The Diary Game (Senin, 04 November 2024) Pergi Ke Kebun Memanen Buah Kakao
سَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hai sobat steemian semuanya dimanapun anda berada, bagaimana kabar anda hari ini? semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin. Hari ini saya kembali membagikan aktivitas sehari-hari dalam The Diary Game.
Kegiatanku yang dimulai pada pagi hari ini kebanyakan dikunjungi oleh konsumen yang ingin mengetik dokumen surat pengajuan pernikahan ke Kantor Urusan Agama (KUA). Ada beberapa calon pengantin yang datang ke tempat usaha saya untuk tujuan yang sama. Dua diantaranya memiliki kesalahan penulisan nama, tempat dan tanggal lahir antara ijazah sekolah dengan dokumen identitas keluarga.
Oleh karenanya mereka harus membuat “Surat Pernyataan Diri” ditandatangani diatas materai dan mengetahui kepala desa masing-masing untuk diajukan ke Dinas Pencatatan Sipil menyesuaikan data identitas sesuai dengan ijazah. Walaupun pada ijazah tertulis salah tetapi tetap harus berpatokan disana sebab ijazah tidak bisa dirubah lagi. Selain itu, para calon pasangan suami-isteri ini harus dipotret untuk dicetak pasphoto sebagaimana syarat yang telah ditetapkan oleh kantor urusan agama.
Cuaca hari ini terlihat berawan sejak dari tadi. Begitu matahari memancarkan sinarnya, saya mengeluarkan biji kakao yang dipanen beberapa hari yang lalu untuk dijemur. Saat ini panen buah kakao saya belum pada tahap maksimal karena masih saya fokuskan penyehatan pada batang dan daun disebabkan lama tidak diurus dengan baik.
Saya berencana ingin memberi pupuk pada tanaman kakao dengan jenis pupuk yang banyak mengandung natrium, posphat dan kalsium sebagai perangsang pertumbuhan buah. Tetapi sekarang saya belum mempunyai cukup uang untuk membeli pupuk tersebut yang harganya sangat mahal sebab pendistribusiannya berbentuk non-subsidi dari pemerintah. Kalau mau beli pupuk yang bersubsidi sebenarnya ada juga, tetapi unsur vitamin yang dikandung didalamnya sangat tidak memadai.
Setelah menunaikan sholat zuhur dan makan siang, saya mengajak tetangga saya Abdul Adib ke kebun untuk memanen buah kakao yang telah matang. Abdul Adib membawa seorang anaknya yang merengek-rengek minta ikut, sementara itu saya mengambil gunting khusus pemetik buah kakao yang tersimpan di kotak perkakas kerja di dalam rumah. Tetangga saya Abdul Adib pergi duluan bersama anaknya ke kebun setelah saya serahkan gunting tadi, saya akan menyusul dibelakang sebab ada tugas dari konsumen yang harus saya kerjakan.
Begitu tiba di kebun, saya melihat Abdul Adib telah memanen beberapa buah kakao yang telah matang. Selanjutnya dia mendatangi batang perbatang untuk mencari buah kakao yang sudah layak untuk dipanen. Kami saling bekerja sama, Abdul Adib yang memetik dan saya memungutnya untuk dikumpulkan pada satu tempat.
Saya merasa sangat terkejut ketika Abdul Adib menunjukkan kepada saya pada sebatang pohon kakao yang dijumpainya terlihat ada bekas serangan hama tupai pada buah kakao yang sudah matang. Buah kakao tampak berlubang bekas gigitan tupai untuk diambil isi dalamnya. Yang membuat saya heran adalah setiap datang ke kebun, saya tidak pernah melihat lagi hama tupai-tupai ini. Saya tidak tahu kapan mereka datang dan dimana mereka bersembunyi. Saya harus mencari tahu dari mana arah tupai ini masuk untuk dilakukan pencegahan.
Setelah semua buah kakao yang telah matang dipetik dan terkumpul pada satu tempat, lalu Abdul Adib dengan santainya duduk mengupas satu persatu buah kakao untuk diambil bijinya. Saya membayangkan jika tanaman kakao saya telah sehat dan menghasilkan banyak buah maka saya akan mendapatkan penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin seiring pertumbuhan anak yang sudah menginjak masa remaja.
Untung saja semua pekejaan panen kakao telah selesai sebab cuaca mulai terlihat mendung pertanda akan turun hujan. Saya dan Abdul Abdul harus segera pulang supaya tidak sampai kehujanan. Baru saja kami tiba dirumah hujan mulai turun dengan derasnya. Saya masuk ke dalam untuk mandi sore dan menantikan kumandang azan magrib tiba.
Demikian cerita singkat saya dalam tajuk The Diary Game pada edisi kali ini. Terima kasih atas waktunya berkenan membaca tulisan saya ini dan memberi dukungan sebagai penyemangat bagi saya untuk selalu menghadirkan karya-karya yang lebih baik lagi.
Semua foto yang ditampilkan disini diambil dengan iPhone 12 Pro Max saya.
Salam hormat,
@yuswadinisam
About Me
Click here
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Share to X (twitter)
Tupai yang menyerang buah kakao sangat pintar, dan mungkin sulit dikenali karena mereka aktif pada waktu yang berbeda atau pandai bersembunyi. Anda dapat mencoba memasang perangkap atau sensor gerak di sekitar kebun untuk memantau dari mana mereka berasal. Semoga upaya untuk melindungi tanaman kakao ini membuahkan hasil,
Iya, itulah yang membuat saya heran. Soalnya setiap saya datang kebun kebun, saya tidak pernah melihat lagi keberadaan tupai karena sudah pernah diusir dan diburu oleh pemburu yang disewa pemilik kebun disamping kebun saya. Tentang pemasangan perangkap saya belum pernah mencobanya, lagi pula saya tidak tega melihat binatang mati teraniaya.
Ada cara lain yang mungkin lebih ramah terhadap tupai tanpa harus menyiksanya, seperti menggunakan pengusir alami atau memasang alat pengusir berbasis suara untuk menjauhkan tupai dari tanaman Anda.
Jika perangkap tidak menarik bagi Anda, Anda mungkin ingin mempertimbangkan pengusir lain, seperti meletakkan bahan berbau kuat di sekitar kebun Anda, karena beberapa bau dapat membuat tupai tidak suka.
Baik, saya akan mencoba mempelajarinya. Saya berharap anda dapat membantu saya
Good job
Congratulations!!! because your post has been upvoted by Team 7 using steemcurator09. Keep up the good work and keep making quality posts. Curated By <@ripon0630>
Thank you very much for supporting my post.
Thank you for publishing a post on the Hot News Community, make sure you :
Semoga hasil panen akan terus meningkat sepanjang tahun.
Verified by : @fantvwiki
Thank you very much for moderating my post