KALAU BISA HIDUP SIMPLE, KENAPA MEMILIH RUMIT

Assalamualaikum warahmatuulahi wabarakatuh

Allah telah menentukan garis kehidupan serta perjalanan hidup yang mesti kita jalani, akan tetapi Allah merahasiakan semua ketentuan ini terhadapa manusia. Malah kita Allah perintahkan untuk berusaha semaksimal mungkin, dan disinilah ilmu Tasauf sangat berfungsi, dimana kita diajarkan untuk bersabar serta tawakkal dalam menjalani kehidupan ini, Allah memerintahkan kita berusaha bukan berarti Allah tidak mampu memberi atau usaha kita akan mampu mengubah takdir ketentuan Allah, kita berusaha hanya sebagai wujud patuh kita kepada Allah (dalam menjalankan perintah), kita Allah perintahkan tawakkal sebagai wujud penghambaan kita serta kepasrahan kita kepada Nya, dimana kita sadar sesadarnya bahwa kita tidak mampu mengubah apa pun.

Akan tetapi dalam prakteknya kita berusaha mati-matian mendapatkan segala sesuatu yang akan kita tinggalkan saat kita mati, melupakan tawakkal dan sabar, seolah kita mampu mendapatkan apa saja dengan usaha kita, saat kita jatuh kita akan jatuh sangat dalam, maka akan timbuk sebuah kata “KECEWA, FRUSTASI”,,aneh,,aneh sekali kita manusia ini.
Kita mencari yang bukan hak kita, melupakan kewajiban kita, padahal yang Maha memiliki tidak memerintahkan demikian, berarti kerumitan hidup kita adalah kita buat sendiri, kesusahan pikiran kita adalah kita sendiri yang menciptakannya.
Orang yang tawakkal sangat simple cara mereka berfikir, secara lahiriah mereka sama seperti kita, bekerja serta berusaha, bahkan kadang kala nampak mereka lebih giat berusaha dari pada kita, namum ada prinsipnya mereka sangat berbeda. Mereka mencari karena melihat itu adalah sebuah perintah, mereka menerima apa pun hasil dengan hati yang sangat senang sebab memang hasil adalah mutlak hak Allah, bila Allah berkehendak bisa memberi tanpa kita usaha, bila Allah berkehendak bisa mencabut apa saja yang kita miliki, tidak ada yang abadi.
Contoh sederhana saja, hari ini kita sehat, badan dan pikiran kita sehat, lalu kita pulang ke rumah, melihat bahwa harta kita ada yang hilang, lalu kita susah memikirkannya, lalu pontang pantong mencarinya, setelah capek mencari ke sana kemari, lalu menghabiskan harta yang lain untuk mencari harta yang hilang, dan hasilnya nihil, malah kita kehilangan tenaga, pikiran, harta benda untuk mencari harta yang hilang, akhirnya kita jatuh sakit, harta kembali habis untuk berobat, sakit makin parah, akhirnya kita ikut meninggal akibat sakit, sungguh sangat ironi sekali, padahal secara akal perkara ini bisa di cegah saat pertama, yaitu saat melihat harta kita hilang, kita berlapabng dada, kalau pun kita mencarinya yang pasti kita melakukannya dengan penuh rasa gembira, menghabiskan harta dengan hati gembira sangat beda jauh dengan menghabiskan harta secara terpaksa.
Jadi “kalau bisa simple kenapa masih mencari yang rumit”