Dahsyatnya persaingan lomba menembak di hari ke - 2
Lomba menembak piala Pangkoarmada I Cup tahun 2024 dalam rangka memperingati Hari Armada RI ke - 79 tahun 2024 memasuki hari kedua (Sabtu, 21 Desember 2024). Pastilah semakin seru perlombaan ini. Aku tetap setia menonton perlombaan yang baru pertama sekali diadakan. Peserta yang dari Tanjungpinang, Balai Karimun, Batam, Jakarta, Belawan, kategori senior dan junior saling menampilkan kemampuan terbaiknya.
Aku, kali ini tidak datang cepat. Sekitar pukul 09.00 WIB barulah merapat di lapangan tembak. Setelah tiba di lapangan tembak utama dan bertemu rekan-rekan lainnya, maka secara perlahan Aku melihat perlombaan menembak dilapangan lainnya dengan gaya yang berbeda.
Penembak di Armada Style
Langkah pertama Aku menyaksikan para penembak di Armada Style. Dalam kegiatan ini para penembak mengambil sikap duduk atau seperti jongkok dengan media kapal perang replika kecil sebagai tempat posisinya. Bagi yang postur tubuhnya kecil maka tidak kesulitan posisi duduk seperti duduk salah satu gerakan salat. Namun, bagi yang bertubuh tambun, maka akan sulit konsentrasi karena harus menahan perut dan nafas agar pandangan fokus pada sasaran yang akan ditembak. Pastilah seru jika kapalnya sekali waktu ikut bergoyang maka jika kurang konsentrasi maka tembakannya akan salah alamat seperti lagu Ayu Tinting alias nyasar. Hehehe.
Tembakan kategori reaksi cepat
Nah, tinjauan Aku selanjutnya adalah lapangan tembak yang kategori reaksi cepat. Tembakan ini diikuti oleh kaum Adam dan tak ketinggalan kaum Hawa. Menembak reaksi ini perlu kecekatan dan kecepatan dalam menembak sasaran. Masalahnya, para penembak dihitung dengan waktu. Tepat waktu dan sasaran tak luput dari tembakan. Tembakan reaksi cepat. Seru sekali melihatnya. Teringat seperti nonton film koboi yang akan melaksanakan adu tembak. Yang cepat ambil senjata dan tepat sasaran tembakannya maka lawannya akan mati terbujur kaku. Nah, dalam lomba kategori ini yang lambat dan waktunya habis serta sasaran kurang maksimal terkena tembakan maka pastilah nilainya kurang. Bisa tak menang lho.
Perlombaan menembak menggunakan pistol
Dari arena tembakan reaksi cepat, Aku kembali ke tempat utama. Ya, masih menyaksikan tembakan pistol sedang asyik dan menarik serta semangat diikuti oleh sejumlah peserta. Kategori lomba menembak pistol ini sepertinya lebih banyak yang disukai oleh para shooters. Lokasinya pun agak teduh dibandingkan dengan lokasi lainnya.
Menembak dengan senapan angin
Cuaca panas makin menyengat. Aku masih setia mengikutinya. Kini Aku menuju lokasi lomba yang menggunakan senapan angin. Pesertanya lebih banyak anak club, baik senior maupun junior. Aku melihat betapa generasi muda atlet menembak masa depan Kepri dengan antusias mengikuti lomba.
Bergaya dengan senapan angin
Disamping melihat lomba ini Aku pun bertanya satu dan lain hal tentang senapan angin yang digunakan. Rasa penasaranku yang tinggi wajar saja. Masalahnya Aku tak tahu sama sekali. Nah, untuk lebih asyik, Aku bergaya seakan menjadi
peserta penembak dan bagaikan gaya Rambo mengendong senjata laras panjang. Peserta ini terdiri dari anak kecil dan para orang tua. Secara diam-diam Aku tertawa melihat diri akan gayaku yang penuh percaya tinggi.
Menembak dengan senjata laras panjang
Kini tibalah Aku menyaksikan perlombaan kategori senjata laras panjang. Lokasinya dari lapangan tembak utama kurang lebih 100 meter. Menuju ke lokasi tersebut menggunakan sepeda motor. Nah, lapangan ini paling jauh jarak tembaknya. Sekitar 50 meter. Ada beberapa prajurit lagi beraksi. Aku berjumpa lagi dengan Mayor Laut (S) Aris. Sangat familiar seperti disaat beliau pernah bertugas sebagai perwira staf Akun Koarmada I.
Mengemudi Becak Motor
Mengunakan teropong teleskope melihat hasil tembakan peserta
Setelah menyaksikan keselurahan kategori, Aku balik kelokasi utama. Aku bisa naik dan berfoto diatas motor becak edisi seperti yang dipergunakan oleh Prajurit Germany pada saat Perang Dunia. Motor ada tempat duduk sampingnya. Dan, Aku juga mencoba melihat hasil tembakan oleh penembak melalui teropong. Waw, sangat jelas. Tak perlu turun di lokasi sudah jelas perkenaan apa saja.
Waktu pun mulai tinggi. Cuaca masih panas. Sekali waktu angin lembut berhembus membelai wajah hitam yang dihiasi kumis tipis bercampur warna putih. Warna yang menghimbau bahwa Aku sudah tua. Sudah tak muda lagi. Namun semangatnya tak pernah pudar. Selalu membara dan berapi-api.***
Edisi masih bersambung...
Salam semangat dari@hoesniy
Lomba menembak, bagi tendra nasional Indonesia, memang harus dahsyat. 👍
Ok bg...tentara..bukan tendra...hehe
Iya, ma'af😁😁😁👍
Wkwkwk. Hanjet salah me bacut pih🔥,😂😂
Peu nyan Adoe
Your post has been supported by THE QUEST TEAM. We support quality posts, good comments anywhere, and any tags
Thank you for publishing a post on the Hot News Community, make sure you :
Verified by : @fantvwiki
Tks ya Adoe meutuwah
Goet Pak 🙏🏻