MY WORST EXPERIENCE AS ENTREPRENEUR By @fatniza

Asalammualaikum, teman-teman semua selamat pagi, saya @fatniza dan salah satu pekerjaan saya adalah pengusaha roti, selain tugas utama saya sebagai seorang guru di sekolah dasar. Saya ingin berbagi pengalaman terburuk yang pernah saya alami saat awal-awal saya berjualan roti. Pengalaman berjualan roti ini sudah saya mulai sekitar 10 tahun yang lalu.

Mula-mula saya memproduksi aneka jenis kue, sekitar 10 hingga 12 jenis kue perhari, tujuannya agar selera orang yang beli kue bisa terpuaskan, lama-lama saya merasa kerepotan karena saya harus bangun pagi paling awal, pukul 3 pagi saya sudah meracik, mengoreng, mengukus bahkan meng oven kue-kue yang akan saya jual dan saya belum menggunakan asisten, murni saya sendiri yang mengerjakan semua.

Dan pernah satu hari saya dapat pesanan 1000 box kue dari perusahaan swasta yang harus selesai tepat jam 8 pagi. Perusahan swasta tersebut sudah biasa mengorder kue pada saya walau biasanya cuma 50 sampai 150 box saja, namun kali ini mereka ada acara yang mengundang banyak pihak sehingga mereka memesan hingga 1000 box. Otomatis saya harus prepare 2 hari sebelum pesanan di ambil dan saya membutuhkan 4 asisten yang siap membantu saya, saya meminta bantuan tetangga untuk mau menjadi asisten saya, dan singkat cerita semua bahan untuk isian selesai kami kerjakan di hari H-2 hingga satu hari sebelum hari H kami mulai bekerja intens.

Tapi karena yang bekerja tidak orang yang profesional di bidang per kue an, maka banyak terjadi kesalahan, kegagalan dan kerusakan pada saat proses pembuatan kue. Saya benar-benar panik, rasanya saya mau menangis melihat kondisi ini, kue saya hampir setengah gagal dan waktu pengambilan pun tiba, teman-teman bisa bayangkan bagaimana panik saya, mau tak mau kue yang gagal produk itupun harus saya masukan ke box guna mencukupi kuota 1000 box.

Dan terjadilah yang namanya pemutusan hubungan kerja dengan perusahaan tersebut, walau saya sudah minta maaf tetap saja hubungan tersebut tidak bisa di sambung lagi.

Seiring berjalan waktu, dan orang-orang sudah mulai mengenal toko kue saya (warung yang sangat sederhana) saya mulai memikirkan bagaimana agar saya tidak begitu lelah dengan usaha sampingan ini namun pembeli cukup terpuaskan dengan kue yang saya produksi. Dan yang menjadi catatan saya, bahwa saya tidak akan menerima pesanan di atas 250 box karena saya tidak mau menerima resiko kue yang gagal seperti peristiwa yang lalu.

Alhamdulillah kue saya banyak di gemari orang dan saya hanya memproduksi 1 jenis kue dengan 7 varian rasa yang setiap hari saya produksi antara 250 sampai 300 potong perhari dengan harga Rp 2000 per potong. Saya hanya menjual di satu tempat saja, milik keluarga saya. Selain menjual kue di warung saya, saya juga membuat pesanan 200 box setiap jumat dari seorang dokter. Dan pesanan 50 box
setiap senin sore, serta pesanan dadakan lainnya.

Saya cukup puas dengan usaha saya, selain waktu mengajar saya tidak terganggu juga saya bisa menentukan kapan saya terima pesanan atau menolaknya. Usaha ini sangat ingin saya kembangkan menjadi toko bakery, walau saya belum bisa 100% menggelutinya. Tapi suatu hari nanti saat saya pensiun mungkin saya akan serius di bidang ini.

Demikian teman-teman pengalaman saya dalam usaha sampingan ini, semoga ini bisa jadi inspirasi buat kalian, gak ada yg sulit bila kita mau bangkit dan berusaha lagi.

Cc :
@ladyofpolicy
@harferri
@irawandedy
@sofian88
@tucsond
@subkiusman
@steempreneurship
@steemkindness

Achievement 1 : https://steemit.com/hive-172186/@fatniza/achievement-1-my-self-introducing-fatniza