You are viewing a single comment's thread from:
RE: The Diary Game: Kamis,06 Agustus 2020 - Aku yang penuh semangat mengisi The Diary Game
Sangat betul tu bang,sungguh sayang jika sejarah kita sendiri harus di tuliskan oleh orang asing karena minim penulis di Aceh.
Saya juga berharap generasi milenial kedepan mau peduli akan sejarah,mau membaca dan menulis,jadikan sebagai budaya yang harus di budidayakan.
Terima kasih abg
Betul, setuju sekali.
Saya aja punya niat menulis buku dari 10 tahun silam tapi belum kesampaian.
Jangan menunggu hari esok jika hari ini kita mampu.
Emmm bukan kritikan tu abg ya,cuma masukan.
Menurut saya usia abang uda matangbuntuk menulis,karena guru saya pernah bilang usia 35-40 tahun adalah usia yang matang untuk menulis.
Terima kasih
Yup, benar sekali. Tapi itulah dia, karena kesibukan jadi deh gini.
Dulu waktu masih jadi dosen di salah satu Akademi di Banda Aceh, pernah menelurkan dua buah handbook untuk pedoman mahasiswa dalam memahami mata kuliah yang saya ampu... Tp sejak berhenti mengajar, minat untuk menulis seperti terhenti.
Upz saya bertemu pak dos ni,keingat kampus lagi
Itu satu keberhasilan juga pak,kenapa gak dilanjutkan.
Selaku yang saya tau zaman sekarang generasi Aceh tidak gemar menulis,apalagi membaca!!
Sungguh di sayangkan .....sehingga timbul kata "kenapa"?...
"Mengapa"? Haruskah semua redup,jika kita berkaca generasi terdahulu yang di akui dunia bahkan ulama kita (syehk Abdul Jalil) yang menguraikan ijaiyah supaya mudah di baca.
Apa kita harus mengandalkan mereka? Sedangkan generasi kita tidak mau peduli.....
Aduhhhh sangking panjang semangat saya menggebu ni
Hehehe, karena saya sudah berhenti mengajar waktu itu sekitar 3 tahun silam, jadinya ga semangat lagi untuk menulis.
Janganlah hilang semangat pak
Kalau bukan kita siapa lagi...ya gak...😀
Hehehe... Semoga nanti kalau ada waktu akan saya coba lagi @wira8788...
Sip...semangat abg @anroja