Game Diary activist || Kucing yang malang.
Cing... Cing... panggilan yang biasa aku ucapkan ketika memanggil kucing malang ini. Ketika kupanggil dia berlari menghampiriku dan mengibaskan ekornya di kakiku.
Beberapa minggu yang lalu atau mungkin sudah sebulan kucing ini kehilangan bayinya ketika melahirkan. Bayi kucing tersebut mati dan kucing ini terlihat sangat frustasi. Ditambah lagi anak kucingnya yang sudah mulai besar sekitar berumur dua atau tiga bulan yang dilahirkan dulu juga menghilang.
Pada suatu sore, ketika itu cuaca sedang buruk angin kencang dan disertai hujan. Induk kucing sudah pulang memasuki gudang sedangkan anak kucing belum pulang juga. Aku yang khawatir karean mendengar induk kucing seperti memanggil anaknya ikut mencari dimana keberadaan anak kucing tersebut.
Biasanya, anak kucing tersebut hanya bermain di dekat taman dan di depan rumahku. Akan tetapi, aku sudah mencari dan memanggil tapi tetap saja anak kucing itu tidak muncul juga. Akupun pulang dan menunggunya di rumah.
Hingga malam datang, anak kucing belum jua pulang. Induk kucing tak pernah dia memanggil sang buah hatinya. Aku yang melihatnya merasa sangat kasihan karena kucing ini kehilangan anaknya.
Hingga dua hari berlalu, anak kucing itu tak kunjung menampakkan dirinya. Induk kucing setiap pagi dan sore menunggu kedatangan anaknya di halaman belakang. Wajahnya terlihat sendu, tak ada lagi sikap manja yang kudapat pada kucing ini. Sekarang kucing ini tampak pendiam, kurang aktif dan wajahnya selalu menampakkan kesedihan yang mendalam. Mungkin saja, jika kucing dapat berbicara mungkin kucing ini akan bercerita panjang lebar dan mengekspresikan apa yang dia rasakan.
Dulu, ketika kucing ini pertama kali datang ke rumahku, dia tampak bersemangat dan aktif sekali. Kucing ini selalu mengeong ketika berada di dekatku. Dia juga begitu pintar, jika ia pup maka ia akan pergi di halaman belakang menggali tanah dan menutup sampai kotorannya tak terlihat. Tapi sekarang entah kenapa dia mulai pup sembarangan dan di halaman terbuka tanpa ditutup.
Akupun heran karena sikapnya sudah berubah, kucing ini juga akan pulang jika ia lapar dan jika sudah kenyang dia akan pergi entah kemana dan akan pulang di malam hari ketika ingin tidur.
Sore ini ketika sedang menyapu halaman aku melihat kucingku sedang duduk melamun seperti sedang menunggu sesuatu. Aku memotretnya dan kucing inipun merasakan keberadaanku dan kemudian bermain sebentar denganku.
Setelah kucing pergi akupun juga pergi dari rumah bermain ke rumah kakakku. Di sana sudah tampak dari kejauhan keponakanku sedang bermain dengan temannya. Akupun mendekati mereka dan mereka asyik bermain dengan stik es krim. Entah apa nama permainannya, aku tak tahu 🙂.
Waktu hampir magrib, aku pulang dan ternyata putriku sudah berada di rumah diantar oleh ibuku, dari tadi siang putriku berada di rumah Ibuku dan baru pulang sekarang.
Kata ibuku sebelum pulang ke tempat ku di perjalanan dia singgah sebentar di toko kelontong untuk membeli sedikit jajanan untuk putriku, akan tetapi putriku hanya ingin makan es krim tidak mau yang lain.
Putriku begitu menikmati es krim rasa vanila dan strobery dia memakannya sampai habis tak tersisa🍦. Selesai makan es krim, aku mengajak putriku ke kamar mandi untuk mandi karena ibuku tadi tidak sempat memandikannya karena sibuk.
Setelah selesai, akupun juga pergi mandi dan berwudhu dan menunggu adzan maghrib dikumandangkan.
semua gambar saya.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.