Memori indah berbelanja bersama istri di Pulo Brayan
Hai rekan-rekan steemian. Semoga sehat dan semangat selalu dalam menebar cerita dan manfaat. Kisah lama yang belum tertulis dan bermanfaat, ayo tuntaskan. Tidak ada yang sia-sia, setidaknya ada sedikit hikmah baik yang bisa dipetik.
Aku dan istri sudah sepakat untuk kesekian kali selama Aku berada di Kota Medan maka berbelanja dan kemana saja berduaan saja. Berdua khusus untuk membeli kebutuhan keluarga. Aku hanya seminggu di rumah dan setelah itu harus kembali ke medan tugas di kota bertuah Gurindam XII Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
Hari ini Minggu (23/6/2024) sebelum Aku ke Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang pada pukul 09.30 WIB, maka Aku sempatkan belanja. Pukul 06.25 WIB berkendaraan motor tua kebanggaan, Shogun tahun 2001, Aku dan istri meluncur cepat ke Pajak (Pasar:Bahasa Medan) Pulo Brayan, Kota Medan. Bagi yang pernah ke Medan dan tinggal di Kota Medan maka tahu lokasinya. Jarak dari rumahku tak terlalu jauh jika naik kendaraan. Jika jalan kaki bisa sekitar tiga puluh menit. Lelah juga kawan.
Pukul 06.30 WIB, kami sudah tiba di pasar yang terletak di sisi jalan raya Yos Sudarso. Para penjual sayuran memenuhi sisi jalan. Asbab inilah situasi jalan agak tersendat bila melewati jalan ini. Sekali waktu jika ada Satpol PP yang razia maka jalan akan luas kembali. Para penjual dengan cepat dan cegatan memindahkan jualannya. Jika tidak maka akan digeser paksa dan jika tiba naasnya maka jualan akan diangkut truk.
Sang istri belanja sayuran di Pajak Pulo Brayan
Istriku sudah turun dari kereta (motor:bahasa Medan). Di medan semua motor disebut kereta. Lain lagi di Aceh, semua motor disebut Honda. Hehehe..kearifan lokal. Aku menunggu diatas motor melihat istri belanja. Istri mulai memilih tomat. Tomatnya segar dan merah masak. Tawar menawar berlangsung ringan. Setelah memilih tomat, istriku berpindah tempat yaitu memilih ubi jalar merah. Aku hanya menyaksikan dan menikmati suasana pagi di pasar Pulo Brayan.
Aku bergaya memilih sayuran
Lama kelamaan Aku ingin juga bercampur asyik dengan bertanya sayuran yang dijual. Aku ikut bergaya dengan memegang daun kol yang besar. Selain daun kol segar, Aku juga beralih tempat dengan coba berekspresi bertanya tentang kentang. Tak mudah berbelanja karena perlu dengan telaten memilih. Oh iya, ada jualan seorang ibu saat istri mau memilih sayurannya, dari penjual tak boleh maka istriku berpaling ketempat penjual lainnya. Jika tak boleh memilih kuatir dapat yang busuk-busuk.
Berpindah lokasi memilih sayuran dan suasana fly over Pulo Brayan
Aku sesaat kehilangan pandangan kemana istriku bergerak. Eh, rupanya sudah mendekati para penjual sayuran didepan ruko warga yang saat hari Minggu tutup alias tidak berjualan. Istriku memilih kacang panjang sayurannya. Jika kita palingkan ke belakang maka kita juga akan melihat Jembatan fly over yang terbentang panjang diatas jalan Pulo Brayan. Dari jembatan ini bisa kita melihat rumah-rumah warga. Jujur saja kelihatan kurang menarik jika jalanan umum dijakdikan arena tempat jualan, namun hal ini sepertinya sudah turun temurun warga mencari nafkah dengan berjualan disini.
Sandal istri putus
Lagi asyik belanja tiba-tiba sandal istriku putus. Kasihan. Ngak bisa dipakai. Untung belanja sayur sudah selesai dan nantinya akan lanjut belanja sedikit ikan. Lokasinya juga disisi jalan namun agak maju kedepan. Istriku merapat dan tak mungkin berjalan kaki kosong tanpa alas. Aku sarankan tukaran sandal. Dengan terpaksa sandal berukuran kakiku yang lebih besar dipakai istri. Lucu juga lihatnya. Namun lebih lucu lagi jika melihat Aku memakai sandal putus dengan trik sabar dipakai agar tak jatuh dijalan saat naik motor. Hehehe, kisah unik di Minggu pagi.
Memperhatikan penjual tisu di pajak
Sayuran belanjaan istriku sudah dicantolkan pada motorku. Sebelum menuju ke tempat penjual ikan, Aku memperhatikan seorang laki-laki paruh baya menawarkan kepada pembeli dan penjual sayuran yaitu tissu kering. Berulang kali beliau menyebutkan,"tisu...tisu...tisu," dengan suara lantang. Sayang belum ada yang tertarik membelinya. Beginilah perjuangan hidup. Kita harus senantiasa bersyukur pada Allah, karena masih ada orang yang nasib perekonomian nya dibawah kita. Jika tak bersyukur maka pastilah pening dan galau terus diri kita dalam memgarungi bahtera kehidupan yang penuh misteri. Selesai sudah pertukaran sandal. Sebelumnya sandalku berwarna hitam list merah kini hitam list biru.
Suasana tempat penjual ikan di Pulo Brayan
Kami sudah beranjak dari tempat penjualan sayuran. Istriku berjalan kaki saja karena jaraknya sangat dekat. Aku bergeser tubuh dan kereta. Daging ayam menjadi pilihan. Penjual daging ayam ramah melayani dan istriku juga ramah membeli. Seia sekata dan Aku hanya usil dengan potret-potret suasana. Suasana tempat penjual ikan tak kalah ramainya. Istriku belanja hanya didepan saja. Tidak jauh masuk kedalam pajak.
Selesai sudah berbelanja di Pajak Pulo Brayan
Setelah selesai membeli daging ayam kami segera meninggalkan pajak pagi. Motorku penuh dengan sayuran dan satu bungkus daging ayam. Sisi kanan dan kiri motor penuh. Kami tak berlama-lama karena mengejar waktu. Waktuku tak lama lagi bersama keluarga. Aku sangat memperhatikan waktu setiap berangkat agar tidak terlambat. Motor agak kencang Aku kendarai. Tak seperti biasa yang santai motorku berlari di jalan raya.Memori indah berbelanja dengan istri menjadi bumbu rindu saat lama tak bertemu.***
Berkah selalu utk gure
Maksudnya apa ya Adoe tertulis angka
Sehat selalu bapak sama ibu, semoga langgeng terus
Aamiin.tks
Sama-sama
Banyak juga muatan motor Shogun itu ya Pak 😊
Hehehe..semuanya bungkusan
Pulo Brayan memang salah-satu daerah di Kota Medan yang cukup padat merayap dengan kendaraan, terlebih di sore & malam hari. Saya pernah macet berjam-jam ba'da Isya ketika melewati daerah tersebut dengan transportasi favorit, becak mesin. Ahaha... Cukup penasaran, apakah sekarang Pulo Brayan masih macet Pak di jam-jam tertentu ?
MasyaaAllah, senang sekali melihat salah-satu bagian paragraf ketika Bapak mau berkorban untuk bertukar sandals dengan istri tercinta pada saat belanja di sana. Semoga langgeng till Jannah, Pak
Aamiin.terima kasih doa buat kami. Sama-sama ya. Masih suka macet,terutama pagi hari
Many thanks to the Steem Entrepreneurs community users who shared the original posts. We hope your contributions continue to inspire and strengthen the entrepreneurial spirit in our community.
Kind regards,
Steem Entrepreneurs Team
Terima kasih..lain waktu saya akan donasi utk steemkindness