The Diary Game (Kamis, 12 September 2024) Pergi Samadiyah ke Rumah Almarhum Tu Sop dan Berjumpa Abiya Jeunieb
سَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hai sobat steemian semuanya dimanapun anda berada, bagaimana kabar anda hari ini? semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin. Hari ini saya kembali membagikan aktivitas sehari-hari dalam The Diary Game.
Seluruh elemen masyarakat kecamatan Nisam termasuk saya pada hari ini akan berangkat menuju ke kediaman Almarhum Tgk. H. Muhammad Yusuf (Tu Sop) di Jeunieb kabupaten Bireun untuk melakukan damadiyah. Almarhum merupakan salah seorang ulama kharismatik yang sangat dicintai oleh masyarakat Aceh. Beliau begitu cepat dipanggil menghadap Sang Khaliq, menyisakan kesedihan bagi kita semua yang mencintai ulama. Semasa hidup beliau saya saya menyukai ceramah-ceramah agama yang disampaikan olehnya karena bahasa dan penyampaian sangat mudah untuk dimengerti.
Sebelum berangkat semua masyarakat yang ikut maupun tidak ikut dimintai sumbangan seikhlasnya untuk diserahkan kepada keluarga yang ditinggalkan. Kebetulan koordinator pelaksana jemaah samadiyah ke rumah Tu Sop pada hari ini Ustadz Amiruddin berangkat bersama dengan mmobil saya. Oleh sebab itu saya mempunyai tanggung jawab untuk mengelilingi seluruh desa yang ada di kecamatan Nisam untuk mengutup sumbangan yang telah dikumpulkan pada kepala desa masing-masing.
Selain sumbangan uang, warga masyarakat juga ikut menyumbangkan beras, sayur, kelapa, pisang dan berbagai kebutuhan dapur lainnya termasuk ikan basah untuk diserahkan kepada keluarga Almarhum yang akan digunakan disana sebagai kenduri untuk tamu yang datang membaca doa samadiyah. Setelah sholat dhuhur seluruh jemaah samadiyah yang ikut diintruksikan untuk berkumpul di depan mesjid Seuneubok-Binjee agar bisa pergi bersama sambil beriringan dan dikawal oleh mobil patroli polisi dari Polres Lhokseumawe.
Setelah semua terkumpu, rombongan jemaah samadiyah dari kecamatan Nisam siap untuk berangkat dengan menempuh perjalanan melalui rute Jalan Elak. Puluhan kendaraan baik pribadi maupun kendaraan umum berjalan beriringan sesuai intruksi dari polisi. Mobil yang membawa barang-barang sumbangan dari masyarakat mengambil posisi di depan, sementara mobil saya yang ditumpangi oleh koordinator berjalan paling belakang untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi saat diperjalanan.
Walaupun telah diintruksikan berjalan beriringan tetapi masih saja ada supir yang membandel memisahkan diri dari rombongan. Koordinator yang menumpang di mobil saya mengintruksikan lagi supaya saling menjaga kekompakan dan mematuhi intruksi yang telah diberikan. Sepertinya untuk bisa berjalan beriringan sudah tidak memungkinkan lagi karena ada beberapa peserta rombongan sudah berjalan terlampau jauh didepan meninggalkan rombongan yang dibelakang.
Tiba dii kawasan Kota Bireun terjadi insiden yang sangat tidak diharapkan yaitu kecelakaan beruntun yang melibatkan/menimpa 4 buah mobil jemaah samadiyah dari rombongan kami. Satu mobil bak terbuka pengangkut barang sumbangan dari masyarakat mengalami kerusakan parah, tidak bisa melanjutkan perjalanan akibat ban depan terhimpit dengan body mobil dan membuat stiur tidak bisa difungsikan. Seluruh barang yang ada di mobil tersebut dipindahkan ke mobil lain yang datang belakangan dan masih satu rombongan dengan kami.
Koordinator mengatur ulang jadwal tiba ditempat yang dituju dengan memberi intruksi berkumpul pada salah satu mesjid yang dekat dengan lokasi rumah yang akan dituju sambil menunaikan ibadah sholat ashar. Sementara itu koordinator juga menyelesaikan administrasi mobil yang mengalami kecelakaan sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Tiba ditempat yang dituju, kami melakukan doa samadiyah pada lantai II komplek dayah yang dipimpin oleh Almarhum Tu Sop. Doa samadiyah dari rombongan kecamatan Nisam dipimpin oleh Tgk. H. Hasballah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Keutapang, dan juga beliau merupakan salah satu ulama kharismatik yang tersohor saat ini. Setelah pembacaan doa, kami diarahkan oleh panitia untuk menikmati hidangan makanan pada yang telah ditentukan.
Hal yang sangat membahagiakan dan mengharukan bagi saya pada hari ini adalah dapat berjumpa langsung dan bertatap muka dengan ulama panutan umat dari seluruh Aceh, beliau dikenal dengan sebutan Abiya Jeunieb. Dengan penuh rasa sungkan dan segan, saya menghampiri Abiya Jeunieb menyalami dan mencium tangannya refleksi memuliakan seorang ulama besar.
Awalnya saya merasa ragu bisa berjumpa dengan Abiya sebab sedang duduk-duduk dengan petinggi instansi yang ada di Aceh. Tanpa mengurangi rasa hormat sedikitpun, saya berjalan membungkuk dihadapan semua tamu untuk bersalaman dan mencium tangan Abiya Jeunieb.
Setelah mengikuti rangkaian doa samadiyah, saya beserta rombongan beranjak pulang, tetapi sudah tidak saling beriringan lagi. Tiba di Dayah Almadinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh - Bireun saya memasukkan mobil ke komplek mesjid untuk sama-sama menunaikan ibadah sholat magrib. Disamping itu saya menggunakan momen ini untuk sekedar menjenguk anak yang sedang menempuh ilmu pendidikan agama disini. Setelah benerapa saat berjumpa dengan anak, saya melanjutkan lagi perjalanan pulang dan singgah di warung kopi kawasan Krueng Mane untuk makan minum.
Tiba dirumah pukul 23:30, memasukkan mobil ke garasi dan mandi biar segar karena badan sudah terasa sangat gerah, lalu langsung istirahat tidur malam.
Demikian The Diary Game singkat saya pada hari ini, sekian dan terima kasih atas waktunya berkenan membaca tulisan saya ini dan memberi dukungan sebagai penyemangat bagi saya untuk selalu menghadirkan karya-karya yang lebih baik lagi.
Salam Hormat,
@yuswadinisam
About Me
Click here
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Share to X (Twitter)