Merogoh dan merogoh lagi...
Payakumbuh : Sept, 23th 2024
Pagi-pagi sekali, aku sudah bangun untuk sholat subuh dan menikmati hangatnya mentari pagi. Sebagai morning person aku sangat menikmati aktivitas ini. Aku bahkan tidak bisa tidur di waktu subuh walaupun begadang semalaman. Rasanya badanku tidak enak dan mood ku pun buruk bila melakukannya. |
---|
Sebelum berkegiatan tentu harus mengisi perut sebagai amunisi untuk menjalani "pertempuran" hari ketujuh, kami di BPTU-HPT Padang Mengatas untuk mengikuti Bimtek Gangguan Reproduksi. Dalam hal ini aku harus melakukan sedikit penyesuaian karena biasanya aku tidak sarapan di jam sekian dan juga menu seperti itu. Tetapi karena kondisi, terpaksa disesuaikan agar tidak merepotkan. Resikonya memang kurasakan berat badan ku meningkat. 😇 |
---|
Jam 08 pagi kami telah dijemput oleh mobil pengantar dan diantar ke Pos Kuning di Bukit Teletubbies untuk melanjutkan materi praktek gangguan reproduksi. Aku pake kaos Meet Up Global loh, gaes... |
---|
Materi hari ini masih dengan metode palpasi rektal untuk mendiagnosa kebuntingan dan adanya gangguan reproduksi pada sapi. |
---|
Seharusnya kami memakai apron atau pakaian khusus saat melakukan palpasi rektal untuk melindungi diri dan pakaian dari semburan kotoran (feces) sapi yang mengalami diare.
Namun Apron kami masih belum sampai pengirimannya dari BBPKH Cinagara Bogor dan kami terpaksa menggunakan pakaian biasa. Resikonya seringkali kami terkena semburan feces sapi.
Dan menjelang siang, kegiatan kami di Pos Kuning Bukit Teletubbies selesai dan kami pun dijemput untuk pulang ke mess agar bisa istirahat, sholat Zuhur dan makan siang.
Setelah istirahat, sholat Zuhur dan makan siang, kami memasuki ruang belajar untuk mengikuti materi teoritis dan diskusi. |
---|
Kemudian kami kembali diantar ke Pos Kuning di Bukit Teletubbies untuk melanjutkan kegiatan pemeriksaan kebuntingan dan gangguan reproduksi pada sapi dengan metode palpasi rektal. |
---|
Alhamdulillah Apron kami telah tiba dan dibagikan sehingga kami tidak akan terkena semburan feces sapi secara langsung saat melakukan palpasi rektal.
Seharusnya memang setiap kegiatan harus dilengkapi dengan peralatan dan atribut demi kenyamanan dan keselamatan kerja. Tetapi terkadang kondisi di lapangan sering tidak ideal.
Dan itu adalah "makanan" kami sehari-hari, sehingga kami harus kreatif dan melakukan penyesuaian agar kegiatan tetap bisa dilaksanakan.
Materi selanjutnya melakukan pengukuran sapi di kandang dengan menggunakan tongkat khusus dan meteran Rondo untuk menghitung dan memprediksi bobot sapi dan jumlah karkas. |
---|
Materi ini sudah sering aku lakukan saat bertugas untuk memprediksi bobot sapi, tetapi memang tidak semua peserta pelatihan pernah melakukannya.
Kami mengukur lingkar dada sapi dengan menggunakan meteran dan juga tongkat untuk mengukur panjang badan sapi dan kemudian menggunakan Rumus Lambourne agar bisa menghitung bobot sapi, sebagai berikut :
Berat Badan = (LD)² X PB : 10840, dimana PB = Panjang Badan (cm) dan LD = Lingkar Dada (cm)
Rumus ini efektif untuk menghitung dan memprediksi bobot sapi dan juga berat karkas di lapangan.
Setelah berkegiatan seharian, yang segera dituju adalah kantin yang ada di dekat mess penginapan untuk mengisi energi yang telah terkuras sehari penuh. |
---|
Seperti biasa aku hanya makan sayur, dan protein serta secuil nasi putih di malam hari. |
---|
Sekian postingan ku kali ini. Stay safe and Fun.....Ciao...!
Payakumbuh, 23 September 2024
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.