Ironi warga yang tinggal di sekitar proyek multinasional

in Hot News Community13 days ago

1000009221.jpg

div.png

ₕₐgₒₑ'ₛ ᵥᵢₗₗₐgₑ : Dₑc, ₉ₜₕ ₂₀₂₄

Aku tinggal di pinggir salah satu bagian dari proyek vital nasional penghasil minyak dan gas bumi yang telah beroperasi sejak tahun 70-an. Tetapi kondisi di daerah kami selalu dilanda banjir dan juga jalanan yang masih seperti kubangan kerbau.

1000009188.jpg

Suasana di pagi hari

Hujan yang turun di subuh ini terdengar seperti suara pasir yang diserakkan diatas atap rumah kami. Begitu lah sangking derasnya hujan di kampung kami hari ini.

Saat aku bangun untuk sholat subuh, aku langsung membuat analisa kondisi ini, karena aku telah menyatakan kesiapan dan kesediaan untuk mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi seperti biasa di kantor Bupati mewakili Ibu Kepala Dinas.

Ya, walaupun aku menjawab dengan ucapan Insya Allah, tentu dimaknai aku bersedia untuk ikut rapat tersebut. Tetapi ternyata pagi ini hujan turun cukup deras dan dalam batin ku, aku merasa banjir pasti datang lagi hari ini.


1000009121.jpg

Banjir lagi

Benar saja bahwa banjir kembali mendatangi kampung kami di pagi ini. Dan saat aku mengecek kondisi di depan rumah kami, ternyata banjir telah menggenangi halaman rumah ibu dan juga kebun di seberang jalan rumah kami.

Meskipun tampaknya arusnya tidak begitu deras, tetapi air banjir tetap menggenangi kampung kami. Paling-paling ketinggiannya tidak seberapa. Walaupun, itu tetap menganggu aktivitas kami.

Aku segera mengambil handphone dan mendokumentasikan suasana banjir ini dan kemudian mengirimkan kepada ibu kepala dinas untuk memberitahukan bahwa aku tidak bisa mengikuti rapat pengendalian inflasi di kantor Bupati.

Tadi pagi aku tidak sempat mengeluarkan mobil kami ke tempat yang lebih tinggi sehingga aku tidak bisa berangkat ke kantor Bupati untuk ikut rapat di hari ini.


1000009118.jpg

Sarapan pagi

Aku pun masuk kembali kedalam rumah untuk sarapan dan kemudian bersiap-siap mengantarkan si kecil ke sekolahnya. Walaupun banjir, tetapi jalanan masih memungkinkan untuk dilalui dengan berjalan kaki.

Dan setelah mengantarkan si kecil ke sekolahnya, aku segera kembali ke rumah untuk melakukan aktivitas di rumah saja.


1000009123.jpg

Di Klinik Mandiri Bersama

Alhamdulillah banjir hari ini tidak berlangsung lama dan tingginya tidak seberapa, sehingga menjelang siang aku bisa menjemput si kecil pulang sekolah menggunakan motor dan kemudian menuju Klinik Mandiri Bersama untuk membawa si kecil berobat karena dia mengalami flu.

Kami pun menunggu antrian berobat di ruang tunggu. Sementara si kecil langsung mengeluarkan buku coretannya dan menulis sesuatu di buku tersebut.

Dia dengan santainya menulis sambil tiduran tanpa risih atau merasa aneh. Tingkahnya seperti sedang berada di rumah sendiri. Itulah tingkah anak-anak...! Untung saja para perawat sudah faham dan cukup akrab dengan si kecil.

Jadi selama tidak menggangu orang lain, hal itu tidak dipermasalahkan oleh para perawat di klinik tersebut.


1000009189.jpg

Air sungai masih tinggi

Di sore hari aku bersama si kecil pergi ke kantor Camat Matangkuli untuk melakukan fingerprint. Walaupun dipagi hari tidak sempat melakukan fingerprint, minimal sorenya bisa, agar tidak "blong" sama sekali. Kecuali memang kondisinya tidak memungkinkan.

Saat aku melewati jembatan di desa kami, terlihat air sungai masih cukup tinggi walaupun banjir sudah surut. Tetapi tidak benar-benar surut sampai ke tebing sungai.

Aku perkirakan air sungai di hulu masih cukup tinggi sehingga di hilir pun tidak benar-benar surut. Dan bila ditambahkan dengan hujan lagi maka dengan serta merta akan kembali banjir.


1000009190.jpg

Jalan sekitar cluster IV (Sisi barat)

Kami pulang dari kantor Camat dengan memilih jalan memutar karena aku mau mengambil video untuk konten di FB Pro sekalian memenuhi permintaan si kecil untuk jalan-jalan di sore ini.

Jalanan di pinggir obyek vital nasional ini terlihat cukup bagus dan memang mencerminkan bahwa disitu ada proyek yang sudah beroperasi sejak tahun 70-an.

Cluster IV ini merupakan bagian dari proyek dan obyek vital nasional yang menghasilkan minyak dan gas bumi yang dulunya dikelola oleh perusahaan eksplorasi multinasional yaitu Mobil Oil Indonesia, Inc dan Exxonmobil dari Amerika.

Betulkah demikian? Tunggu dulu Fergusso...!


1000009166.jpg

Sisi jalan yang lain (sisi timur) di pinggir Cluster IV

Saat kita melihat sisi jalan disebelahnya yang merupakan sisi timur Cluster IV, kita akan mendapati pemandangan yang sangat jauh berbeda dan cukup memprihatinkan.

Jalanan seperti kubangan kerbau dan tidak bisa dilalui oleh semua jenis kendaraan. Hanya motor yang bisa melewati jalan tersebut atau mobil truk dengan resiko akan kotor.

Dipinggir pagar proyek yang sudah beroperasi sejak tahun 70-an, bagaimana bisa kita temukan jalan yang begitu rupa? Sungguh ini diluar nalar dan akal sehat. Kalo di pikir-pikir benar juga alasan mengapa Aceh menuntut merdeka.

Rakyat Aceh hanya jadi penonton dan menikmati dampak lingkungan akibat proyek yang beroperasi di depan rumah mereka. Aku masih ingat dulu saat kami masih kecil, sebagian besar warga di sekitar proyek (Cluster IV), terutama anak-anak mengalami penyakit kulit.

Limbah baroid dari hasil pengeboran di cluster IV dialirkan ke sungai, sementara sungai merupakan sumber kebutuhan air bagi masyarakat pada masa itu karena belum ada PDAM.

Setelah hampir 50 tahun proyek tersebut beroperasi, jalan di pinggir Cluster masih seperti kubangan kerbau. Masuk akal kah? Atau waras kah para pemimpin negeri ini?

1000009191.jpg

Si kecil dan burgernya

Saat tiba di rumah, si kecil segera menyantap burger yang kami beli tadi saat kembali dari kantor camat. Kami pun duduk-duduk di teras depan rumah sambil menunggu istri pulang dari membawa ponakan ke praktek dokter karena mengalami demam panas.

Dan setelah dibawa berobat ke dokter, ternyata ponakan yang merupakan anak yatim mengalami gejala tipus. Sementara ibu kandungnya berada jauh disana di Kabupaten Pidie Jaya, dan ponakan tinggal bersama neneknya yang merupakan ibu mertua ku.

1000009192.jpg

Tahlilan Jamaah Majelis Arafah

Di malam hari selepas sholat magrib aku menuju mesjid dan berkumpul dengan para jamaah lainnya untuk berangkat ke rumah duka dalam rangka tahlilan.

Kami terkumpul dalam Jamaah Majelis Arafah yang berjumlah 243 orang jamaah, dengan kegiatan rutin berkunjung ke keluarga anggota majelis yang meninggal dunia untuk melakukan tahlilan serta samadiyah.

Sekian postingan ku kali ini. Stay healthy and Fun.....Ciao...!

Regards

。✧ 🧑‍⚕️ @𝒶𝓁𝑒𝑒𝟩𝟧 🥋 ✧。

📚𝕵𝖆𝖑𝖆𝖑𝖚𝖉𝖉𝖎𝖓 𝕽𝖚𝖒𝖎 : 𝕮𝖎𝖕𝖙𝖆𝖐𝖆𝖓𝖑𝖆𝖍 𝖐𝖊𝖎𝖓𝖉𝖆𝖍𝖆𝖓 𝖉𝖎 𝖉𝖆𝖑𝖆𝖒 𝖍𝖆𝖙𝖎 𝕬𝖓𝖉𝖆, 𝖉𝖆𝖓 𝖐𝖊𝖎𝖓𝖉𝖆𝖍𝖆𝖓 𝖉𝖎 𝖘𝖊𝖐𝖎𝖙𝖆𝖗 𝕬𝖓𝖉𝖆 𝖆𝖐𝖆𝖓 𝖒𝖊𝖓𝖌𝖎𝖐𝖚𝖙𝖎.💝

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.25
JST 0.040
BTC 92903.81
ETH 3331.70
USDT 1.00
SBD 3.29