang tak perlu lagi takut keramaian. Tak perlu lagi takut mencari rejeki untuk dibawa pulang ke rumah. Tak perlu lagi was-was mengunjungi rumah ibadah. Hingga semua kembali seperti semula.
Saat itu orang-orang menghindari keramaian bukan lagi karena takut wabah Corona, tetapi karena butuh ketenangan, butuh inspirasi, dan sebagainya. Saya, anda, kita semua pasti merindukan saat-saat seperti itu. Akan tiba saat kita bisa tersenyum kembali....
Lhokseumawe, 21 Maret 2020
Di steemit jauh lebih teduh membicarakan #covid19. Sementara di fesbuk, riuh dan tegang.
Iya
@marxause hai kaneumulai chit? talabo laju soe teu'oh kadang jibapo yum steem ukeu hahah
Hana tateupeue peulaku di rmh. Ta tabong tulesan
Bereh