BUAH KEBAIKAN
"Hanya Coretan"
Apati (tidak peduli), sepertinya kurang diperkenankan untuk seseorang yang dinamakan manusia. Sikap yang sebenarnya tidak dapat dibuang dari kelakuan manusia itu sendiri, karena selalu ada hitam dan putih, terang dan gelap, bahkan baik dan buruk. Bagi mereka yang ingin hidup sendiri, apati bisa menjadi cara paling nyaman menurut versinya. Tapi sebaliknya, dunia butuh harmoni dalam bentuk empati.
Apati menghadirkan hubungan yang kosong dan tanpa makna, membuat empati menjadi sebuah harapan yang hadir di tengah kesulitan. Ya.... Empati, situasi dimana kita mencoba untuk memahami sembari peduli atas kebutuhan dari perasaan orang lain. Nilai kebaikan jauh lebih besar dari pada harus mengambil sikap tidak peduli, dan cenderung mengabaikan sinyal-sinyal kebaikan.
Di tinjau dari berbagai sudut, empati yang bersinonim dengan kata kebaikan adalah inti dari sikap sebagai cara menyatukan manusia, dan menjadi dasar sebagai hubungan harmonis antara manusia dengan manusia lainnya.
Minggu ini saya mengasah rasa empati saya terhadap lingkungan sekitar, terutama manusia sebagai objek utama. Mencoba membuat kebaikan di tengah kebiasaan buruk yang setiap hari saya lakukan, mencoba melihat makna kehidupan dari sisi positif yang terkadang di balas negatif. Sedikit mengecewakan dewasa ini, karena kebaikan dinilai ada maunya.
Foto milik sendiri
Dalam upaya saya pribadi untuk mengasah rasa empati dalam bentuk kebaikan, saya mencoba memotivasi diri saya sendiri. Cara sederhana cukup merasa yakin tentang satu hal, yaitu bahwa kebaikan ibarat buah pada ranting sebuah pohon yang tumbuh dan berproses dalam waktu yang lama, yang akan dapat membuat anda memperoleh manfaat dari hasil buah tersebut.
Perlu anda ketahui bahwa tindakan kebaikan yang ingin kita lakukan tidak berlaku besar atau kecil, selama itu datang dari pikiran, keinginan dan kemauan yang berasal dari hati, maka nilai adalah sesuatu yang tidak dapat di ukur dan di timbang kadarnya. Uluran tangan punya nilai berarti, motivasi menjadi kata yang bijak yang menjadi penguatan, dan senyum sederhana dapat menjadi cara untuk menyejukkan perasaan orang lain.
Foto milik sendiri
Dalam lingkup terdalam yaitu keluarga, saya berpendapat bawa mereka adalah bagian yang paling berhak mendapatkan empati dari saya dengan level no limit. Menanam pohon dari lahan sendiri, jauh lebih lebat buahnya karena mudah di rawat. Mengasah empati dari luar rumah, adalah bagian dari pembelajaran yang berasal dari kebiasaan di rumah.
Jangan abaikan kesulitan satu insan yang datang padamu, beri mereka keseimbangan pikiran dalam bentuk apapun, meski dirimu jauh dari kata seimbang. Bukankah kita ada untuk saling menguatkan, saling menerima dan memberi kebaikan? terlepas dari mana asal usul peranakan, nilai kebaikan harus saya lakukan, respon negatif yang tumbuh biarlah menjadi benalu yang terkadang dapat menjadi obat.
Pada akhirnya, ingatlah terus. Maknai bahwa kebaikan tidak selalu bercerita tentang besar atau pun rumit, tapi niat untuk menumbuhkan buah kebaikan yang lebat dari sebatang "pohon".
Period | December 11, 2024 to January 11, 2025 |
---|---|
Transfer to Vesting | 998.90 Steem |
Cash Out | 988.00 Steem |
Result | Club5050 |
CSI | 13.1 (0.00 % self, 83 upvotes, 56 accounts, last 7d) |
@tipu curate
;) Holisss...
--
This is a manual curation from the @tipU Curation Project.
Upvoted 👌 (Mana: 6/7) Get profit votes with @tipU :)