The diary game - 04 -02 -2025 : aktivitas sibuk membeli ikan dan menikmati minuman air tebu

Hari ini saya sedang beraktivitas dengan ibu berangkat ke Dayah Babussalam Matangkuli untuk menjenguk adik di Dayah babussalam matangkuli membawakan makanan dalam perjalanan kami penuh obrolan ringan bersama ibu dengan mengendarai sepeda motor dengan membahas banyak hal mulai dari keluarga hingga keseharian di dayah.

Sedikit udara terasa sejuk di jalanan tidak terlalu ramai, membuat perjalanan kami semakin menyenangkan setelah selesai urusan di dayah ibu membawa makanan dan langsung membawanya sekarung plastik kain baju dan juga barang lain nya.

Kemudian Ibu mengajak saya singgah sebentar untuk membeli ikan di simpang mamplam ikan ini terkenal dengan dagingnya yang gurih dan lezat jika dimasak dengan bumbu khas Aceh yang baik pasti akan menjadi nikmat sekali, kemudian Kami berdua bersama ibu memilih ikan yang masih segar, insangnya merah dan matanya jernih, tanda kualitasnya yang baik.

Jadi yang jual ikan ini adalah salah satu keluarga saya juga yang sudah lama berjualan di ini yang berada di simpang mamplam dalam perjalanan pulang,saya membayangkan bagaimana nanti ibu akan memasaknya.😊

Kemudian di sore yang sangat panas, saya melintasi di sebuah jalanan simpang Matangkuli dengan motor matahari masih terik, dan tenggorokan mulai terasa kering di pinggir jalan,saya melihat seorang pedagang air tebu yang sederhana, ditutupi kain biru agar terhindar dari debu jalanan.

Saya melihat mesin pemeras tebu berputar dengan suara khasnya, menghancurkan batang tebu segar,mengeluarkan yang langsung ditampung dalam gelas plastik dan ditambahkan dengan es batu kecil-kecil sudah menunggu di dalamnya, siap memberikan kesegaran untuk saya saya minum.

Saya berhenti, mematikan mesin motor, dan mendekati gerobak itu. Saya langsung meminta satau dan sambil mengeluarkan uang dari saku untuk harga yang di jual oleh kakek ini.

Si kakek pedagang, dengan senyum ramah, segera menuangkan air tebu yang baru diperas tadi Gelas itu penuh, buih putih mengambang di permukaannya jadi saya mengambilnya dan meneguk perlahan dengan rasanya manis alami, segar, dan sedikit dingin seperti embun pagi yang turun ke tenggorokan.

Ditengah panasnya jalan dan hiruk pikuk kendaraan yang lalu lalang, segelas air tebu ini terasa setelah membayar, melanjutkan perjalananku dengan hati lebih ringan, meninggalkan simpang Matangkuli dengan rasa manis yang masih membekas di lidah dan aku langsung menikmatinya dengan nikmat karena memang aku suka sekali dengan minuman tebu ini, sudah lama aku selalu menyukai air tebu disetiap zamannya.

Mungkin cukup sekian ucapan terima kasih saya yang sebesar-besarnya atas semua kesetiaan dalam mendampingi saya di platform Steemit dalam selalu berinteraksi dan saling berkomentar dan juga terima kasih atas dukungan dari team lain dan semua itu tanpa dukungan dari saya tidak mungkin bisa mencapai seperti sekarang ini, ini semua berkat kerja keras, semangat dan konsistensi, saya sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan Steemit.