The Diary Game, Kamis, 6 Agustus 2020
Hari ini, saya juga terbangun dengan cepat. Karena sudah beberapa hari ini terbangun jam 5, saya tidak perlu lagi menghidupkan alarm. Tepat jam 5 pagi, saat masih terdengar sayup suara orang mengaji di mesjid terdekat, saya sudah bangun tidur. Setelah membersihkan diri, saya berwudhu' dan menunaikan ibadah salat subuh. Hari ini saya sempatkan mengaji sebentar, karena saya tidak perlu terburu-buru untuk pergi ke sekolah. Jam 6.30 pagi, saya bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.
Setelah membereskan semua pekerjaan rumah tangga, dari memasak, menyapu dan memasukkan cucian ke dalam mesin cuci, saya memasukkan baju anak-anak saya ke dalam tas besar. Hari ini saya dan suami akan mengantarkan ke tiga anak-anak kami, si kakak dan sikembar untuk tinggal sementara di rumah neneknya. Karena sekolah di liburkan, tempat mereka belajar mengaji juga libur, maka kami berinisiatif untuk mencari seorang Ustadz, yang bisa di undang ke rumah dan mengajarkan anak-anak kami les mengaji.
Ustadz yang bersedia mengajarkan les mengaji untuk anak-anak saya merupakan salah seorang tenaga pengajar yang bekerja di Dayah Babussalam Putra. Dan kebetulan Dayah Babussalam Putra ini letaknya tepat di belakang rumah mertua saya. Dan Beliau bersedia mengajar les mengaji di rumah hanya di waktu sore hari, setelah tugasnya di Dayah selesai dan di tempat yang tidak terlalu jauh dari Dayah Babussalam Putra. Setelah berdiskusi dengan suami, akhirnya kami berdua sepakat untuk sementara anak-anak akan tinggal dirumah neneknya, agar mereka bisa belajar mengaji dengan baik.
Suasana Di Sekolah saya yang akhir-akhir ini sepi
Tepat jam 9 pagi, kami sekeluarga berangkat ke rumah mertua saya yang terletak di Matangkuli. Sesampainya di rumah mertua, saya langsung pergi ke sekolah, setelah menitipkan anak-anak kepada ibu mertua, sedangkan barang-barang yang berisi pakaian mereka saya serahkan urusannya kepada suami. Suasana disekolah masih sama sepinya seperti kemarin. Hanya ada beberapa guru piket saja yang datang. Ketika saya tiba dikantor guru, saya langsung diserahkan jadwal mengajar yang sudah di susun secara rapi oleh wakil kepala bidang Kurikulum. Sebenarnya jadwal mengajar ini tidak berlaku, karena tidak ada proses belajar mengajar secara tatap muka. Hanya saja, guru seperti kami tetap membutuhkan jadwal mengajar untuk kami cocokkan dengan lesson plan yang kami buat.
Jadwal mengajar yang di berikan oleh wakil kepala bidang kurikukum
Murid-murid yang datang untuk menyerahkan tugas sekolah
Setelah selesai mencocokkan jadwal dengan wakil bidang kurikulum, saya keluar untuk menjalankan tugas saya sebagai guru piket. Tidak lama kemudian, murid-murid berdatangan satu persatu ke sekolah untuk menyerahkan tugas yang telah mereka kerjakan di rumah. Saat ke sekolah, semua murid harus mengenakan pakaian bebas dan harus menggunakan masker juga di area sekolah. Setelah pekerjaan di sekolah saya selesaikan, saya bersiap-siap untuk pulang. Sebelum menjemput anak bungsu saya di rumah mertua, saya pergi ke Minimarket Indomaret yang terletak di Matangkuli, tidak terlalu jauh dari rumah mertua, untuk membeli susu SGM rasa Madu untuk anak-anak saya. Belanja kali ini saya mendapat potongan harga yang lumayan. Jadi untuk dua kotak susu, saya hanya perlu membayar sebesar Rp. 145.000.
Minimarket Indomaret Di Matangkuli yang saya kunjungi setelah pulang sekolah
Susu yang saya beli di Minimarket Indomaret Matangkuli
Setelah dari Indomaret, saya langsung menuju rumah mertua untuk menjemput si bungsu. Sebelum pulang, kami makan siang terlebih dahulu di rumah mertua. Dan setelahnya Kami berdua pulang kerumah dan tidak singgah lagi dimanapun. Jam menunjukkan pukul 1.30 siang, saat kami tiba dirumah. Selesai menunaikan ibadah salat dhuhur, saya dan si kecil beristirahat dan tidur siang. Jam 4 sore, saya terbangun karena dering Handphone. Suami saya menelpon untuk memberitahu bahwa dia akan pulang sebentar lagi. Setelahnya saya sholat Ashar, kemudian menyiapkan menu makan malam sambil menunggu si bungsu saya terbangun.
Sisa sore hari ini, hanya saya isi dengan duduk diam di rumah sambil mengobrol bersama suami dan bercengkrama dengan si kecil. Tidak lama setelah makan malam dan menunaikan kewajiban kami sebagai muslim, kami bersiap-siap untuk tidur agar besoknya bisa kembali beraktivitas seperti biasanya. Itulah cerita saya hari ini. Terimakasih sudah berkunjung ke postingan saya.
Saya tergabung dalam tim Aceh-indonesia, yang terdiri dari @anroja, @p3d1, @muzack1 dan @lord-geraldi.
More about me click👉 (Here).
Contoh ibu teladan yang selalu memperhatikan pendidikan anak-anaknya termasuk pendidikan di bidang agama. Semoga kelak menjadi anak-anak yang sholeh dan sholeha dan berbakti kepada kedua orang tua. Aamiin..
Aamiin. Terimakasih atas doanya.
Semoga sehat selalu dalam menjalankan aktifitasnya
Terimakasih pak edi
Semua tertangani dengan baik. Salut buat keluarga bu @ernaerningsih. Salam.
Terimakasih @awie. Akhir-akhir ini semua tidak boleh. Kalau kita sebagai orangtua tidak cepat tanggap, alamat bodoh lah generasi kita ini. Jadi meski tempat ngaji dan sekolah libur, kita harus mencari alternatif lain, agar anak tetap bisa mendapat ilmu pengetahuan dan agama.
Thank you for taking part in The Diary Game on Steem.
And thank you for setting your post to 100% Powerup.
Keep following @steemitblog for the latest updates.
The Steemit Team