Pada suatu desa Ban Nong Pradu di pedesaan timur laut Thailand, terdapat satu patung Buddha kuno bernama Ong Bak. Orang di Desa itu putus asa setelah kepala patung ong bak di curi.

Ada seorang pemuda yang bernama Tin, dia adalah seorang warga desa yang sangat berpengalaman di Muay Thai, tin rela melakukan perjalanan ke Bangkok untuk mendapatkan kembali kepala Ong Bak yang dicuri.

Orang yang mencuri kepala budha itu adalah Don, dia seorang pengedar narkoba yang mencoba membeli jimat di Nong Prada.

Pada saat tin tiba di Bangkok dengan sekantong uang yang disumbangkan oleh warga di desanya, Tin juga bertemu dengan sepupunya Hamle, yang menyebut dirinya “George.”

Hamle dan temannya Muay Lek adalah pembalap motor jalanan yang mencari uang demi mendapatkan scam dari dealer Yaba. Tetapi di tidak ingin membantu Tin.

Hamle pun mencuri uang dari Tin, lalu mempertaruhkan ke dalam turnamen pertempuran bawah tanah pada sebuah bar di Jalan Khaosan. Lalu Ting memburu Humlae dan mengembalikan uangnya tin, setelah menghebohkan penonton, tin menjatuhkan juara di atas ring dengan satu pukulan yang mematikan.

Keahlian tin yang luar biasa juga menarik perhatian Comtouan, comtouan adalah seorang penguasa kejahatan berambut abu-abu, dia memakai kursi roda dan membutuhkan seteguk alat untuk berbicara.

Pada saat itu tin bertemu dengan Don, yang mencuri kepala Ong-Bak dan dijual kepada Comtouan.

Pada Keesokan harinya, tin melihat Hamle dan Muay Lek dikejar-kejar di kota oleh Pan dan gengnya setelah kalah bermain bakarat di sebuah stan permainan jalanan ilegal. Lalu Tin membantu Hamla dan Muay Lek melarikan diri dengan imbalan mencari Don.

Dan Mereka pun kembali ke bar di mana Ting mendapatkan rasa hormat dari kerumunan setelah berhasil mengalahkan tiga lawan secara berturut-turut. Dan Ketiganya menemukan tempat berlindung bagi sang Don, pada saat itu terjadilah pengejaran ketukan yang panjang.

Dan Pengejaran itu pun berakhir di salah satu pelabuhan di Sungai Chao Phraya, disitu Tin juga menemukan tempat penyimpanan kepala patung Buddha yang dicuri milik Komune.

Dan kepala patung-patung itu pun ditemukan oleh polisi setempat, Komtouan mengirim penjahatnya untuk menculik Muay Lek dan Humle, kemudian meminta Ting untuk melawan Time dan Burma dengan imbalan Muay Lek dan kepala Ong Bak.

Dan Tin pun terpaksa berhenti dari pertandingan melawan Saming yang diintensifkan dengan narkoba, lalu Hamla melempar handuk. Setelah pertempuran.

Commois pun meninggalkan janjinya untuk membebaskan Muay Lek dan mengembalikan kepala ong bak, dia memerintahkan anteknya untuk membunuh mereka, lalu Ting dan Hamle mengalahkan antek-antek tersebut dan pergi ke gunung goa.

Di gunung goa itulah tempat orang-orang comtouan membuat patung Buddha raksasa. Setelah Tin mengalahkan beberapa pengawal di gunung goa, lalu tin ditembak oleh Komune.

Lalu mereka ingin menghancurkan kepala Ong-Bak dengan palu godam, dan Hamle melompat untuk melindunginya, dan menerima pukulan palu, dan Kepala patung Buddha itu pun tiba-tiba jatuh, menimpa tubuh comtouan hingga mati dan menyebabkan kerusakan kritis pada Hamle. Hamlae memberi kepala Ong-Bak kepala tin, dan hamle memintanya untuk menjaga Muay Lek dan memastikan bahwa dia lulus dari perguruan tingginya.

Dan pada akhirnya Kepala Ong Bak dikembalikan ke Ban Nong Prada, Hamle yang dibawa oleh seorang biarawan tiba di desa dalam sebuah prosesi di belakang seekor gajah, lalu penduduk desa dan Muay Lek merayakan atas kembalinya kepala patung Ong Bak mereka.

THANK YOU