Kecewa, Sedih, Kesal, Marah, Itu Wajar, Tapi …
Kecewa, Marah, Kesal, @#&$^%#&*#^_-~)(;”
Hai Steemians. Apa kabar kalian semua? Sepertinya semua dalam keadaan baik. Kali ini saya akan menulis tentang rasa kecewa dan perasaan-perasaan yang kerap “menemani”nya. Hanya sedikit uneg-uneg saja, semoga bermanfaat.
Pernahkah kamu merasa sedih, kesal, kecewa, karena hasil yang kamu dapat dari usaha yang kamu lakukan tidak sesuai harapan? Saya pikir tidak ada di antara manusia hidup yang tidak pernah merasakan kekecewaan. Kekecewaan adalah cara bagaimana hidup mengajari kita, tinggal bagaimana kita mengambil intisari kebijaksanaan di dalamnya.
Kecewa adalah perasaan yang muncul ketika fakta tidak selaras dengan apa yang kamu rencanakan, harapkan, nantikan. Kamu telah menghabiskan waktu beberapa minggu juga energi dan sejumlah uang untuk membuat rencana liburan bersama seseorang, misalnya, dan lalu ketika mendekati hari yang dimaksud, seseorang tersebut membatalkan rencana itu dengan alasan yang –menurut kamu- terlalu sepele.
Begitulah, kekecewaan memang erat hubungannya dengan harapan. Semakin tinggi harapan kita akan sesuatu, semakin besar rasa kecewa yang datang ketika ternyata harapan itu tidak terpenuhi. Kecewa? WAJAR! Kesal? Sedih? “Gondok”? Mangkel? Ya silahkan. Tetapi, bagaimanapun kita bisa menerimanya dengan sistem logika kita, rasa kecewa dan perasaan lainnya yang biasanya menyertainya (kesal, marah, sedih, dan sebagainya) itu adalah hal-hal yang negatif, yang besar dorongannya untuk membawa kita ke arah yang negatif juga, jika tidak disikapi dengan baik. Rasa marah dan kesal yang tidak bisa kita kontrol karena kekecewaan kita terhadap seseorang, efektif akan mengganggu hubungan kita dengan orang tersebut. Sementara rasa sedih yang berlebihan mungkin akan membuat kita menyesali diri sendiri, dan pada kasus yang berat, bisa bermuara pada kehilangan kepercayaan diri.
Hal yang paling buruk, dan bisa terjadi jika rasa kecewa, marah, kesal, tidak bisa kita kendalikan adalah munculnya rasa putus asa. Jangan sampai, deh, Teman-teman. Karena itu, kendalikan perasaan-perasaan itu.
Mengatasi Kecewa Dan Perasaan Negatif Lainnya
Jadi, apakah rasa kecewa dan perasaan-perasaan negatif lain yang kerap menyertainya itu bisa dikontrol, diminimalisir, bahkan dihilangkan? Bisa. Kekecewaan yang datang beserta kawan-kawannya itu adalah hal yang wajar. Sekali lagi: wajar. Hal-hal baik atau buruk menimpa siapa saja, dan itu mempengaruhi suasana hatinya, itu sudah hukum hidup. Tetapi setiap orang memiliki kemampuan berbeda dalam menghadapinya. Tingkat temperamental seseorang adalah salah satu faktor yang sangat berperan di sini. Tetapi keinginan dan tekad, biasanya selalu bisa mengalahkan tingkat temperamental.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah, mengontrol, meminimalkan, dan bahkan menghilangkan pelan-pelan perasaan-perasaan negatif tersebut.
- Ikhlas dalam berbuat. Artinya ketika kita menetapkan tujuan, lalu melakukan upaya-upaya mencapai tujuan itu, memaksimalkan potensi keberhasilannya, kita juga harus sudah siap bahwa sesuatu yang buruk yang tidak kita harap-harapkan bisa saja terjadi di dalam prosesnya. Dengan begitu, ketika hal-hal tidak sesuai rencana dan upaya, kita sudah siap menghadapinya. Kita BISA berharap hasil yang terbaik setelah melakukan usaha-usaha terbaik, tetapi kita HARUS siap dengan hal-hal buruk (atau di luar harapan kita) yang mengintai.
- Berpikir positif. Jika sikap ikhlas sudah ditempatkan sejak awal, maka berpikir positif adalah hal yang harus kita bangun ketika kita menemukan hal-hal yang di luar rencana atau ekspektasi kita. Ketika seorang teman terlambat datang pada sebuah temu janji, misalnya, kita harus sebisa mungkin berpikir baik bahwa sebenarnya si teman ini tidak merencanakan keterlambatan itu, dia pasti telah melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk tidak terlambat.
- Berbicara. Jika kamu kecewa terhadap seseorang, maka bicaralah. Sediakan waktu untuk melepaskan kekecewaanmu dan menagih penjelasan, tetapi sebelum sampai ke sana, kamu sebisa mungkin melepaskan diri dari ikatan rasa emosi karena rasa marah itu (seperti juga rasa senang), mempengaruhi gelagat dan cara pikir juga cara bertindak. Dan jika rasa kecewamu tidak ada hubungannya dengan orang lain, maka bicaralah dengan dirimu sendiri. Tanyakan kepada dirimu, kenapa kamu menemukan kegagalan dalam suatu yang kamu usahakan, evaluasi. Dan temuilah teman-teman yang kamu percaya untuk bicara dan mendapatkan pencerahan.
- Bergerak maju. Atau istilah kerennya, move on. Hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan kekecewaan, kesedihan, kemarahan. Dan terlalu berguna untuk dibiarkan dikacaukan oleh rasa-rasa negatif itu.
- Luruskan orientasi. Kawan, orientasi kita dalam melakukan sesuatu juga erat hubungannya dengan rasa kecewa yang mungkin hadir ketika hasil yang kita capai tidak sesuai rencana. Seseorang yang bekerja dengan gairah yang tinggi untuk mendapatkan penghargaan dalam bentuk uang yang banyak, misalnya, akhirnya bisa kecewa karena ternyata dia tidak mampu menghasilkan uang sebanyak yang dia impikan itu. Mungkin dia bekerja untuk angka-angka itu. Tetapi dia lupa memaksimalkan usaha dan menikmati hidupnya di dalam mengejar angka-angka itu. Baginya angka-angka itu adalah kebahagiaan dan ternyata angka-angka itu telah mengkhianatinya. Padahal dia bisa saja mengapresiasi hal-hal yang tidak berwujud uang tetapi lebih berharga seperti peluang untuk bertemu orang-orang, peluang untuk diperhatikan, peluang untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik, peluang untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.
- Jangan lupa bahagia. Dalam apapun yang kita rencanakan, upayakan, selayaknya kita menetapkan kebahagiaan hati kita dan orang-orang yang kita sayangi sebagai prioritas. Kebahagiaan bukanlah anugerah, kesedihan juga bukan hukuman. Kebahagiaan atau kesedihan adalah keputusan yang bisa kita buat sendiri, bahkan sejak kita bangun di pagi hari.
Kesimpulan
Dengan dorongan dan upaya yang tepat, kita bisa mengendalikan perasaan kita. Kita tidak bisa menolak hal-hal buruk untuk terjadi, tapi pasti bisa menghadapinya dengan gelagat yang positif dan tidak merugikan kita dan lingkungan kita.
Penutup
Demikianlah, sekedar motivasi hari ini. Semoga ini bisa membantu. Dan silahkan berkomentar. Saya hargai koreksi dan masukan teman-teman.
share ke twitter https://twitter.com/rayfasteem/status/1356809780652765186
Nah, hal sepele yang menjadi halangan untuk meraih sebuah harapan itu yang membuat kecewanya cukup tinggi. Karena alasannya terlalu mengada-ada sehingga timbul prasangka yang tidak baik terhadap itikadnya. 😁
Asli bercelaru pikiran kita. Misalnya Pak Mayor @el-nailul telah begadang hampir selama dua bulan, telat tidur dan direpetin Mak Sinyak karena setiap malam sibuk memikirkan program development komunitas itu, nah pas mau dieksekusi, ternyata akunnya dihack orang, ini misalnya lho ya. Kebayang enggak sih perasaan bagaimana yang menyelimuti hati Pak Mayor, dan kita semua? Aku nggak. 🙄
Aku udah pake sleeping bag, jadi gak usah pake selimut lagi Jendral @aneukpineung78. Wkakakkaakaka
ini contohnya kok pak Mayor @el-nailul bang..😁😁😁🤦
Kalau @steemadi jelas ngga cocok dijadikan contoh. Apalagi @siipank. 🙄
Wkwkwkwkwk,,,
Btw mayor lagi bahagia udah punya dedek lagi 💗💗
Haha.. kena lagi dah ane 😅😅
Hahaha. 😅 Ayo donk nulis sesuatu di Motivation Story.
@anroja, terkadang susah juga untuk selalu berprasangka baik
Pokoknya Steem On Motisto, kalau kata Pak Ketua @steemadi. 😁😁😁😅
Cara gampangnya, gosok gigi gak usah mandi, langsung nongkrong ngopi sambil dekatin dek sari si pengantar kopi, Uhuyyyy
Biar orang" pada bubar yaa wkwkwk
Bèk neupatéh. 🤭🤭🤭
Kasian dek sari, hehehe